BAB 16 - Keperegok

12.9K 301 52
                                    

===

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

===

"Bangsat lo, Mario!"

Arjune mengumpat marah pada Mario yang baru saja duduk di sofa ruang tamu apartemennya bersama Hans. Kedatangan mereka berdua memang sengaja ingin menilik apartemen baru Arjune, meskipun kedatangannya langsung disambut umpatan lelaki itu dan hampir ingin menghajar Mario sebelum akhirnya ditahan Hans.

"Tenang dulu, June. Jangan pake urat."

"Gimana enggak pake urat sih, Anjing? Dia sembarangan videoin gue dan Jelita tau! Dia jadi salah paham meskipun udah gue jelasin!" Arjune menatap murka tak main-main dengan teman-temannya itu.

Mario tampak merasa bersalah, karena sebenarnya ia tidak berniat mengacau. Hanya saja hari itu ia iseng memvideokannya, tak menyangka bahwa Hanna akan melihatnya dan mengirimkannya pada Jelita.

"June, sorry. Gue gak tau akhirnya bakal gini. Sumpah, nanti gue coba bujuk Jelita, ya."

"Nggak guna," kata Arjune sambil mengempaskan bokongnya di single sofa sambil memejamkan mata.

Sudah tiga hari ini Jelita enggan menemuinya, dia berujar ingin menenangkan diri, tetapi berhasil membuat Arjune tidak bisa tidur.

Mereka berdua jarang sekali bertengkar, tetapi sekalinya Jelita marah, pasti perempuan itu akan mendiaminya lama.

Sial. Arjune tidak ingin kejadian satu minggu tanpa kabar itu kembali terulang.

"Emang Jelita semarah itu ya, June, meskipun lo udah jelasin itu salah paham?"

Arjune berdecak mendengar pertanyaan Hans. "Lo nggak akan ngerti meskipun gue jelasin."

Kepala Arjune terasa sakit sekarang. Semua itu bukan tanpa penyebab. Jelita selama ini selalu menjadi prioritas dalam keluarga dan hubungannya dengan Arjune, mereka terbiasa mengisi kekosongan satu sama lain tanpa kehadiran orang ketiga. Sekalinya salah paham seperti ini, Jelita akan merasa tidak diinginkan dan sendirian.

Walau semua orang melihat Jelita tampak sempurna hidupnya, Arjune tahu diam-diam perempuan itu memiliki perasaan sedih yang dipendam dan bisa saja jika Arjune tidak di sisinya, Jelita melakukan yang tidak-tidak.

"Gue kayaknya nggak bisa dateng ke nikahan lo sama Hanna kalau gue masih berantem gini sama Jelita."

Mario langsung berdiri sambil memelototi Arjune. "Jangan ngadi-ngadi, ya, June! Udah, lo gak usah mikirin itu. Gue yang bakal ngomong sama Jelita atau kalau bisa sampai sujud di kakinya biar dia mau maafin lo."

Toxic LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang