Obrolan ketiga pria itu terputus karna sudah waktunya makan malam. Jingyu meminta izin pada istrinya untuk pulang terlambat karna seru juga berbincang dengan ponakannya yang sedang banyak pikiran.
Wang yibo berusaha untuk tidak memperlihatkan wajah menyedihkan di depan mommy nya, supaya tidak mencuri perhatian. Ia tidak ingin menambah beban pada sosok yang kini dalam masa penyembuhan.
"Bagaimana pekerjaan mu bo?" Tanya Yuan, mau ditutupi bagaimanapun namanya juga seorang ibu, dia dapat melihat guratan pusing milik anaknya.
"Ohh...haha...lancar bu" jawab yibo tersenyum meyakinkan.
"Yakin?" Tanya Yuan
"Yaa, Baru menang tender di proyek Gusu. Nominalnya besar" jelas yibo
"Lalu apa percintaanmu lancar?" Tanya Yuan lagi membuat tangan yibo berhenti menyendok, merasa di introgasi karna mungkin wajahnya kurang meyakinkan.
"Mommy tenang saja, putramu yang tampan ini tidak punya masalah apapun" ujar yibo membuat ayah dan pamannya menahan tawa.Wang yibo melirik dua manusia disempingnya, memang dasar bapak bapak tidak bisa di ajak kerja sama.
"Kalian kenapa? Tersedak? Ini minum dulu airnya" ujar Yuan yang perhatiannya teralihkan pada suami dan iparnya."Tersendak tawon" ketus yibo asal, kesal sekali jika bercerita dengan dua manusia itu, menyesal! Tapi ketagihan untuk mengungkapkan segala keluh kesahnya.
Selepas makan malam, mommy nya kembali ke kamar untuk ber istirahat. Wang yibo menghabiskan waktu untuk duduk di taman belakang dengan menikmati secangkir kopi dan sebatang rokok. Sendirian, melihat bintang di angkasa yang sulit di gapai sama seperti xiao zhan.Ahh, lagi lagi pemuda manis itu yang ada di pikirannya, sangat sulit bagi wang yibo untuk tidak mengingat pemuda itu, yaa walau ketus tapi sangat mempesona.
"Banyak pikiran kau ini. Padahal masalahmu sangat mudah untuk di selesaikan" ujar Jingyu tiba tiba bergabung dengan ponakannya dan merebut rokok wang yibo. Bukan untuk di sesap, melainkan di buang kebawah lalu di injak.
"Ck, gampang kepalamu! Ini lebih memusingkan dari pada menghadapi klien" ketus yibo.
"Kau saja yang membuatnya pusing! Xiao zhan kan tidak menuntut apapun padamu. Padahal dia yang di rugikan. Lantas kenapa kau masih saja berpikir sampai wajahmu kusut seperti itu?" Ujar Jingyu menunjuk muka ponakannya yang berantakan, rambunya yang acak acakan menandakan betapa frustasinya anak ini."Kau lanjutkan saja hidup mu bersama Yanzi, beres kan?" Tambah Yangyang ikut nimbrung setelah menemani istrinya sampai tidur.
"Kalian ini tidak tau apa yang kurasakan!" Keluh yibo sambil memijit pangkal hidungnya.
"Memangnya apa yang kau rasakan?" Tanya yangyang dan jingyu bersamaan.Wang yibo menggerakan jarinya agar ayah dan pamannya mendekat.
"Ini bukan sekedar rasa bersalah. Tapi, aku juga.....ketagihan" bisik yibo santai dan mendapatkan dua toyoran di keningnya."Sial! Kupikir alasan apa sampai kau pusing begitu. Ternyata sudah keenakan dengan Hole sempit" sahut Jingyu geleng geleng.
"Ya... begitulah. Maka dari itu aku ingin bersama zhan selamanya. Dari pada dengan Yanzi tapi pikiranku tidak bersamanya, kan kasian dia kan?" Ujar wang yibo meringis.
"Yaaaa yaaa aku setuju" ujar Jingyu dan Yangyang ngangguk.Layar ponsel berukuran enam koma tujuh inch yang ada di atas meja menyala, menampilkan nama yanzi. Wang yibo hanya melirik tanpa mau mengangkatnya.
"Kenapa kau tidak mengangkatnya?" Ujar Jingyu gemas karna nada dering ponsel tersebut sangat berisik.
"Malas, pasti dia tidak mau ku putuskan. Kemarin sudah ku coba untuk membicarakannya baik baik tapi dia tidak setuju" jelas yibo.
"Angkatlah, kau harus benar benar menyelesaikan urusanmu dengan yanzi. Baru bisa mendekati xiao zhan, kalau kau seperti ini terus maka tidak akan ada jalan keluarnya dan masalahmu tidak akan pernah selesai" ujar Yangyang tanpa persetujuan ananknya sudah menyentuh logo bulat berwarna hijau itu.