"FREEN SAROCHAAAA!" Teriakan itu jelas penuh emosi dan derap napasnya amat cepat, wanita yang wajahnya sudah diberi kumis tebal hitam, bulu tipis di sekitar dagu dan tulisan daddy di dahinya ini sungguh terlihat marah besar. Dia baru saja bangun tidur dan telah mencuci mukanya, namun saat bercermin... astaga... matanya melebar dan saat itu juga dia berteriak nama istrinya yang benar-benar... keterlaluan!
Berbalik dan keluar dari kamar mandi, Becca hampir saja seperti orang kerasukan, dia melangkah cepat ke dapur dan mencari pelaku pencemaran wajah cantik. Tapi ternyata Freen tak bisa dia temui. Kali ini Becca berkata sambil menahan amarahnya, dia tau Freen pasti bersembunyi, "Kalau kamu tidak keluar dan menjelaskan apa yang kamu lakukan padaku, aku akan mencuci laptopmu sampai bersih sayang!"
Saat itu juga mata Freen melebar, dia menipiskan bibirnya dan keluar dari balik tirai dekat meja makan. Tanpa disuruh, dia segera berlutut dan menaikkan kedua tangannya di hadapan Becca, jarak mereka sekitar satu meter. Freen berkata dengan suara pelan dan takut dimarahi, "Maaf sayang, aku hanya berniat baik."
Tanpa meminta Freen untuk berdiri, Becca segera menunjuk dahinya dan berkata, "Bukan begini caranya mewujudkan perkataanku malam tadi!" Sekarang dia menurunkan tangannya dan berkata lagi dengan nada kesal, "Kamu tau aku ada kerja pagi ini! Satu jam lagi aku harus berangkat ke rumah sakit! Kenapa kamu tidak membangunkanku dan membiarkanku menghapus semua ini, huh!" Saat mengatakan semua ini, Becca menunjuk sambil melingkarkan wajahnya dengan kasar. Dia sekarang menunggu perkataan Freen, tapi ternyata perkataan Freen selanjutnya membuatnya tiba-tiba stress tingkat dewa.
"Aku sudah membersihkan bagian jambang dan satu tompel di pipimu tadi sayang. Tapi cairan remover-mu habis, jadi aku tidak bisa membersihkan yang lain. Air tidak mempan sayang, maskara itu benar-benar waterproof." Freen terpejam, dia sebenarnya ingin tertawa, tapi jika dia berkata haha sedikit saja, Becca pasti marah besar. Akhirnya dia harus menahan tawa sekuat-kuatnya.
"H-habis?" Rasanya Becca mau nangis, lalu dia segera berbalik dan mencari tissue basah. Tapi ternyata tissue juga habis. Sekarang dia menyentuh dahinya dan terpejam kesal, "Freen." Berbalik lagi, dan menatap tajam, Becca menahan gerahamnya saat berkata, "Apa yang harus aku lakukan, huh!? Aku tidak akan bisa bekerja dengan wajah seperti ini." Untuk kali ini, Becca tak mau absen.
Karena ditanya, Freen pun segera berdiri. Dengan wajah yang seminimal mungkin tampak riang. Freen berkata, "Kamu tutup seperti ini setelah menggunakan BB cream atau foundation," Freen merapikan rambut Becca sedikit. Juga, tulisan daddy itu tidak terlalu tampak jelas, Freen sudah membersihkan dengan sisa remover sebelumnya, "Dan ini, sama ini," Freen menujuk kumis hitam tebal dan bulu tipis palsu di sekitar dagu, dia berkata lagi, "...kamu pakai masker saja sayang." Hehe. "Solusiku bagus, kan, sayang?"
Tatapan tajam.
Freen segera berlutut lagi dan menaikkan kedua tangannya. Ini adalah postur menyerahkan diri, walaupun sebenarnya Freen benar-benar ingin tertawa melihat wajah Becca kali ini. Kumis itu, astaga... benar-benar membuat bibir merah muda indah itu tampak amat sangat lucu. Jujur, Freen takut untuk mendekat dan mencium bibir cantik itu. Karena jika saja dia mendekat, Freen pasti tak akan bisa menahan tawanya. Ya, Freen pasti tertawa kencang.
Tanpa berkata apa pun lagi, Becca segera pergi ke kamarnya, mengambil handuk, mandi dan berusaha untuk menghapus semua itu dengan tangannya. Tapi ternyata, semua itu tak hilang sama sekali, hanya pudar, itu pun sedikit. Juga, Becca tak ingin membersihkan wajahnya dengan cara kasar, itu pasti akan membuat iritasi.
Hingga setelah selesai mandi, Becca masih saja marah dan kesal. Dia segera mengambil kemeja biru langit dan celana putih. Tampak jelas istrinya Pieris ini menggunakan baju dengan tatapan tajam. Dia bahkan bercermin dan emosinya benar-benar naik pitam. Dengan kesabaran seadanya, Becca menggunakan BB cream sesuai dengan saran kekasihnya. Sebenarnya, selama ini Becca jarang menggunakan make up tebal, tapi hari ini dia berusaha untuk menggunakan semua itu. Namun tetap saja, warna hitam tebal di atas bibir itu tak bisa disamarkan dengan make up-nya. 'Shit. Freen benar-benar harus diberi pelajaran.'