Dante: Another World
Creator : Sacracias
Story line : Aoki Ryuta
Writer : Sasabill Jei
Genre : Isekai, Fantasi, PetualanganBAB 7 : Bayangan
Hari berganti. Pagi sudah menyongsong, membuat rakyat Zelenia—yang masuk dataran Yggdra—terbangun dan kembali melakukan aktivitas keseharian mereka masing-masing.
Di tempat lain, tepatnya di dalam istana kerajaan, Dante terlihat masih terbaring di ranjang. Ia terlihat begitu pulas. Dante merasa sangat letih selepas melewati hari-hari yang menguras pikirannya. Ia sungguh tak bisa tidur dengan nyaman apalagi setelah terkurung dalam sel tahanan beberapa hari lalu.
Tak lama kemudian pintu kamar Dante terbuka, menampilkan dua gadis yang mengenakan dress serupa berwarna hitam dan hijau 3/4 kaki— dengan dua belahan di bagian depan sampai batas paha. Lalu, keduanya menghampiri laki-laki yang kini tengah terbaring dengan pulasnya.
“Hey, Bocah! Bangun!” seru Ellion, sesampainya di samping Dante.
Namun, Dante konstan. Ia sungguh tak merasakan kehadiran maupun seruan orang yang mencoba membangunkannya.
“Elli, bagaimana ini? Dia sama sekali tidak bergerak,” respons Shelvyanne.
“Ah, sungguh tidak dapat dipercaya!” Ellion bergumam. “Bangun saja dia terlambat. Bagaimana bisa dia akan mengurus segalanya nanti?”
Pada akhirnya mereka kembali membangunkan Dante hingga laki-laki itu tergugah. Kemudian, Dante mengusap-usap kedua mata dan membiasakan dengan keadaan sekelilingnya sebelum terduduk.
“Putri Ellion, Putri Shelvyanne,” ucap Dante, setelah sadar siapa yang di hadapannya kini.
“Rapikan dirimu. Dan cepatlah ke aula untuk makan. Ratu sudah menunggu,” tutur Ellion tanpa basa-basi. “Ah, dan satu lagi. Setelah itu, kita akan berlatih bertarung. Aku ingin menguji sejauh mana kemampuanmu itu.”
“Tapi—” Sebelum Dante melanjutkan katanya, dua gadis itu lebih dulu berbalik dan beranjak.
Selang beberapa menit kemudian, setelah mereka makan di aula istana, Dante, Ellion, juga Shelvyanne kini tiba di halaman samping istana. Matahari belum sampai di puncak, suhunya masih hangat, ditambah beberapa pepohonan rindang yang memblokir cahaya sehingga tidak langsung mengenai kulit. Dante dan Ellion sudah bersiap dengan pedang kayu di tangan mereka masing-masing, sedangkan Shelvyanne sendiri berdiri memperhatikan keduanya bertarung.
Sebelum Dante benar-benar bersiap dengan kuda-kudanya, Ellion sudah lebih dulu menyerang. Alhasil, laki-laki dengan manik mata hitam serupa rambutnya itu gelagapan dalam menghadapi gadis beriris merah tersebut. Pada akhirnya, pedang milik Dante terjatuh karena serangan lawan dan bersamaan itu, pedang milik Ellion mendarat tepat di samping lehernya.
Kini, Ellion menatap lekat wajah Dante saat pedang miliknya berada tepat di sisi leher laki-laki berpakaian hitam ber-outer panjang berwarna biru itu. “Bahaya tidak menunggu kita saat bersiap. Jadi, selalu berwaspadalah! Dan gunakan instingmu!” serunya, “dan refleksmu cukup bagus,” puji Ellion, kemudian.
“Ba-baiklah. Terima kasih,” balas Dante.
Lalu, mereka pun kembali bertarung. Satu, yang perlu Dante ingat dari perkataan Ellion dalam menggunakan pedang, yaitu jangan terlalu erat ataupun longgar ketika menggenggamnya. 'Jika memegangnya terlalu longgar, pedang itu mudah terjatuh. Sebaliknya, jika terlalu erat menggenggamnya, kau akan cepat lelah'.
Beberapa saat di tengah pertarungan antara Dante-Ellion, Shelvyanne berseru, “Semangat, Elli, Dani!” lalu bersorak dan bertepuk tangan dengan semangat.
KAMU SEDANG MEMBACA
Dante: Another World
Fantasyseorang anak SMA yang terjebak di dunia misterius dan tidak bisa kembali ke dunia asalnya. terpaksa menjalani takdir yang berbeda dari kehidupan dia sebelumnya.