Happy reading!🤍
Meskipun belum memenuhi target, aku tetap update!
===
Di tengah suasana yang minim cahaya, ruangan yang penuh dengan lautan manusia, ada bising suara yang terdengar dan berhasil memekakkan telinga seorang Jelita yang belum terbiasa dengan keadaan di sekitarnya.
Benar, Arjune membawanya ke tempat yang bisa ia katakan sebuah club. Di mana banyak orang yang bernyanyi, berteriak, berjoged di lantai dansa, mabuk dengan minuman beralkohol yang tersedia.
Dulu, mungkin tempat ini akan sesekali dikunjunginya dengan Arjune dalam keadaan yang tidak nyaman. Namun sekarang, Jelita tahu ini sudah menjadi salah satu kebiasaan lelaki itu yang tentunya berkali-kali Arjune sering memperingati untuk terbiasa dengan segala perubahan yang terjadi pada mereka.
Maka dari itu, saat mobil yang Arjune kendarai masuk ke parkiran sebuah club ternama di Ibukota, Jelita langsung tahu ke mana sebenarnya tujuan lelaki ini.
Hanya saja, Jelita sempat keheranan, apakah Arjune yakin akan mengajaknya pergi ke tempat ini dalam kondisi gaun yang masih menjadi beban pikiran Jelita hingga saat ini.
Dan tentu saja jawaban itu yakin, sebab kini Arjune sudah membawa Jelita masuk ke dalam club, menariknya ke dalam kerumunan, dengan perlindungan tangan yang memeluk pinggangnya begitu posesif.
Sempat beberapa kali Jelita menabrak bahu orang-orang asing, dan beberapa kali juga Arjune terlihat menanggapi dengan tidak santai menggunakan tatapan tajam dan refleks gerakan tangannya untuk melindungi Jelita dari bersentuhan dengan lelaki asing.
Dan sekarang mereka berakhir di sebuah table dengan meja bundar yang dikelilingi oleh sofa. Tidak ada yang Jelita kenali di sana, kecuali hadirnya Mario dan juga Hans yang kini sudah pergi entah ke mana.
Kehadirannya dengan Arjune disambut riuh, bahkan beberapa di antara banyaknya para lelaki itu sempat-sempatnya menatap Jelita secara terang-terangan. Padahal, di sisi mereka masing-masing sudah ada pasangan yang menemani.
Arjune yang menyadari tatapan orang-orang di sekitarnya langsung berusaha menyadarkan mereka dengan membawa Jelita yang tadi duduk di sampingnya, kini beralih di pangkuannya.
Awalnya Jelita terkejut dan malu, tetapi Arjune menatapnya dengan tatapan yang tidak ingin dibantah, dan Jelita pun akhirnya mengalah.
"Jangan macem-macem sama ceweknya Arjune," celetuk Mario sambil mengembuskan asap rokok pada wajah teman-temannya yang masih kompak mencuri-curi pandang.
Arjune sepertinya tidak mendengar, begitupula Jelita yang saat ini fokus mengobrol serius dengan Arjune. Perempuan itu berusaha tidak peduli dengan tatapan aneh lelaki di sekitarnya, ia fokus untuk menutupi bagian tubuhnya dengan menyampirkan jaket kulit hitam milik Arjune di atas pangkuannya.
"Cantik banget, mirip artis korea," gumam salah satu lelaki yang memakai topi baseball.
"Seksi lagi," timpal yang lain sambil terkekeh.
Mario yang mendengar itu berdecak. "Sekali lagi bacot, itu botol vodka bisa melayang ke kepala lo semua," ancamnya yang membuat mereka semua diam.
"Jadi ini ulang tahunnya Giselle?"
Jelita menatap Arjune dengan tatapan tidak percaya. Ia baru saja menemukan fakta bahwa sekarang mereka tengah menghadiri acara ulang tahun perempuan yang sempat menjadi penyebab keduanya bertengkar.
KAMU SEDANG MEMBACA
Toxic Love
RomanceSelama hampir empat tahun menjalin hubungan, Jelita merasa hubungannya dengan Arjune adalah hubungan yang paling normal dan sehat. Arjune adalah lelaki yang selalu menjaganya dan berusaha tidak terlibat hubungan beracun yang selalu melibatkan nafsu...