BAB 27 - Berubah

4.9K 312 47
                                    

===

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

===

Semenjak kejadian itu, Jelita sedikit waswas dengan tingkah laku Arjune. Ia takut membuat kesalahan yang akan membuat Arjune marah dan berakhir menghukumnya.

Ia berhati-hati melakukan berbagai tindakan, dan Jelita jadi sulit menolak permintaan Arjune karena takut membuat lelaki itu kecewa.

Jelita kini dipenuhi rasa takut karena Arjune masih terus mengingat kesalahannya ketika tanpa sengaja bertemu dengan Ernanda, hal itu dijadikan senjata oleh Arjune untuk menekan Jelita dan membuatnya terus merasa bersalah. Dan karena hal itu, Jelita tidak mau menjadi kekasih yang membangkang, ia menuruti semua ingin Arjune walau sebenarnya Jelita tidak nyaman.

Banyak hal baru yang sudah mereka lakukan, semakin lama hal baru itu semakin bertambah. Contohnya Arjune yang mulai mengenal dunia malam, ia sering ikut Mario dan teman-temannya untuk mengunjungi klub malam atau tempat karaoke, tentu saja dengan Jelita yang menemaninya. Itupun dengan sebuah paksaaan.

Arjune juga beberapa kali mencicipi minuman beralkohol, hal yang sangat ia hindari sejak dulu.

Pernah suatu hari Jelita menegur dengan mengingatkan Arjune untuk tidak terlalu sering mengonsumsi alkohol, tetapi Arjune akan menjawab dengan enteng; Selama aku suka ngelakuinnya, enggak ada yang salah. Kalaupun kamu mau nyoba, aku nggak akan larang.

Jelita jadi serba salah. Semenjak saat itu, ia tidak pernah berani melarang-larang Arjune lagi. Termasuk kebiasaannya yang suka menyentuh Jelita tanpa tahu tempat.

Seperti saat ini, ketika Arjune meminta Jelita menemaninya berkumpul bersama teman-temannya di salah satu room karaoke. Kebetulan, Arjune dan Jelita datang lebih dulu sebelum teman-temannya yang lain, dan hal itu dijadikan kesempatan oleh Arjune untuk bermesraan dengan Jelita.

"June, udah... nanti temen kamu dateng."

Jelita berusaha menarik tangan Arjune yang masuk melalui kaus crop top warna biru langit yang dikenakannya. Tangan itu bergerak mengusap perutnya yang dibalut tanktop putih, lalu naik ke batas dada bawahnya.

"Kenapa, sih? Biarin aja, lagian mereka udah tau."

Tidak hanya tangan yang bergelirya, bibir Arjune sudah menyasar menciumi tengkuk wangi Jelita, menggigit daun telinganya, bahkan sempat-sempatnya menyesap leher Jelita.

"June...," Jelita bergerak gelisah sambil sesekali menatap cemas pintu di samping kirinya. Posisinya yang duduk di sofa diapit kedua kaki Arjune membuatnya kesulitan bergerak.

"Mereka kena macet, paling tiga puluh menit lagi baru sampai," kata Arjune dengan kedua telapak tangan yang mulai berani naik untuk meremas dada Jelita.

Refleks tangan Jelita menangkup tangan Arjune yang masih bergerak di balik kausnya. Ia meminta Arjune berhenti, tetapi lelaki itu tidak mau mendengar. Malah semakin memancing gairah Jelita agar beriringan bersamanya.

Toxic LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang