[LIMAPULUHSATU]

2.7K 33 1
                                        

Pagi hari yang cerah di awal bulan, Reynaldi terbangun dari tidurnya dia melihat ke samping dimana sang istri yang masih tertidur pulas dengan perutnya yang kini sudah membesar dan tinggal menunggu hari dimana calon anak keduanya lahir

Tangan Rey tergerak untuk mengelus perut istrinya dengan lembut tak lupa memberi ciuman cukup lama, sampai akhirnya Olivya terusik dia menggeliat dari tidurnya

"Sayang" Olivya memeluk erat tubuh Reynaldi

"Kenapa, hm?" Rey membalas tak kalah erat pelukan istrinya sambil mengelus kepalanya dengan penuh kasih sayang

"Nggak papa, cuman pengen peluk" Olivya menduselkan wajahnya di dada bidang sang suami

"Sayang" suara Rey begitu lembut "Boleh minta sesuatu?" tanyanya

"Apa?" balas Olivya menatap suaminya bingung, tumben sekali

"Kemarin kan ngga jadi gara-gara Geo ngerengek minta tidur sama kamu" Rey menjeda ucapannya "Kalo aku minta hak aku sekarang yang kemarin sempat tertunda, boleh nggak?" ucapnya dengan hati-hati

Olivya lupa jika kemarin suaminya minta namun urung akibat putranya yang ngerengek minta di temani tidur alhasil malam itu gagal

"Boleh kok, mau sekarang?" Olivya menampilkan senyum tulusnya

"Beneran nggak papa?" Rey antusias wajahnya berbinar bahagia, Olivya mengangguk dengan serius

Rey girang bukan main bagaimana tidak pagi-pagi sudah mendapat asupan menggiurkan

***

Setelah pergulatan pagi yang panas tadi, kini keduanya tengah menikmati makanan yang di buat Olivya beberapa menit yang lalu

Keduanya asik saling menyuapi satu sama lain, tidak lupa dengan pembicaraan randomnya

Kenapa mereka tampak asik berdua, ya karena putra sulungnya sedang di asingkan ke rumah nenek dan kakeknya makanya mereka tampak menikmati waktu berdua dengan santainya

"Sayang, makasih" ucap Olivya tiba-tiba

"For what?" Rey menyerngit bingung

"Buat semuanya" Olivya mengambil posisi tepat di samping suaminya lalu dia memeluk lengan Rey dengan sangat erat, entah kenapa dia hanya ingin mengungkapkan rasa terima kasihnya untuk sang suami

"Terima kasih karena sudah mencintaiku dengan tulus" ucapnya terjeda "Terima kasih karena sudah menjadi ayah dan suami yang siaga"

"Terima kasih untuk semua kasih sayangnya suamiku" Olivya mengakhiri ucapannya dengan mencium bibir Reynaldi cukup lama

"Kenapa tiba-tiba mellow begini" Rey masih bingung dengan perubahan sikap istrinya secara tiba-tiba

Olivya tidak menjawab justru dia semakin erat memeluk suaminya, Rey tersenyum tipis atas perlakuan istrinya

"I love you more than my life" ucap Rey tulus lalu dia mengecup semua inci wajah Olivya

"Hei, kok nangis" tangan kekar Rey tergerak menghapus air mata istrinya

"Maaf ya kalo selama ini aku belum bisa jadi istri yang baik buat kamu"

"Sayang, aku nggak suka kamu ngomong gitu" Rey menangkup pipi Olivya "Selama ini kamu udah jadi istri sekaligus mommy yang hebat" ucapnya bangga pada sang istri

"Semua yang kamu lakuin adalah yang terbaik" Rey menatap intens Olivya "Aku mencintaimu lebih dari apapun"

"Don't go and stay with me!" ucapnya mutlak

Mereka saling berpelukan erat, bahagia yang mereka ciptakan sederhana yaitu selalu bersama apapun keadaannya

"I love you best daddy!" Rey terkekeh mendengar ucapan istrinya

***

Di lain tempat Geo sedang asik dengan mainan barunya yang di belikan kakeknya, dia tampak asik dan tidak menghiraukan sekitarnya

Bahkan sedari tadi Kakek dan Neneknya memperhatikan gerak gerik Geo yang tampak aktif

Mereka juga ikut tersenyum bahagia melihat cucu pertamanya tampak senang dengan mainan barunya

Kini tinggal menunggu cucu keduanya yang beberapa hari lagi akan lahir, akan lengkap sudah Andreas Family

"Aku seperti melihat Rey waktu kecil" ucap Mama Vina yang sedang bersandar di bahu suaminya

"Dia sangat mirip dengan Reynaldi, bahkan kelakuannya tidak beda jauh" Papa Bimo menanggapi dengan mengelus surai istrinya

"Nggak nyangka yang dulu sering buat onar waktu kecil eh sekarang punya anak kecil, mau dua lagi" Mama Vina terkekeh

"Pinter buat ya?" ucap Papa Bimo ambigu "seperti Papa" lanjutnya ikut terkekeh

"Sekarang kita udah jadi kakek nenek, cepet banget perasaan"

"Emang mama mau muda terus apa?" Papa Bimo menghirup aroma rambut istrinya

"Ngga gitu pah, kan kita dulu juga sering tuh pas jaman pacaran pergi berdua malmingan gitu" Mama Vina membayangkan jaman mudanya dulu pas masih pacaran "Seru ya, eh sekarang jarang pergi berdua paling-paling ke kantor berduanya" curhatnya

"Ngode ngajak jalan-jalan nih?" goda Papa Bimo"

"Siapa juga yang ngode" Mama Vina bangkit dari duduknya lalu menghampiri Geo yang masih asik bermain mobil-mobilannya

"Sayangnya grandma asik banget" Mama Vina mengelus kepala Geo "Makan dulu ya?" tawarnya

"Nanti dulu grandma, Geo masih mau main" Geo menolak lebih memilih bermain

Anak kecil kalo sudah asik main memang akan lupa dengan makannya

"Nanti Geo laper, grandma yang suapin deh"

"Yaudah boleh, Geo mau makan ayam tapi!" Geo tidak ingin mengecewakan neneknya

"Siap, yaudah bentar grandma ambil dulu nasi sama lauknya" Mama Vina menuju ke dapur mengambil sesuai yang di mau cucunya setelah itu dia kembali ke untuk menyuapi Geo

"Sini buka mulutnya"

Geo melahap suapan demi suapan yang diberikan neneknya, rasanya menyenangkan bagi Mama Vina bisa menyuapi Geo dia berasa kembali ke masa dimana dia menyuapi putranya, Reynaldi.

"Enak?" tanyanya pada Geo

"Enak banget grandma" Geo mengacungkan jempolnya

"Makan yang banyak biar cepat besar" senyum tulus Mama Vina perlihatkan

"Ma..." suara Papa Bimo berhasil mengalihkan atensi Mama Vina

"Kenapa Pah?" tanya Mama Vina menyerngit bingung, dia memperhatikan suaminya yang fokus dengan ponselnya

"Menantu kita..."

***

End

Finally, selesai juga nih cerita🤗

Gantung yaa hehehe

Maap sengaja emang☺️

EXTERMINATETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang