Pencet tanda 🌟 nya dulu Wamoy 🐣
.
.
.Happy Reading 🍓✨
.
.
."WOI MANA YANG NAMANYA, GEO ANJING?" Teriak Rayyan saat baru saja memasuki kelas XII IPS2, kelas Geo.
Naren, Carel, Haidar dan Jeano sudah berada di belakang Rayyan. Takut laki-laki itu mengamuk dikelas orang, bahkan sekolah orang.
"Lepas," Rayyan terus berontak karena sahabat-sahabatnya yang terus memeganginya.
"Sekolah orang ini, njir." Bisik Haidar, yang tak di gubris Rayyan.
"GEO BANGSAT!" Rayyan masih saja berteriak.
Sampai empat orang memasuki kelas itu, seketika aura tidak mengenakkan mengguar dikelas tersebut.
Laki-laki tinggi dengan kaus kemeja putih sekolah yang kancingnya dibiarkan terbuka menampilkan kaus hitam, sempat menatap tajam Jeano dan beralih menatap laki-laki yang lebih pendek darinya itu.
"Gue Geo," ujar Geo tanpa takut.
Bugh
Benar saja, Rayyan langsung melayangkan tinju pada rahang tegas Geo. Sontak membuat yang berada disana terkejut, dan mulai banyak siswa siswi mengintip dari jendela karena penasaran.
Rasanya nyeri. Rayyan memang terlihat lemah, tetapi aslinya laki-laki itu jago bela diri.
"Udah Rayy, udah nonjok kan. Balik yuk," Naren mencoba menjauhkan Rayyan dengan Geo yang sempat sedikit menoleh karena pukulan Rayyan.
"Woi, lo__" Geo langsung menghentikan Hoshi saat laki-laki itu ingin membalas Rayyan.
"Tapi dia udh mukul lo, Ge." Ujar Derren tidak terima.
"Biar," ujar Geo singkat.
"Selamet lo. Kalo Geo gak ngehalangin gue, udah habis lo pendek." Hardik Kevin.
"Lo yang malahan habis sama gue," balas Rayyan. Laki-laki itu tanpa takut menatap nyalang keempat orang dihadapannya, mengintimidasi seolah ingin menguliti hidup-hidup oknum yang membuat Jeano luka.
"Bangsat, apa maksud lo ganggu adek gue hah?!" Geram Rayyan tidak terima.
Siapa yang terima jika salah satu adiknya diganggu, bahkan di bully hingga main fisik. Siapapun pasti akan marah, dan melakukan hal yang sama seperti apa yang Rayyan lakukan saat ini. Mahen? Laki-laki itu sudah dari subuh ke kampus karena kelasnya masuk pagi.
Rayyan sudah menganggap mereka seperti adiknya sendiri, dan Mahen seperti abangnya. Jadi, siapapun yang mengganggu mereka, itu sama saja mencari mati padanya.
"JAWAB ANJING!"
Bugh
Lagi, Rayyan kembali melayangkan pukulannya. Geo masih bergeming, seolah tidak ingin melawan.
"Jawab bangsat," kini Rayyan menarik kerah baju Geo. Walau nyatanya, laki-laki itu tetap harus mendanga untuk melihat wajah songong Geo.
"Kenapa? Lo mau jadi pahlawan Jeano?!" Ucapan Geo seperti meremehkannya, membuat Rayyan semakin panas.
Saat Rayyan ingin kembali memukul Geo, dengan cepat Naren dan Haidar memegang kedua tangan laki-laki itu.
"Lepas, bangsat." Protes Rayyan memberontak.
"Udah, Rayy. Aelah lo mah, nanti kena hukum." Haidar berusaha menghentikan Rayyan walau pun hasil nya nihil, Rayyan tetaplah Rayyan, si keras kepala yang tidak ingin menyerah begitu saja.
KAMU SEDANG MEMBACA
Dream House [✓]
Fanfic[SUDAH TERBIT + PART MASIH LENGKAP] ❥Buku hanya tersedia di TBO- ‼️BUKAN BXB‼️ Haidar Anataka, Menyewakan Rumah peninggalan orang tuanya. Niat Haidar hanya ingin menampung tiga orang saja, karena kamarnya hanya memiliki empat ruangan, dan kamar mil...