20.

4.1K 95 0
                                    

Mendapatkan kontrakan dengan majikan baik Kay yang bersusah-payah mencari pekerjaan dan ketika hari ketiga ia menempati kontrakan Kay mendapat pekerjaan di sebuah coffee shop, hari ini sudah hari keempat Kay bekerja dan tidak ada suatu halangan apapun.

Kay hanya bertugas membuat kopi dan satu orang lagi yaitu sang pemilik tempat inilah yang bertugas mengantarkan pesanannya, lagi-lagi Kay beruntung menemukan orang baik. Awalnya Kay ragu untuk menerima pekerjaan ini karena pemilik coffee shop ini adalah laki-laki, namun Kay salah mengira jika laki-laki itu punya niat jahat.

Nyatanya ketika Kay menceritakan kondisi dirinya sekarang ini, laki-laki bernama Farel itu sangat menjaga dirinya agar tidak kelelahan. Cowok muda yang ternyata lebih tua satu tahun dari dirinya, laki-laki itu tidak bekerja di hari Jum'at dan akan digantikan oleh orang lain.

"Coffee spesial untuk mu" secangkir coffee yang dibuat oleh Farel sendiri ia letakkan di meja tempat Kay duduk Sekarang, laki-laki itu melihat Kay yang sepertinya lelah dan berinisiatif untuk membuatkan coffee.

"Terimakasih" balas Kay tersenyum tipis, Farel juga membalas dengan senyuman manisnya. Yang Kay sukai dari laki-laki itu adalah senyuman manis yang selalu ditampilkan juga mood yang baik kapan saja, melihat beberapa pelanggan yang datang Farel sendiri yang melayani karena ingin membiarkan Kay beristirahat sebentar.

"Biar aku saja" ucap Kay yang ingin mengambil alih coffee yang sedang dibuat oleh Farel.

"Tidak, kau istirahat saja. Nanti keponakan ku kelelahan" sergah Farel terkekeh, Kay dibuat tersenyum mendengarnya. Selain punya senyuman manis, laki-laki ini juga begitu perhatian. Farel menganggap anak yang Kay kandung adalah keponakannya, Kay juga tidak mempersalahkan.

"Setelah pelanggan pergi aku ingin mengajakmu ke Indomaret untuk membeli bahan-bahan coffee, kau juga bisa berbelanja" ujar Farel ketika melewati Kay untuk mengantarkan pesanan. Kay terdiam sejenak, pikirannya langsung tertuju pada kebutuhannya sehari-hari. Selama beberapa hari terakhir Kay hanya membeli roti untuk mengisi perut karena belum punya uang yang cukup untuk belanja.

"Tenang saja, aku yang akan membayarnya" tukas Farel yang sepertinya tau dengan isi pikiran wanita di hadapannya ini, Kay pun sedikit kaget karena tiba-tiba saja Farel sudah berada di depannya.

"Apa kau peramal?"

"Bukan, aku calon suami mu"

Farel tertawa setelah mengatakan itu, Kay cemberut melihatnya. Farel mengelus kepala Kay gemas, keduanya sudah cukup akrab meskipun baru beberapa hari mengenal. "Aku juga akan membelikan mu susu ibu hamil, biar tidak mual seperti tadi pagi" kata Farel mengingat Kay yang sangat mual tadi pagi.

"Tidak perlu, aku tidak apa-apa" balas Kay, ia hanya tidak ingin merepotkan Farel lebih banyak lagi.

"Hei, jangan sungkan. Sudah kubilang anggap saja kita sudah mengenal dan berteman beberapa tahun" ucap Farel, dirinya tak suka melihat Kay yang masih sering canggung dan tak enakan.

"Baiklah, terserah kau saja" pasrah Kay menyandarkan punggungnya ke kursi, tangannya tergerak untuk mengusap perutnya beberapa kali. Farel hanya tersenyum melihatnya, ingin rasanya ia ikut memegang perut bulat itu tapi Farel takut Kay akan risih dengannya.

"Bagaimana rasanya hamil?" tanya Farel tiba-tiba, Kay memutar bola matanya malas. Ada-ada saja ide laki-laki itu untuk berbicara, "Begitulah" balas Kay.

"Apa rasanya ada yang mengganjal di perut mu? Dan juga kenapa perut ibu hamil bisa membesar padahal dulunya kecil" tanya Farel beruntun, membuat Kay memutar otak untuk menjawab apa.

"Aku tidak tau! Berhenti bertanya hal yang diluar pemikiran" jawab Kay tak mau pusing, Farel cengengesan saja menanggapi.

"Nah, udah sepi ayo ke Indomaret" seru Farel melihat keadaan sekeliling yang sudah sepi, Kay hanya mengangguk kemudian keduanya menaiki mobil milik Farel menuju Indomaret besar yang gedungnya hampir menyamai mall padahal itu adalah Indomaret.

Sesampainya disana, Farel dan Kay berpencar mencari bahan-bahan yang dibutuhkan. Kay menyusuri rak yang berisi aneka macam kopi, Kay mengambil kopi yang biasa mereka gunakan. Perempuan itu beralih pada rak bagian susu, ia mengambil susu serbuk yang biasa digunakan juga.

Kay mencari-cari rak yang berisi gula aren tapi tidak ketemu, pasti nanti terpaksa Farel yang akan membelinya di pasar. Serasa sudah mengambil semuanya Kay memilih untuk berkeliling sebentar walaupun tidak membeli, disana berjejer susu ibu hamil berbagai macam merek maupun rasa yang berbeda.

Kay berhenti dan mendekat pada rak susu, mengambil sekotak susu ibu hamil rasa coklat yang hanya tersisa satu membuat celah rak yang kosong langsung tertuju pada ruangan Indomaret yang luas. Kay tersenyum tipis, "Lain kali kalo Bubun udah punya uang, Bubun beliin susu ini buat Bibun" gumam Kay mengelus perutnya lembut, ada rasa sedih karena ia berjuang sendiri untuk perkembangan bayinya sedangkan Azzam sudah menikah dengan wanita lain. Pikir Kay.

Kay ingin menempatkan kotak susu tadi ke tempatnya namun gerakan Kay terhenti melihat seseorang di seberang rak dari celah-celah yang kosong, nafasnya terasa tercekat saat orang itu menghadap ke arah nya membuat wajah itu terlihat jelas.

Buru-buru Kay menaruhnya dan mencari keberadaan Farel, keringat dingin keluar dari tubuhnya. Tak lama sosok Farel keluar dari bagian rak yang berisi aneka susu, laki-laki itu mendekat ke arah Kay dan keduanya berjalan beriringan ke tempat kasir.

"Ada yang ingin kau beli? Aku yang traktir." kata Farel menawari.

"Tidak" balas Kay sedikit ragu, karena tadi ia melihat roti berbentuk buaya berisi cokelat di samping rak susu. Sekarang Kay menginginkannya tapi gengsi untuk memintanya pada Farel, "Yakin? Mumpung kita masih ada disini" tawar Farel sekali lagi, masih dengan gengsi Kay menggelengkan kepalanya.

"Yasudah, ayo pulang nanti kamu cape" sergah Farel membawa semua barang belanjaannya dibantu satpam Indomaret yang kebetulan ada disana, Kay masuk ke dalam mobil disusul dengan Farel. Mobil itu melaju menuju coffee shop, jam menunjukkan pukul tujuh malam.

Sampai disana Kay hanya bersantai karena, jam delapan waktu bekerjanya habis. Dan digantikan oleh orang lain, bisa dibilang coffee shop milik Farel ini adalah coffee shop 24 jam. Kay bekerja dari jam delapan pagi sampai delapan malam, total pegawai disana tidak banyak hanya empat orang termasuk Farel sendiri.

Kay melamun, pikirannya asik bergelut dengan hatinya. Dilihatnya Farel yang berjalan menuju ke arah nya sambil membawa segelas susu hangat untuk dirinya pastinya. "Ini, minumlah" beri Farel pada Kay, wanita itu menerimanya dengan senang hati lalu meminumnya sedikit demi sedikit.

"Farel?" panggil Kay saat ia sudah selesai meminum susunya. Farel mengangkat kedua alisnya seolah bertanya 'kenapa?

"Sekarang kita ada di daerah mana" tanya Kay, Farel terdiam sejenak. Beberapa hari terakhir Kay disini baru ini Kay menanyakan alamat, apa Kay akan pergi mencari rumahnya? Pikir Farel.

"Ini di Bandung, ada apa?" balas Farel, Kay mengangguk mengerti.

"Tidak ada apa-apa, aku hanya penasaran"

"Baiklah, kau bersantai saja sebentar lagi aku akan mengantar mu pulang" ujar Farel diangguki oleh Kay, laki-laki itu pergi ke dapur untuk menemui pegawai lain yang baru datang.

"Bandung? Sedangkan rumah ku di Jakarta. Apa sangat jauh?" gumam Kay bingung, selama ini ia tidak pernah keluar kota. Dirinya hanya berkeliaran di dalam kotanya sendiri.








TBC.

Jauh gak tuh guys Kay dibuang wkwk

See you next part!

Kay untuk Azzam Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang