"Alhamdulillah selesai" ucap seorang gadis yang sedari tadi menunggu pengajian selesai, ia tidak mungkin akan kesini dan mengikuti pengajian jika bukan Bundanya yang mengajaknya.
"Kay, kamu duluan aja pulangnya ya. Bunda mau mampir ke rumah temen bunda dulu sebentar, hati-hati di jalan udah malem" pesan Mira, Bunda Kay.
Kay menghela nafas, ia mengangguk mengiyakan kemudian kakinya berjalan santai menuju rumahnya yang lumayan dekat tapi masih membutuhkan waktu. Kay bersenandung kecil sambil melihat ke tanah, menendang kerikil sampai ia tak sadar dengan jalan dan bruk!
"Aduh!" Kay memegang bokongnya yang sakit akibat terbentur tanah, Kay mendongak menatap seorang lelaki yang sudah ia tabrak.
"Bantuin kek! Diem aja lo" sungut Kay mengulurkan tangannya agar laki-laki di hadapannya ini membantunya berdiri.
"Maaf, bukan muhrim" balasnya. Kay berdecak sambil menarik tangannya kembali lalu segera berdiri sambil bergumam, "Udah ketabrak juga, kan bersentuhan".
Matanya membulat dan tangannya berkacak pinggang melihat sandalnya yang putus sebelah.
"Kan gara-gara lo sendal gue putus!" marah Kay. Bibirnya mengerucut ke bawah, sandal kesayangannya putus. Kay kembali duduk di tanah melihat-lihat kondisi sendalnya, "Bunda, sendal Kay putus" gumamnya. laki-laki itu mengamati sikap Kay, diam-diam ia tersenyum kecil kemudian berjongkok di depan gadis itu.
"Berdiri, kamu bisa pakai sandal saya" laki-laki itu melepaskan sendalnya kemudian menaruhnya tepat di depan kaki gadis itu.
Kay melirik sendal yang di berikan, ia berdiri dan memakainya. Terdiam sejenak, Kay mengangguk-anggukan kepalanya pelan. "Sedikit kebesaran tapi lumayan buat pulang, yaudah makasih bye!" Kay meninggalkan laki-laki itu.
"Kay? Saya harap kita bertemu lagi"
TBC.
gimana nih?
Baru prolog sih,
VOTE KOMEN YA GUYS!
KAMU SEDANG MEMBACA
Kay untuk Azzam
General Fiction"Pulang, atau saya nikahin kamu sekarang juga." _Azzam ﹏ 。﹏ Azzam Afkara Syabil, laki-laki tampan berstatus sebagai Gus di sebuah pesantren ternama. Berawal dari pertemuan pertama dengan seorang gadis cantik di masjid, pertemuan pertama itu membuat...