"Alhamdulillah, pernikahan anak kita lancar Umi" syukur Abi Hanan menatap ke arah anak dan menantunya, kini Kay dan Azzam sudah sah menjadi suami istri. Keduanya masih sibuk di acara resepsi menunggu sampai para tamu pulang.
"Kamu capek?" tanya Azzam, tiba-tiba tangannya tergerak untuk menggenggam jari jemari Kay. Perempuan itu menggeleng pelan. "Kalo capek bilang sama saya" ucap Azzam, Kay hanya mengangguk mengiyakan.
Dan sekarang, acara sudah selesai. Para tamu sudah pulang, Azzam langsung mengajak Kay untuk istirahat ke kamarnya. Istrinya itu sepertinya kelelahan sampai enggan untuk menjawab bahkan berbicara, "Mandi dan ambil air wudhu, kita shalat Maghrib" perintah Azzam.
"Iya" sahut Kay apa adanya, ia pergi ke kamar mandi untuk membersihkan diri. Air yang segar membuatnya kembali bertenaga, Kay mengambil wudhu namun saat ia sudah selesai Kay baru sadar ia tidak membawa handuk bahkan baju ganti.
"Aduh, Kay harus gimana" gumamnya resah, Kay mondar-mandir di depan pintu kamar mandi.
Tok tok tok
Kay sedikit terkejut, mendengar Azzam mengetuk pintu dan memanggil namanya. "Kay? Kenapa lama sekali, kamu tidak apa-apa kan?" suara Azzam terdengar tepat di depan pintu.
"S-sebentar" Kay memberanikan diri untuk membuka sedikit pintu kamar mandi dan mengeluarkan kepalanya saja dari balik pintu, "Kenap--
"BUNDA!!!!!"
Teriak Kay, pintu kamar mandi tertutup dengan kencang. Azzam tidak tahu jika Kay tidak memakai handuk ia tak sengaja mendorong pintu kamar mandi dan hampir melihat sebagian tubuh Kay atau bahkan sudah melihat.
"Sebentar, saya ambilkan handuk" Azzam segera memberikan handuknya dan duduk di ujung kasur, laki-laki itu mengusap wajahnya. Jantungnya berdegup lebih kencang dari sebelumnya. Sementara Kay, gadis itu merasa malu setengah mati. Tubuhnya sudah dilihat Azzam, meskipun status mereka sudah suami istri namun Kay belum siap memberikan hak Azzam.
Kay keluar dengan perasaan malu, Azzam yang melihat seketika berdiri. "Saya keluar dulu, kamu bisa pakai baju" Azzam langsung keluar dari kamar, tak mau berlama-lama Kay memakai bajunya dan langsung memakai mukena. Kay membuka pintu kamarnya, terlihat Azzam yang berdiri membelakangi pintu.
"Emm, aku sudah selesai" ucap Kay, Azzam menoleh kemudian tersenyum. Laki-laki itu menyusul Kay ke dalam, sebelumnya Azzam mengambil wudhu lalu keduanya melaksanakan sholat Maghrib berjamaah. Untuk pertama bagi keduanya, imam untuk istri dan makmum untuk suami.
"Assalamualaikum warahmatullah"
Salam Azzam pada akhir rakaat diikuti oleh Kay, mereka berdoa sebentar kemudian Kay menerima uluran tangan Azzam untuk ia cium tangan suaminya. Azzam meletakkan sebelah tangannya pada kepala Kay dan membacakan sebuah doa, sementara Kay hanya diam saja, Azzam mencium puncak kepala Kay saat ia sudah selesai membacakan doa.
"Yang tadi"
Reflek Kay melepaskan tangannya dari genggaman tangan Azzam mengingat kejadian tadi. Jujur ia masih malu mengingatnya, "Jangan ingetin saya lagi Gus, saya malu" cicit Kay menundukkan kepalanya sambil memainkan jari-jarinya. Azzam terkekeh pelan.
"Baiklah, saya juga minta maaf. Saya tidak sengaja" Azzam kembali meraih tangan Kay untuk ia genggam, laki-laki itu sangat nyaman saat tangan lembut istrinya menyentuh permukaan kulit telapak tangannya.
"Apa Gus melihat?" gumam Kay.
"Sedikit"
Pipi Kay memerah mendengar jawaban itu, ia menundukkan kepalanya agar pipinya tidak terlihat oleh Azzam. "Saya tau kamu malu" goda Azzam, Kay mengulum senyumnya. Ia menutup wajahnya menggunakan sebelah tangannya, Azzam tertawa gemas melihat tingkah Kay.
KAMU SEDANG MEMBACA
Kay untuk Azzam
General Fiction"Pulang, atau saya nikahin kamu sekarang juga." _Azzam ﹏ 。﹏ Azzam Afkara Syabil, laki-laki tampan berstatus sebagai Gus di sebuah pesantren ternama. Berawal dari pertemuan pertama dengan seorang gadis cantik di masjid, pertemuan pertama itu membuat...