"Maaf" lirih Azzam, Kay mengalihkan pandangannya ke arah lain.
"Kembali ke Jakarta bersama saya" ucap Azzam tatapan memohon.
"Tidak!" tegas Kay kembali menatap laki-laki itu.
"Saya tidak akan kembali bersamamu kecuali kembali ke Ayah dan Bunda" lanjut Kay tegas, Azzam menggelengkan kepalanya.
"Jangan egois Kay"
"Egois!? Bukankah Anda yang egois Gus Azzam" tekan Kay menatap laki-laki itu nyalang. Azzam terkejut karena Kay tiba-tiba saja meninggikan suaranya, Azzam sadar telah mengundang amarah perempuan itu.
"Empat bulan yang lalu? Kamu bilang mau menyelesaikan pendidikan, tapi dua bulan kemudian kamu sama sekali tidak memberi kabar padaku. Aku menunggu kedatangan mu tapi apa yang aku dapat? Dua bulan aku menunggu malah mendapat kabar kalau kamu ingin menikah lagi" ucap Kay lirih.
"Mana janji mu?" lanjut Kay dengan mata yang berkaca-kaca.
"Kay " Azzam memeluk erat tubuh istrinya, namun Kay memberontak untuk dilepaskan.
"Jangan sentuh aku! Pergilah dengan perempuan itu!" teriak Kay memukuli dada Azzam dengan keras. Tapi Azzam tak ingin melepaskannya.
"Kay"
Perempuan itu melihat objek di depannya dan menangis keras, Ayah Bilal mendekat. Tadi pagi Azzam mengubungi dirinya jika sudah menemukan putrinya dan saat itulah Bilal langsung berangkat ke Bandung bersama Fathian.
"Pergi!!" Kay terus memberontak menyuruh Azzam pergi tapi suaminya itu tidak akan pernah melepaskan dirinya.
"Kay, ini Ayah sayang" Bilal melepaskan Azzam dari putrinya dan mencoba untuk menenangkan, Kay seperti sudah kehilangan akal dan terus memberontak.
"Ya Allah nak" lirih Bilal membawa Kay ke dalam pelukannya, "Ayah.. " gumam Kay menangis di dekapan sang Ayah. Azzam tercekat melihat keadaan Kay sekarang, ini semua salahnya karena telah mengingkari janji untuk tidak mempoligami Kay.
"Usir dia Ayah! Kay benci padanya.." sendu Kay memeluk erat tubuh Ayah nya.
"Ayah.. Gus Azzam jahat sama Kay" racau perempuan itu menumpahkan air matanya. "Tenang nak, Ayah disini" balas Bilal menenangkan putrinya sampai tidak memberontak lagi, Bilal takut akan mempengaruhi calon cucunya.
"Mas"
Ketiganya menoleh, Ning Dian berada disana dan berjalan mendekat ke arah Azzam.
"Abi suruh kita pulang ke Jakarta" ujar Ning Dian.
"Saya tidak akan pulang jika Kay tidak ikut bersama saya" balas Azzam.
"Tapi--
"Diam!" sentak Azzam memotong ucapan Ning Dian.
"Ayah, usir mereka dari sini." Kay menatap ayahnya memohon.
"Azzam, suruh perempuan itu keluar" perintah Bilal, ia akan menyatukan putrinya dan Azzam dan akan menyingkirkan wanita yang sudah menghancurkan hidup anaknya.
"Kau dengar, keluar" titah Azzam menunjuk pintu menggunakan telunjuknya. Terpaksa Ning Dian keluar dari sana, akhirnya setelah beberapa saat Kay kembali tenang.
"Ayah, biarkan Kay kembali ke Jakarta bersama Azzam" pinta laki-laki itu setelah hening cukup lama, Bilal menatap anaknya.
"Semua terserah Kay" balas Bilal mengelus kepala putrinya.
"Baik, tapi ada syaratnya" balas Kay menatap suaminya yang kini tersenyum ke arahnya. "Ceraikan Ning Dian" sambung Kay, seketika senyum Azzam luntur.
"Allah benci perceraian Kay" sahut Azzam.
KAMU SEDANG MEMBACA
Kay untuk Azzam
General Fiction"Pulang, atau saya nikahin kamu sekarang juga." _Azzam ﹏ 。﹏ Azzam Afkara Syabil, laki-laki tampan berstatus sebagai Gus di sebuah pesantren ternama. Berawal dari pertemuan pertama dengan seorang gadis cantik di masjid, pertemuan pertama itu membuat...