🐣19. Chased again

7.6K 699 76
                                    

Capa tadi yang liat Haechan Live

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Capa tadi yang liat Haechan Live.... Adbejwkwoqpqn cu banget, pen cubit pipi na😣

Aku mau tau dung, kalian tau cerita aku dari mana✨🐣

Happy happy kiyowo, jangan lupa voment😉🥀💫

Happy Reading 🍓🎀

......



"Anjing!"

Haidar mendelik tajam, saat Rayyan mengumpat kearah nya.

"Lo nge-anjingin gue?" Tanya Haidar sudah siap mengamuk.

"Diem ege," Rayyan memutar tubuh Haidar. "Liat?"

Seketika mereka bergeming, sampai suara gonggongan itu terdengar kuat, membuat mereka tersadar.

"Woi Anjing siapa itu?!" Rayyan sudah lebih dulu berlari, tidak ingin kalau sampai terkena gigitan hewan tersebut.

Mereka ikut berlari menghindari Hewan berbulu hitam pekat tersebut.

"Woi, apes banget sih kita."  Haidar sudah memelas.

Kenapa nasib mereka selalu seperti ini, ada saja. Minggu kemarin dikejar bapak-bapak, sekarang dikejar Anjing. Apakah wajah mereka ini seperti orang yang ingin selalu dikejar.

"Abang, Ano takut." Jeano berlari menenteng Layang-layang yang baru saja berhasil Jidar ambil dari atas pohon.

"Persetan sama itu Anjing, gue takut." Jidar melepas sandal nya, memegang sandal miliknya dan berlari cepat.

"Tunggu!" Seru Carel tak ingin tertinggal.

"Abang..." Jeano yang berada paling belakang, terus memanggil nama sang Kakak. Namun, karena Mahen juga sangat takut, alhasil panggilan Jeano seolah seperti angin lalu.

"Ano, lari Dek!" Panggil Mahen tak bisa menghentikan laju larinya.

Sampai mereka menemukan sebuah pohon yang sangat besar, setidak nya pohon itu bisa menampung bobot mereka.

"Naik, cepetan!" Titah Rayyan menaiki pohon besar tersebut.

"Gue dulu," serobot Haidar saat Mahen ingin naik.

Akhirnya Mahen mengalah, menaiki pohon itu setelah Haidar. Disusul Naren yang sudah berkeringat, juga kaus hitam yang laki-laki itu pakai sudah basah.

"Gue nggak bisa manjat," ujar Carel seraya mendanga guna melihat tinggi pohon itu.

Jidar sedikit membungkukkan tubuhnya, membuat Carel mengernyit bingung.

"Naik!" Titah Jidar masih dengan wajah tenangnya.

Dream House [✓]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang