Saat melihat anak majikannya turun dari mobil menuju vila, Jackson membuka ponselnya dan melihat video yang telah terekam tersebut. Seketika, amarah itu menguasai dirinya. Namun tidak hanya itu, ada rasa takut dan sekaligus bersalah saat melihat video tersebut. Sebab, Tuan Rach tak mengetahui tentang ini. Atasannya ini hanya tau bahwa anaknya aman di vila dan rencananya untuk mengusir Kapiang itu dari Hua Hin akan terwujudkan. Sungguh, Tuan Rach hanya ingin rencana yang 'Biasa' agar anaknya tak disentuh oleh lelaki penguntit itu.
Sekarang, bukti sudah mereka dapatkan. Tapi, Jackson tak bisa menguak ini dengan lantang, bagaimanapun, dia harus melaporkan ini semua pada atasannya. Dalam detik ini, Jackson tak tau harus mengatakan apa, Tuan Rach tak sebaik itu jika bawahannya ada yang melangkahi sesuatu tanpa izinnya. Beliau tegas. Jackson tau itu.
Sebelumnya, saat Jackson mengatakan tentang rencana yang sama dengan Becca, Tuan Rach segera menatapnya dengan tajam dan berkata, 'Anakku itu lembut, dia penakut. Aku tidak akan membiarkan dia melakukan hal seperti itu. Aku tidak ingin membuat lelaki itu bertemu dengannya. Jangan bantah, ikuti cara ini. Ini lebih baik. Aku tidak masalah memberinya uang sebanyak apa pun, asal lelaki ini tidak menguntit anak dan menantuku lagi.'
Jackson akhirnya diam. Dia mengangguk dan mengatakan, 'Baiklah.' Namun ternyata kenyataan mengatakan hal lain, dia mengikuti rencana Becca dan sekarang, dia harus terus terang pada Tuan Rach.
Singkat cerita, pengawal ini mengatakan semuanya dan mengirim bukti yang dia dapatkan. Tapi ternyata, Tuan Rach marah besar. Suara sesuatu yang dilempar dan pecah itu terdengar dari panggilan suara tersebut, Tuan Rach tak terima anaknya dibuat seperti itu, ditindih oleh lelaki itu dan disakiti dalam ruangan gelap itu. Jackson juga dimarahi habis-habisan. Hingga tiba-tiba, tangan Jackson mengepal kuat saat Tuan Rach berkata, "Aku tidak tau bagaimana caranya, kamu harus membunuh lelaki itu." Bukan alasan yang sederhana, anak yang dia besarkan dengan kasih sayang tanpa kekerasan sedikit pun ternyata dibuat kasar seperti itu membuat Tuan Rach tak bisa mengendalikan amarahnya. Beliau saat itu sedang duduk dengan wajah yang memerah, rasa kasihan pada anaknya begitu dalam, sementara rasa benci pada lelaki itu sungguh mencapai puncak di hatinya. Lagi, Tuan Rach berkata, "Lakukan. Jika kamu tidak bisa melakukannya, aku yang akan turun tangan, Jackson."
Tak bisa menjawab apa pun, Jackson yang masih merasa bersalah itu hanya berkata, "Baiklah, Tuan." Panggilan dimatikan.
Jackson menghela napas. Dia segera melihat lokasi lelaki itu, sepertinya Nop berhasil kabur dari kejaran polisi yang dia sewa sebelumnya. Buktinya, lokasi Nop sekarang berada di bangunan yang cukup kecil di Prachuap, dia tak melakukan pergerakan di sana, rumah itu pun terisolasi cukup jauh dari rumah-rumah lainnya.
Sekarang, Jackson menggunakan masker dan sarung tangan hitam. Jika Tuan Rach ingin dia membunuh lelaki ini, maka dia harus melakukannya. Walaupun dalam hatinya, 'Ini terlalu berlebihan.' Tapi, pengawal ini merasa mengerti atas apa yang terjadi, sebab, saat dia melihat video sebelumnya, ada satu pikiran terlintas di benaknya, 'Untuk apa lelaki ini hidup? Dia menjijikkan.' Juga, inilah risiko berurusan dengan konglomerat, Tuan Rach bisa melakukan apa pun untuk melindungi anaknya. Pertama, dia berbaik hati. Sekarang, dia tak ingin melakukan hal itu lagi. Nop, benar-benar harus dimusnahkan.
Tanpa ingin berurusan dengan darah, Jackson membeli arang briket dan segera menjalankan tugas tersebut.
Selama di perjalanan, ada perasaan ragu dalam hati Jackson. Dia tak ingin membunuh lelaki ini, tapi di sisi lain, dia tau Tuan Rach pasti akan benar-benar terjun sendiri untuk mencelakai lelaki yang membuat anaknya ketakutan tersebut. Hingga akhirnya, Jackson membuang semua pikiran khawatir itu dan menjalani saja permintaan atasannya.