Hari ini berakhir dengan wang yibo tak mendapatkan hasil apa apa. Ditolak, bahkan bisa jadi zhan kian jauh untuk di gapai karena ia keceplosan sudah memiliki kekasih.
Benar juga apa kata pemuda manis itu. Pasti zhan bisa di cap sebagai perebut milik orang.walau yibo yang memaksa, tapi pasti mulut Yanzi tidak sehalus kulit perawatan yang tiap bulan ia biayai.
Untung saja sore harinya yibo ada agenda. Jadi, dia meninggalkan zhan tanpa memaksa lagi.
Selama satu minggu tidak menunjukkan diri dihadapan sosok itu juga. Wang yibo membuat hari zhan tenang seperti yang di minta.
Namun tidak seperti dirinya yang tetap gusar. Panggilan dan pesan masuk dari Yanzi sampai ia abaikan terus. Terakhir kali ia meminta sang kekasih untuk putus, tapi di tolak, dan kini diteror dengan rentetan pesan juga telfon. Pasti meminta untuk bertemu.
Pusing rasanya, wang yibo tidak bisa meraih zhan jika masih memiliki kekasih. Sekretaris kembarannya itu terlalu kolot.
Wajah kusutnya terbawa hingga pulang ke mansion. Biasanya dia kembali ke Apartemen, tapi entah kenapa hari ini kakinya mengiginkan untuk pulang kekediaman orang tuannya.Kehadiran wang yibo langsung mencuri perhatian dua orang yang kini duduk di ruang tamu.
"Woooiii...anak orang?"ucap seseorang melemparkan sebuah kacang pada kepala wang yibo.Merasakan ada sebuah kacang terlempar mengenai kepalanya, wang yibo menoleh ke manusia yang baru saja berteriak memanggilnya. Ternyata ada Ayah dan pamannya disana.
"Kenapa?" Saut wang yibo lemas. Ia bergerak mendekat ke sofa dan menghempaskan tubuhnya ketempat yang kosong.
"Wajahmu jelek sekali. Kalah tender?" Tebak Jingyu dan menyodorkan gelas yang berisi wine, bekasnya minum.
"Bukan" ujar yibo menerima gelas itu masa bodoh mau bekas apa langsung ia teguk perlahan.
"Lalu?" Ujar Jingyu sambil mengisi kembali gelas yang sudah kosong itu.
"Ini tantang cinta dan kerumitannya" keluh wang yibo mendorong tubuh hingga punggung dan kepalanya bersandar di sofa.
"Sini cerita" bujuk Yangyang sebab jarang jarang anaknya terlihat menyedihkan karna masalah percintaan.Ada hembusan napas sangat kasar. Entah wang yibo tepat atau tidak jika menceritakan pada dua orang yang telah masuk usia paruh baya. Apalagi kelakuan Daddy dan pamannya terkadang diluar nalar, ia sedikit ragu kalau mereka bisa membantu mencari jalan keluar.
"Kau tidak percaya pada kami?" Tebak Jingyu karena sejak tadi keponakannya hanya melirik tanpa mengucapkan sepatah katapun.
"Begitulah" singkat yibo menyentakkan kedua alisnya keatas.Yangyang dan Jingyu bersamaan berpindah duduk, keduannya menghimpit wang yibo kekanan dan kiri.
"Kami ini pejuang cinta sejati, jangan kau remehkan kemampuan tentang memikat seseorang" ucap mereka serempak seraya menepuk dada. Wang yibo menggaruk tengkuk. Berfikir sedikit lalu menceritakan kejadian sebenarnya."Aku baru saja meniduri pemuda manis" ujar wang yibo
"Kekasihmu?" Sahut Yangyang.
"Bukan, sekretaris Fanxing" ucap yibo sambil melirik kedua pria disampingnya, melihat keterkejutan di wajah mereka.
"Ohhhhh...terus? Di mana letak masalahnya? Kau tidak suka dia? Dan tidak mau bertanggung jawab begitu?" Tebak Jingyu .
"Bukan juga. Justru sebaliknya" ujar yibo menegakkan posisi duduknya lalu melanjutkan.
"Xiao zhan tidak mau ku nikahi. Padahal sudah ku bujuk bujuk sampai setengah mati" tambah yibo
"Baru setengah, sampai matilah" cerocos Jingyu yang bibirnya memang terbiasa asal bicara."Sembarangan kau, nanti berkurang satu anakku" ujar Yangyang menoyor kepala saudaranya.
"Canda, baru begitu sudah darah tinggi" cibir Jingyu sambil merangkul dan menepuk pundak ponakannya.
"Perihal mengejar dan mendapatkan cinta seorang uke, aku dan Ayah mu sudah berpengalaman" ujar Jingyu bangga.
"Hmm meski butuh waktu yang lumayan lama juga" ujar Yangyang menyetujui, ya memang begitu karna mereka berdua mendapatkan cintanya sampai berjuang mati matian hingga darah penghabisan hahahah.
"Baiklah, coba berikan aku saran" singkat yibo
"Nah metode kita berbeda saat itu, kalau aku ku pepet terus, tidak dapat dapat trus ku ulur sebentar lalu tinggal jauhi dan buat dia merasakan kehilangan keberadaanku. Ya lama lama luluh juga"ucap Jingyu dengan wajah songong."Ayah saat mendapatkan mommy mu justru sebaliknya. Kupepet terus sampai dapat, tidak pernah meninggalkan sedikitpun, justru akan selalu ada di sampingnya dalam kondisi apapun. Membuktikan bahwa keinginanku untuk hidup bersamanya adalah nyata dan bukan bualan semata" imbuh Yangyang.
Bukannya mendapatkan jalan keluar yang bagus. Wang yibo menjadi menemukan tiga cabang sekaligus. Dua pria yang katanya bisa membantu, rupanya malah membuat ia semakin pusing.
"Jadi, sebenarnya jalan mana yang harus ku tempuh? Mengikuti cara Ayah atau paman?" Seru wang yibo.
