Chapter 56

2.1K 251 16
                                    

Kerinduan tak akan bisa melintas dengan bebas melewati jarak yang terbentang luas. Perasaan itu hanya bisa berputar di sekeliling dirinya, sesekali menghangatkan, sesekali menyesakkan. Sebelumnya mereka menghadapi waktu yang tak pasti, tapi kali ini jarak ikut andil dalam perjalanan cintanya. Hamparan luas bumi di sekitarnya terabaikan, tatapannya melihat ke atas, ada pesawat yang terlihat kecil terbang di udara, melewati ruang tanpa halangan untuk menuju destinasi yang mungkin terbilang jauh. Tapi dia tau, Freen tak ada di sana. Tak ada di pesawat itu. 

Namun, pemandangan di atas atap rumah sakit ini seolah mewakili keinginannya untuk melihat kepergian sang kekasih ke negara orang lain. New York. 

Kepalanya masih saja diperban, baju rumah sakit masih dia kenakan. Matanya sendu saat melihat tangannya seolah meraih pesawat itu. Sekarang, bibirnya sedikit tersenyum, Becca berkata dengan lirih, 'Belum satu hari, baru terlewati sembilan jam, aku sudah sangat rindu, sayang.' Tak ada awan mendung di pagi hari, udara juga terasa sangat segar, namun hatinya terasa sedang hujan, memilukan. 

Helaan napas yang dia hembuskan sesekali hanya bisa melepaskan sebentar rasa nyaman dalam dadanya. Setelah itu, perasaan rindu itu memeluknya lagi. Malah, sangat erat. 

Suara pintu terbuka dari sudut bangunan itu, Becca tak melihat ke arah sana. Tatapannya masih saja melihat pesawat yang terlihat melaju sangat pelan. Sampai ketika, di sampingnya, dokter yang telah mengoperasinya berdiri dengan raut wajah marah, Lisa berkata, "Siapa suruh kamu berjalan seperti ini? Kamu baru saja dioperasi, kamu butuh istirahat lebih. Kenapa kamu malah ke sini sendirian?" Namun Lisa tak mendapat balasan sedikit pun, meskipun hanya sebatas lirikan singkat. Becca masih melihat arah ujung langit itu dan tak berkata satu kata pun. 

Lisa mencoba untuk menahan emosinya, wanita yang masih saja dia sukai ini terlihat sangat sedih. Lisa menatap wajah sendu itu, lalu dia berkata lagi, "Ibumu khawatir. Dia pikir kamu kabur dari rumah sakit ini dan pergi menyusul Freen." Setelah mengatakan itu, tiba-tiba senyuman cantik terlihat di wajah Becca, dia bahkan tertawa kecil akan perkataan dokter tinggi ini. 

Becca masih saja tergelitik dengan perkataan itu, tapi air matanya terbendung saat tersenyum dan berkata, "Kalau saja aku bisa melakukannya, aku akan pergi tanpa peduli dia marah padaku." Sekarang, perasaan itu tambah pekat, Becca berkata dengan lirih, "Walaupun aku selalu ingin di dekatnya, tapi aku tau apa yang sangat dia inginkan." Becca memahami istrinya, sangat paham. 

Lisa menatap air mata yang mengalir pelan dari sisi wajah Becca, lalu dia mendengar Becca menyambung perkataan itu lagi, "Jika di depannya ada pilihan antara hidup selamanya dan impianku tercapai, dia akan memilih yang kedua. Dia orang yang seperti itu. Aku sangat tau itu." Becca menyeka air matanya sendiri dan berkata dengan suara pelan, "Jadi, mana mungkin aku mengikutinya dan membiarkan impianku terbengkalai. Karena kamu tau, Lisa? Sekarang," Hatinya memberi perasaan itu dalam perkataan, "Aku meraih cita-citaku, karena Freen yang menginginkannya." Hanya karena itu.

Dokter tinggi ini tak lagi melihat Becca, dia membiarkan wanita ini menangis karena perkataannya sendiri. Sebab, ditinggalkan memang tak semudah itu. Lisa paham dengan perkataan Becca sebelumnya. Dia tau, Becca bertahan di sini, di Hua Hin, jauh dari Freen hanya untuk mencapai yang Freen inginkan. Sungguh, bagi Lisa itu terdengar keren. Mereka keren. Namun, ini menyedihkan. Jika ini terjadi padaku, aku mungkin tak akan sekuat itu. 

Helaan napas terdengar dihembuskan paksa, Lisa berkata sambil melihat pesawat yang hampir hilang dari pandangan mereka, "Dua minggu. Itu waktu yang cukup lama untuk kamu liburan dari magang ini. Kamu harus benar-benar sembuh sebelum kembali ke San Paulo." Lisa menoleh dan melihat Becca yang sudah menyeka seluruh air matanya, sekarang dokter tinggi ini tersenyum dan berkata, "Tak akan ada lagi cuti setelah itu, kamu harus kerja keras sampai selesai magang. Kamu siap?"

White Butterfly 2 [FREENBECKY]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang