Aeden pulang dengan rasa lelah yang berat. Briefcase dicampakan diatas katil kemudian di turut terlentang diatas katilnya itu. Mata yang terasa berat itu ditutup untuk berehat sebentar.
You know I want you
It's not a secret I try to hide
You know you want me
So don't keep saying our hands are tied
You claim it's not in the cards
And fate is pulling you miles away
And out of a reach from me
But you're hearing my heart
So who can stop me if I decide it's on my destiny?What if we rewrite the stars?
Say you were made to be mine
Nothing could keep us apart
You'll be the one I was meant to find
It's up to you, and it's up to me
No one could say what we get to be
So why don't we rewrite the stars?
And maybe the world could be ours, tonightYou think it's easy
You think I don't wanna run to you, yeah
But there are mountains (But there are mountains)
And there are doors that we can't walk through
I know you're wondering why
Because we're able to be just you and me within these walls
But when we go outside
You're gonna wake up and see that it was hopeless after allNo one can rewrite the stars
How can you say you'll be mine?
Everything keeps us apart
And I'm not the one you were meant to find
It's not up to you, it's not up to me, yeah
When everyone tells us what we can be
And how can we rewrite the stars?
Say that the world can be ours, tonightAll I want is to fly with you
All I want is to fall with you
So just give me all of you
It feels impossible (It's not impossible)
Is it impossible?
Say that it's possibleAnd how do we rewrite the stars?
Say you were made to be mine
And nothing can keep us apart
'Cause you are the one I was meant to find
It's up to you, and it's up to me
No one could say what we get to be
And why don't we rewrite the stars?
Changing the world to be oursYou know I want you
It's not a secret I try to hide
But I can't have you
We're bound to break and my hands are tied
Aeden membuka mata luas. Petikkan kekunci piano dan alunan suara merdu yang menyanyikan lagu Rewrite The Star itu menyedarkan dia dari rasa ingin lelap. Rasa mengantuk dan penatnya seakan hilang dibawa angin. Dia bingkas bangun dari pembaringan.
"La mia luna?"soal Aeden saat menuruni anak tangga. Belakang tubuh itu persis sekali seperti bentuk badan isterinya. Saat wanita di hadapan itu ingin membalikan tubuh, jantung Aeden berdegup kencang.
Aeden seperti hilang imbangan badan saat wajah cantik Emerlyn menghiasi ruangan matanya. Untung saja dia berpaut erat pada sisi tangga. Dahinya basah dengan peluh dingin. Penghawa dingin di rumah agam itu langsung tak menghalang peluh dari menitik ke lantai. Wajah isterinya yang sedang tersenyum manis itu dipandang tidak percaya.
Emerlyn berjalan mendekati Aeden. Baju tidur satin paras pehanya beralun disapa angin malam. Pipi suaminya disentuh lembut. Aeden pula memejamkan mata merasai kesyahduan sentuhan lembut isterinya. Dia rindu. Teramat rindu! Tanpa menunggu lama dia terus memeluk erat batang tubuh Emerlyn.
"Damn Hana. I miss you so bad!"ucap Aeden di belakang telinga Emerlyn. Namun Emerlyn tidak membalas. Hanya semyuman yang ditayangkan.
"Sayang?"Aeden memanggil isterinya saat merasakan pelukannya seakan kosong. Mata kembali dibuka. Dipandang sekeliling. Kosong! Sosok tubuh isterinya yang tadinya dalam pelukkan ghaib begitu saja.
"Sayang?!"laung Aeden lagi menggegarkan rumah agam itu.
"Neonata?!"laung Aeden masih tidak puas hati.
"Sayang!!!"kini matanya terbuka luas. Dia juga terbangun dari pembaringan. Dia melihat ke sekelilingnya. Tenyata dia hanya bermimpikan isterinya. Dia kini masih berada di dalam bilik tidur mereka!
Aeden meraup kasar rambutnya. Rindunya kian menebal terhadap si isteri sehinggakan terbawa-bawa dalam mimpi. Mahu tak mahu, kaki dipaksa juga menapak ke bilik air. Ada baiknya jika dia mandi sebelum menyambung tidur.
Rasa rindu yang semakin mencengkam dada di tahan. Air mata menjadi saksi kerinduan. Bauan Emerlyn yang melekat di bantal sedikit sebanyak menjadi pengubat rindu. Kembali lah ke pangkuan aku sayang...
"Yes daddy?"jawab Aeden mendatar sebaik saja keluar dari ruang solat.
"Hana dah sedar Aed. Mari kesini cepat!" Terbuntang mata violet milik Aeden. Selipar disarung dengan tergesa-gesa kemudian berlari ke arah tangga. Kalau nak tunggu lift memang lambat lagi lah jawabnya.
"Come on Aed, you can do it!"gumam Aeden sendirian dihadapan anak tangga itu. LIma aras dilewati dengan pantas. Peluh-peluh yang menitik tak dihiraukan. Dadanya berombak kencang.
Pintu wad Emerlyn ditolak dengan nafas yang tercungap-cungap. Tak menunggu lama terus katil Emerlyn didekati. Emerlyn menahan tawanya saat memandang wajah suaminya.
"Don't smile like that. Cause the last time you did that, you leave me just like ghost."ucap Aeden berusaha setenang mungkin walaupun dadanya masih berdegup kencang.
"Hello mio marito!"memperlihatkan sebaris giginya yang putih bersih. Aeden menghela nafas lega dan memeluk erat Emerlyn.
Emerlyn tersenyum dan membalas pelukkan suaminya. Belakang tubuh suaminya diusap perlahan. Dato' Razif dan Datin Elena tersenyum menjadi pemerhati kemudian berjalan keluar dari ruangan wad bagi memberi ruang peribadi buat Aeden dan Emerlyn.
"Thanks god, it's really you!"ucap Aeden selepas merungkaikan pelukkan kemudian mengucup lembut dahi isterinya. Emerlyn terawa lucu dengan kata-kata daripada suaminya. Jelas dialah! Siapa lagi kalau bukan Emerlyn Rayhana di depan mata Sir Aeden Rizky Xander ni?!
"You funny abang!" Dahi Aeden berkerut hebat. Apa maksud isterinya? Bila pula dia buat lawak dalam waktu-waktu genting macam ni?
"Bila pula abang buat lawak ni sayang?"soal Aeden kehairanan saat melihat isterinya yang galak mentertawakannya.
Tiba-tiba pintu wad itu ditolak oleh Eriq. Dato' Razif dan Datin Elena juga ikut kembali masuk kedalam wad itu. Eriq baru tiba dan ingin menjenguk adiknya. Manakala Dato' Razif dan Datin Mereka juga ikut tertawa bersama Emerlyn tatkala melihat penampilan Aeden.
"Broo, kau baru lepas kena rogol ke apa ni?!"soal Eriq kemudian sambung mentertawakan Aeden.
Dengan kerutan di dahi dia menilik dirinya. Merah menyala wajahnya ketika sedar apa yang salah dengan dirinya. Rupa-rupanya tali lehernya terbalik! Selipar pun sebelah pink sebelah hijau. Kepala yang tak gatal digaru mennutup malu.
TBC
YOU ARE READING
¹ˢᵗ HIS BABYGIRL | Emerlyn Rayhana
RomanceSIR AEDEN RIZKY XANDER merupakan seorang jutawan muda yang pertama mencipta nama di mata dunia. Mempunyai rupa tampan yang tiada tandingnya dengan sepasang mata yang unik berwarna violet serta tinggi 182cm. Dia mula jatuh cinta dengan EMERLYN RAYHA...