Ruang Operasi
Senter kecil di kepala dokter Tharn selalu siap menerangi penglihatan dokter jantung ini untuk memeriksa dengan jelas kondisi jantung dari tubuh pasien yang telah beliau bedah, darah yang memenuhi ruang jantung telah ditangani oleh asisten dokter di depannya, dokter Jae. Masker menutupi setiap setengah wajah yang berada di ruang operasi itu, suara mesin dan perintah dokter Tharn menjadi fokus setiap telinga yang memperhatikan.
Pasien yang ditangani kali ini adalah seorang lelaki berumur tiga puluh tahun dengan riwayat sesak napas yang terjadi baru-baru ini, setelah diperiksa ternyata katup plumonal pasien tersebut bocor, dan harus dioperasi segera.
Note: Katup jantung ada empat, salah satunya katup pulmonal yang merupakan katup pembuluh paru-paru yang mengatur aliran darah dari ventrikel kanan menuju pembuluh arteri paru-paru. Yang jika terjadi kebocoran dalam katup ini, maka si penderita akan merasakan sesak napas yang membuat dada sangat sakit saat menarik atau menghembuskan napas. Operasi katup jantung biasanya dilakukan dengan 2 teknis, yaitu memperbaiki katup jantung yang mengalami kelainan atau menggantinya. Perbaikan katup jantung pun dilakukan dengan dua cara, yaitu menutup katup yang mengalami kebocoran (annuloplasty), atau memperbaiki dan memperlebar bukaan katup yang mengalami penyempitan atau kekakuan (valvuloplasty)
Sekarang, dokter Tharn menggunakan metode annuloplasty, prosedur ini dilakukan untuk memperkuat otot-otot katup jantung dan menutup kebocoran dengan menggunakan cincin katup jantung. Operasi berjalan lancar selama tiga hampir empat jam, dan setelah selesai melakukan operasi, sekarang dokter Tharn malah bingung pada dua orang yang berdiri agak jauh dari meja operasi. Dua dokter magang ini biasanya berisik dan suka diskusi banyak hal saat operasi berlangsung, namun sekarang, mereka diam dan bahkan tidak mengatakan satu kata apapun dari tadi. Dokter Tharn padahal ingin sekali memarahi Becca atau TF jika mereka membuat keributan, tapi apa boleh buat, itu tidak terjadi kali ini.
Dokter Tharn melihat asisten dokternya, "Saya serahkan sisanya pada anda, dokter Jae." Penutupan jantung, dan penjahitan akhir biasanya dilakukan oleh asisten dokter. Dokter Jae mengangguk dan menjawab dengan sopan, dia memeriksa sekali lagi jantung tersebut untuk melihat lagi apakah ada yang bermasalah atau tidak, namun tampaknya hasil operasi dokter Tharn selalu bersih dan tidak perlu dipertanyakan lagi. Semua tampak beres.
Dokter Tharn telah membuka alat kerjanya, kacamata dengan senter, masker dan sarung tangan. Dia berjalan mendekati dua orang ini, sambil memperhatikan keduanya. Dokter Tharn sungguh ingin berkata, kalian tidak seperti biasanya, ada apa? Namun urung, dia tak pantas menanyakan hal itu. Akhirnya dokter Tharn hanya berkata pada keduanya, "Setelah ini, pantau pasien di ICU, jangan lalai lagi seperti sebelumnya. Laporkan pada saya jika terjadi penurunan kondisi pasien." Dokter Tharn sebenarnya tak perlu mengingatkannya lagi, tapi tampaknya dokter ini hanya ingin melihat interaksi keduanya, dan benar saja, ekspresi mereka sangat kaku sekarang, menjawab pun seadanya, hanya baiklah, dok. Setelah itu mereka kembali diam. Dokter Tharn hanya menghela napas, dia akhirnya keluar dari ruang operasi tanpa ikut campur urusan dua dokter itu. Anak muda, banyak sekali masalah, kah? Dokter Tharn berharap interaksi dua dokter itu membaik, sebab dia tak suka apabila dokter magangnya hanya diam, yeah, dokter ini sebenarnya suka melihat kegaduhan yang sering kali Becca dan TF buat. Itu menghiburnya, dia suka memarahi mereka, khususnya Becca.
Sementara, Becca sebenarnya tak mengerti situasi yang dia hadapi, sebelumnya dia menunggu TF untuk menjelaskan tentang ponsel waktu itu, tentang mengapa dia bisa-bisanya memeriksa dan mengubah volume nada dering ponsel tersebut. Namun, temannya yang Freen bilang menyukainya ini, saat bertemu dengannya siang tadi malah menghindar dan seolah banyak pikiran. TF benar-benar diam saja, bahkan dia tidak melirik Becca sedikit pun.