Sore ini Rey sibuk mengurus istrinya yang tengah sakit, dia terus berjaga di samping sang istri. Sempat tadi pagi setelah ujian dilaksanakan Olivya muntah lagi dan hanya mengeluarkan cairan bening saja
Dengan keadaan sang istri yang seperti itu Rey jadi khawatir akan kesehatan Olivya dia berusaha membujuk istrinya untuk dibawa kerumah sakit tapi Olivya selalu menolak, dan menyangkal bahwa dia tidak sakit parah hanya masuk angin saja
Tapi, dipikir-pikir Olivya juga tidak demam hanya saja dia tidak nyaman dengan kondisi perutnya. Berbagai cara sudah lakukan untuk mengurangi rasa mual pada perutnya, namun tidak ada hasil
Rey terus memandangi sang istri yang tengah tertidur sambil sesekali mengelus kepala dan mencium keningnya, dia tidak bisa melihat sang istri dalam keadaan seperti ini
Setelah puas memandangi sang istri, Rey pergi ke balkon kamarnya untuk sekedar mencari angin, dia mengedarkan pandangannya tepat di hadapannya adalah sebuah pohon-pohon yang rindang
Rey memjamkan matanya menikmati angin yang menerpa permukaan kulitnya, dia menghembuskan nafasnya seolah membuang beban yang telah menumpuk di pundaknya. Sejenak dia merasa sedikit lega
"Sayang" panggil Olivya lirih, yang sudah berada di belakang suaminya itu. Rey yang mendengar itu langsung membuka matanya dan berbalik kearah sang istri
"Kenapa bangun, hm?" Rey menangkup kedua pipi Olivya, dan memandang wajah istrinya lekat
"Pengen sesuatu?" lanjut Rey bertanya, Olivya langsung mengangguk cepat
"Mau apa?" tanyanya lagi
"Pengen bakso" jawab Olivya dengan puppy eyesnya
"Yaudah, ayo beli" tanpa basa-basi Rey langsung mengajak sang istri
"Tapi aku mau yang bentuk love, yaa" ucap Olivya dengan antusias
"Hah?" Rey cengoh mendengar penuturan sang istri
"Mana ada yang bentuknya love, sayang" lanjutnya
"Makanya cari, ayo" ucap Olivya langsung menarik tangan suaminya
....
....
....
Setelah mengelilingi semua penjual bakso, tidak ada satupun penjual yang menjual bakso berbentuk love. Kebanyakan bentuknya bulat, gunung, tumpeng itu saja
Olivya yang tak kunjung mendapatkan keinginannya itu kini tampak memasang raut wajah cemberut, hancur sudah moodnya
"Sayang" panggil Rey lembut, melihat wajah istrinya yang tampak tidak bersahabat itu
"Coba cari online, mungkin ada yang jual" usulnya kepada sang istri
"Ngga mau, ntar lama datengnya" sungut Olivya
"Kalo ngga, minta tolong Mama bikinin aja" ucap Rey lagi
"Jangan, nanti ngerepotin" jawab Olivya tidak setuju
"Engga sayang, Mama palingan juga sekarang ngga lagi ngapa-ngapain" ucap Rey
"Pulang aja ya, kita minta tolong Mama buat bikin bakso yang kamu mau" lanjutnya, Olivya hanya mengangguk sebagai jawaban
Rey pun melajukan mobilnya, untuk kembali ke mansion. Beberapa menit berkendara mereka tiba di mansion
"Mamaaaa" teriak Rey memanggil Mamanya
"Ishhh, jangan teriak-teriak" Olivya mencubit lengan suaminya karena berisik, Rey pun hanya meringis kesakitan
"Kenapa Rey?" suara Mama Vina, dia tampak menuruni tangga, mendengar anaknya memanggilnya dengan keras tadi

KAMU SEDANG MEMBACA
EXTERMINATE
Ficção AdolescenteReynaldi Andreas, dia sudah menikah sejak SMA dengan salah satu perempuan yang paling dia cintai, Reynaldi mencintai istrinya dengan amat sangat. Tidak membiarkan perempuan kesayangannya di sentuh seujung kuku pun oleh laki-laki lain Jika ada yang m...