2.

6.4K 203 0
                                    

Kay terdiam, ia mengenali suara itu. Kay berbalik, ia tersenyum kikuk melihat ayahnya yang sudah menatap garang dirinya. Gadis itu sudah tertangkap basah sekarang, Kay menyalimi punggung tangan ayahnya. 

"Masuk!" tegas Bilal, Kay sedikit kaget dan langsung menuruti perkataan sang Ayah.

"Assalamualaikum Ayah" Bilal sedikit terkejut karena ketika laki-laki itu membuka helmnya kemudian menyalimi tangannya, Bilal mengenali wajah ini.

"W-waalaikumusalam" jawab Bilal.

"Azzam langsung pulang ya yah, Kay udah sampai dengan selamat" Azzam menampilkan senyum manisnya kemudian berlalu pergi dari sana.

....

"Ayah, Kay gamau masuk pesantren lagi" rengek Kay memeluk tangan Bilal manja.

"Keputusan ayah sudah bulat, itu hukuman kamu karena sudah berani bohongin ayah" balas Bilal, Kay mengerucutkan bibir bawahnya.

"Gak lagi kok, Kay janji" tawar Kay mengacungkan jari kelingkingnya.

"Kay, kamu anak Ayah satu-satunya. Semua yang Ayah sama Bunda lakukan hanya untuk kebaikanmu sendiri" lembut Bilal. Kay menundukkan kepalanya, ia hanya mendengarkan perkataan sang Ayah. Ini juga kesalahannya karena sudah berbohong, Mira yang ada di sana juga hanya diam. Biarkan suaminya yang berbicara.

"Tapi Ayah" Kay membuat wajahnya semelas mungkin, agar sang Ayah bisa luluh. 

"Tidak ada tapi-tapian, Ayah juga ada hal penting yang ingin Ayah sama Bunda sampaikan" Kay memilih diam, ia menghela nafasnya pasrah.

"Pergi ke musholla sama Bunda, setelah shalat Maghrib Ayah ingin berbicara" perintah Bilal, pria itu beranjak dan akan pergi juga shalat ke Masjid.

"Ayo Kay" Mira mengambil mukenanya dan untuk Kay. Anak gadisnya ini memang lambat jika diajak ke musholla.

"Kay!!!" teriakan Mira dari luar memecahkan lamunan gadis itu, ia segera mengikuti Sang Bunda.

Sesampainya di musholla, di dalamnya sudah banyak santriwati dari pesantren Al-annur, pesantren itu berdiri tepat di depan musholla. Kay yang lambat kini tidak kebagian saf di dekat Bundanya, ia mendengus, terpaksa ia mengambil saf dimana banyak santriwati yang mengisi.

"Ustadz Reyhan kan lagi gaada, siapa yang bakal jadi imam ya" percakapan itu berasal dari santriwati samping Kay, ia hanya ikut mendengarkan.

"Iya ya, gimana mau shalat. Bapak-bapak juga kok gaada yang mau sih" gumam Kay, padahal ada santri juga kenapa tidak digantikan oleh mereka, pikir Kay.

"Eeh, masih bisa ikut kan?" perempuan yang masih basah oleh air wudhu. Duduk tepat di samping Kay yang masih ada lowongan untuk masuk.

"Duh, masjid sebelah udah adzan nih" celetuk seorang santriwati. Gadis yang baru masuk tadi menoleh, "Udah ada yang gantiin ustadz Reyhan kok" jawabnya. Ia belum tahu betul lingkungan disini tapi daritadi ia mendengar percakapan orang-orang disekitarnya.

"Siapa yang gantiin?" tanya Kay penasaran.

"Aku kurang tau, cuma denger dari orang" jawab gadis itu tersenyum.

"Ohh"

Allahuakbar Allahuakbar

Semua orang yang ada di dalam musholla mendengarkan adzan merdu yang tidak tau suara siapa, Kay pun dibuat kagum dengan suara indah lantunan Adzan.

Kay untuk Azzam Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang