Dream House [✓]

🐣47. Traitor!

Bisa jawab, kadang aku juga gitu, semua manusia deng🥺

Jangan lupa vote, komen, kan aku rajin up, kasih dong hadiah nya, ya voment aja sih🙈

Jangan bosen-bosen sama cerita aku ya...

Happy Reading 🍓🎀

.....

"Lika, Ano pulang duluan ya." Pamit Jeano pada Alika.

"Eh tunggu!" Alika menahan tangan Jeano.

"Kenapa, Lika?"

"Pulang bareng gue, aja."

"Boleh," Jeano mengangguk semangat. "Tapi Ano boleh pinjam hape, Lika?"

Alis Alika menukik. "Buat apa?"

"Ano mau telpon, Abang. Bilang ke Abang, kalo Ano pulang bareng Lika."

Alika mengangguk. "Nanti, gue ke Rumah lo dulu boleh kan?"

"Boleh."

Alika tersenyum senang, dengan cepat ia membereskan alat tulisnya.

"Mana nomornya?"

"Ini," Jeano memberikan secarik kertas pada Alika, yang sudah tertera nomor sang kakak.

"Bentar ya," Alika merogoh tas nya, guna mencari benda pipih itu.

Jeano yang menunggu Alika, mencari ponsel miliknya, namun tidak sengaja atensinya melihat Geo yang melewati kelasnya.

"Sasan," gumam Jeano.

Laki-laki itu berlari keluar kelas, melihat Geo yang sudah berjalan jauh dari nya.

"Ano, tunggu!" Alika berdecak sebal, ia mengikuti Jeano yang sudah keluar kelas.

Langkah Jeano begitu cepat, dengan laki-laki itu yang terus memanggil nama Geo.

"Ano, tunggu!" Akhirnya Alika bisa menahan Jeano.

"Lika, lepas! Sasan mau kemana itu?" Tunjuk Jeano pada Geo yang berjalan tergesa-gesa.

"Ada urusan kali," terka Alika.

"Tapi, wajahnya panik."

"Mungkin, harus cepat."

"Enggak, Ano harus ikutin Sasan." Jeano menyentak tangan Alika, lantas berlari mengikuti arah Geo melangkah.

"Ano, ANO MAU KEMANA?!"

Alika berdecak kesal, ia juga ikut panik saat wajah Jeano yang terlihat tidak santai.

"Mau kemana juga si, Geo."

***

Mahen berjalan di lorong koridor, seraya memainkan kunci mobilnya dengan memutar-mutar kan-nya.