Chapter 46

3.5K 269 28
                                    

Apron hitam menutup sweater oversize putih. Potongan bawang tampak diiris dengan tipis dan sama ukuran, pisau itu masih melakukan hal yang sama, mengiris lagi hingga tiga bawang bombai itu tak bulat lagi. Massaman Curry, resep pertama yang pernah dia pelajari pada Ibunya, dulu. Kari yang terbuat dari daging sapi, kentang, kacang tanah dan saus kental itu tampaknya cocok untuk dihidangkan di pagi hari yang dingin ini. Hujan sudah sibuk sendiri di luar, Freen sudah bangun dari pagi, sementara si Princess Becca, belum juga bangun. 

Oh, hampir lupa! Ayam panggang juga sudah di-plating, disusun sedemikian rupa, dan kali ini Freen tak sabar melihat reaksi istrinya untuk melihat hidangan special tersebut. 

Aroma harum sudah semerbak kali ini, tak biasanya wangi masakan enak ini tercium di dapur apartemen mereka. Setelah selesai semuanya, Freen tersenyum akan hasil kerjanya yang telah dihidangkan di atas meja makan. Dia bahkan tertawa kecil saat melihat hidangan ayam itu. Sekarang, Freen melepaskan apron itu, meletakkannya ke tempatnya, dan segera menemui si istri yang masih kelelahan di atas kasur. Ronde malam tadi, Becca benar-benar... luar biasa pua- 

Oke. Tak perlu dibahas. 

Masih berselimut dengan tubuh yang belum menggunakan baju sama sekali, wajah Becca yang tampak terlelap tenang kali ini menjadi pusat perhatian si penulis. Freen duduk di pinggir kasur dan mengelus sisi wajah Becca dengan lembut. Sedikit dicubit. "My beautiful Princess? Bangun, kita sarapan." Pipi itu dicubit lagi dan sedikit ditarik oleh Freen, dua kali. 

Alis Becca berkerut, tanpa sadar dia meraih tangan yang mengganggunya dan meletakkan di dadanya kali ini. Sekarang, Becca malah nyambung tidur lagi. 

Freen tertawa kecil, lalu dia perlahan melepaskan tangannya. Freen berdiri dan naik ke sisi kasur lainnya, dia perlahan merebahkan tubuhnya di sana, memangku kepalanya dengan salah satu tangannya. Sekarang, Freen sedikit nakal, dia membuka selimut itu dan mengintip pemandangan mewah kali ini. 

Becca seketika membuka matanya karena udara dingin AC masuk ke dalam selimut itu dan membuatnya dingin, sekarang dia malah melirik Freen dengan senyuman yang tertahan.

"Senyum penuh arti, hm?" Freen menutup lagi selimut itu, dia melihat banyak sekali tanda merah di sekitar dada istrinya. Ya, itu adalah hasil seni yang cukup panas malam tadi. 

Becca mengangguk, dia menghadap Freen kali ini dan menatap dengan mata sayup baru bangun tidur itu. Becca mengendus dan berkata dengan suara serak, "Kamu masak, sayang?"

"Untuk hari ini saja, sebagai pembuktian kalau aku bisa masak." Jelas Freen tak berjanji untuk masak besok hari, dia sudah mengorbankan waktu tidur paginya untuk hari ini. 

Tawa kecil itu terdengar pelan, hingga tawa itu berubah menjadi senyuman lembut. Tatapan itu juga tampak menyinarkan rasa cinta di hatinya, Becca berkata dengan tulus, "Aku mencintaimu."

Freen mengangguk, "Aku tau." Senyumnya juga tampak menggoda, Freen berkata, "Kita harus membeli banyak alas kasur setelah ini. Ya, kan?"

Seketika wajah Becca memerah, dia menutup wajahnya dan berkata, "Jangan menggodaku. Aku juga tidak tau kenapa aku sampai begitu malam tadi."

Freen tersenyum amat lebar, dia mendekat dan memeluk istri yang malu kali ini karena mengeluarkan banyak sekali... Oke, lagi, tidak usah dibahas. "Kenapa harus malu? Aku suka melihatmu begitu, artinya kamu benar-benar sayang dan cinta padaku segenap jiwa dan ragamu." Kali ini, Freen menahan tawanya, kata raga itu sungguh lucu untuknya.

Becca memeluk Freen kali ini, dia menenggelamkan wajah malu itu di dada Freen yang sangat harum. Dia sudah mandi ternyata, tumben? Lalu tiba-tiba Becca mengangguk dan berkata, "Mm. Kita pesan online saja. Beli seprai yang banyak."

White Butterfly 2 [FREENBECKY]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang