Happy reading!===
Arjune:
Jelita, kayaknya pertunangan kita memang harus dibatalkan.Maaf.
Pesan itu seharusnya sampai pada Jelita dan dibalas oleh perempuan itu sejak Arjune mengirimkannya beberapa hari yang lalu. Namun, sampai detik ini, dia tidak mendapat balasan dari Jelita, dan bundanya—yang seakan-akan mendapat pesan itu, sekarang malah terus mengomelinya dan tak henti-hentinya meminta penjelasan.
Arjune menduga, Jelita langsung mengadukan pesan yang dia kirimkan pada bundanya hingga Arjune terus mendapatkan terror berupa pesan dan telepon yang terus dia abaikan.
Kesal tentu saja, kenapa Jelita tidak berusaha membalas pesannya dan malah memberitahukan kepada bundanya? Apa dia mencoba membuat Arjune berada di pihak yang salah?
Perempuan itu bahkan tidak mau repot-repot membalas pesannya dan menerima panggilannya. Sekarang, Arjune yang kelabakan bingung harus melakukan apa.
Di satu sisi, dia khawatir pada Jelita, di satu sisi dia kesal karena bundanya tidak berhenti menghubunginya.
Arjune sampai frustrasi ketika membaca pesan beruntun yang tidak henti-hentinya bundanya kirim.
Bunda: Kamu benar-benar nggak mau balas pesan Bunda atau angkat telepon, Bang?
Bunda: Keterlaluan kamu. Kenapa mendadak kamu gak bisa bersikap dewasa seperti ini? Jangan bikin Bunda bingung! Bunda sudah berusaha menuruti mau kamu, kenapa sekarang seperti ini?
Bunda: Kalau kamu ada masalah dengan Jelita, bicarakan baik-baik. Jangan buat kami sebagai orangtua khawatir. Bunda bingung sekali acara yang sudah disiapkan tiba-tiba gak ada progress, waktu Bunda tanya Jelita, jawabannya pertunangan kalian batal, tapi Jelita gak bisa jelaskan dan minta Bunda tanya kamu. Sekarang apa? Kamu malah menghindar ketika Bunda mau tahu alasannya. Kenapa Bunda jadi merasa dilempar-lempar?
Bunda: Bunda memang tidak ada artinya ya di mata kalian?
Masih banyak lagi pesan yang bundanya kirimkan, dan Arjune belum berniat membalas.
Lebih tepatnya, Arjune bingung harus menjelaskan dari mana.
Dia benar-benar frustrasi, terlebih Jelita tidak bisa dihubungi. Perempuan itu benar-benar menghindarinya sampai Arjune merasa bingung dengan hubungan menggantung keduanya.
Seharusnya memang sejak awal dia bertindak, tepat ketika terakhir kali mereka bertengkar. Arjune seharusnya segera menyelesaikan permasalahan, bukan menunda-nunda tanpa kejelasan.
Sekarang setelah semuanya terjadi, Arjune jadi kebingungan membenahi diri.
Kepusingannya kini kembali bertambah saat menerima pesan dari sang ayah, dari kalimatnya seperti terdengar nada marah yang mampu membuatnya tersulut.
Ayah: Arjune, pulang sekarang ke rumah. Jelaskan apa yang terjadi antara kamu dan Jelita. Kamu sudah bikin Bunda nangis.
Ayah: Jangan sampai Ayah sendiri yang menyeret kamu ke rumah.
Sekarang tidak ada alasan lagi untuk Arjune menghindar, dia harus pulang dan menjelaskan semuanya dengan segala risiko yang ada.
===
"Jadi kamu harus menunggu waktu satu tahun untuk bisa mendaftar magister?"
"Itu alasannya kamu membatalkan pertunangan kamu dengan Jelita dan bikin Bunda kecewa? Ya Tuhan... Arjune."
KAMU SEDANG MEMBACA
Toxic Love
RomanceSelama hampir empat tahun menjalin hubungan, Jelita merasa hubungannya dengan Arjune adalah hubungan yang paling normal dan sehat. Arjune adalah lelaki yang selalu menjaganya dan berusaha tidak terlibat hubungan beracun yang selalu melibatkan nafsu...