Dream House [✓]

🐣15. Scary

Siapa yang mau jadi selir nya Jidar, soalnya lagi open nih... Jangan sampai ketinggalan ya🤭...

Halloweeee Wamoy ✨🐣 update lagi💃 jangan lupa tinggalkan jejak wahai Baginda... 🍓🎀

.

Happy 11k view, lopeyu sekebon buat kalian semua
💙💙💙

Happy Reading 💫🥀

.....

"Kamu yang bener aja, Ren! Kita baru pacaran dua hari yang lalu." Ujar Seorang gadis dari sebrang sana.

Naren terkekeh, "Emang kenapa kalo kita baru pacaran dua hari yang lalu?" Tanya Naren membuat gadis yang berada disebrang sana menggeram.

Haidar semakin mendekatkan telinganya pada ponsel Naren, yang menyambungkan seseorang yang tidak Haidar ketahui.

Naren mendorong pelan kepala Haidar, membuat sang empunya mendengus kesal.

"Aku nggak mau putus sama kamu, Naren."

Naren bisa membayangkan wajah memelas Hani saat ini. Seperti saat ia memutuskan hubungan keduanya setelah mengantar Hani pergi kesekolah.

Bisa dibayangkan bukan, bagaimana reaksi teman-teman Hani saat Naren memutuskan hubungan keduanya tepat disekolah gadis itu sendiri.

"Aku udah bilang tadi pagi, Sayang. Kita putus," jelas Naren membuat Haidar yang berada disamping laki-laki itu reflek memukul lengannya.

"Udah putus aja masih sayang-sayangan, lo." Suara Haidar membisik.

Naren langsung menutup wajah Haidar, seraya mendorongnya pelan. Haidar menepis tangan Naren dari wajahnya, "Bau terasi anjir," celetuk Haidar seraya mengelap asal wajah nya.

Naren hanya mengendikkan bahu nya acuh, menunggu Hani untuk kembali berbicara.

"Kamu sama siapa Naren? Kamu punya pacar baru lagi?" Cerca Hani.

Naren menoleh pada Haidar yang masih mencoba mendengar apa yang ia dan Hani bicarakan. Tangannya langsung merangkul bahu Haidar yang terlihat bingung.

"Lepas, nyet!" Haidar memberontak, namun Naren lebih erat merangkul bahu laki-laki itu.

"Aku lagi sama pacar baru aku."

Haidar melotot, sontak menoyor kepala Naren. Sang empunya hanya tertawa, menjulurkan lidahnya keluar masuk guna mengejek Haidar.

"Kamu jahat, Naren."

"Yes, I'm babe." Jawab Naren dengan seringaian.

"Udah putus aja masih bilang babe, babe. Dasar buaya lo, Naren." Hardik Hani sebelum memutuskan panggilannya.