BAB 14 - Option

14K 275 38
                                    

===

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

===

Sepanjang koridor FISIP lantai satu, Arjune tidak meninggalkan lengannya yang melingkar posesif di pinggang Jelita.

Lelaki itu seperti ingin menunjukkan bahwa Jelita adalah miliknya, walau sebenarnya semua orang di kampus itu sudah tahu Arjune dan Jelita itu adalah pasangan yang diidam-idamkan semua orang.

Jelita sebenarnya agak sedikit risi dan malu, karena sebelumnya mereka tidak pernah mengumbar kemesraan seterang-terangan ini. Tetapi, entah kenapa Arjune semakin hari semakin menempelinya bak lintah pada Jelita.

Seperti hari ini, saat Jelita baru saja menyelesaikan kelas kemudian memberitahu Arjune bahwa ia akan mampir ke perpustakaan, Arjune langsung mendatanginya dan menemani Jelita membaca di sana.

Sekarang lelaki itu kelaparan, dan merengek meminta Jelita menemaninya makan di kantin FEB. Arjune mengatakan bahwa nasi goreng kesukaannya sudah ready stock lagi, dan ia ingin sekali makan di kantin FEB. Mengingat selama ini mereka lebih sering menghabiskan waktu makan di kantin FISIP.

Arjune sudah seperti mengidam saja, pikir Jelita.

"Sayang, nanti jadi mampir ke rumah, kan?" tanya Arjune.

"Iya, kamu udah tanya itu berulangkali, June." Jelita gemas, ia menyentil lengan Arjune yang melingkar di pinggangnya hingga membuat lelaki itu refleks menarik Jelita lebih dekat.

"Aku, kan, make sure," kata Arjune terkekeh. Ia mengusap-usap pinggang Jelita yang dibalut rok dengan model A-Line sepaha itu.

"Jelita."

Langkah kaki Arjune dan Jelita yang hendak menuruni undakan tangga kecil menuju halaman parkiran terhenti ketika seseorang memanggilnya dari arah parkiran.

"Hai, Ren." Jelita balik menyapa dengan senyum ramah.

Orang yang Jelita sapa itu adalah lelaki berpostur tinggi dengan badan atletisnya, memakai kemeja bergaris putih hitam serta kaus polo hitam di dalamnya. Kacamata yang dikenakannya membuat kesan nerd, tetapi tetap tampan dan terlihat kalem di mata orang yang melihatnya. Dia adalah Reno—ketua HIMA FISIP di kampusnya, dan salah satu teman kelasnya di mata kuliah Politik Internasional.

"Sorry, Ta. Tadi gue cari lo buat ngasih tugas makalah yang udah dinilai dari Pak Teddy. Ada beberapa revisi yang harus dikerjain cepet dan dikumpulin lusa. Meskipun gue nggak tau sih, punya lo direvisi atau nggak. Gue sempet chat lo juga, tapi belum dibales. Soalnya yang lain udah gue kasih di kelas tadi." Reno berujar sambil melirik sekilas pada Arjune yang terang-terangan menatapnya.

Toxic LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang