Dante: Another World
Creator : Sacracias
Story line : Aoki Ryuta
Writer : Sasabill Jei
Genre : Isekai, Fantasi, Petualangan
BAB 9 : Tujuan
*****
Sepuluh tahun lalu, tepatnya setahun setelah kematian Raguel—ayah Dani alias Dante Alcaro (nama sebenarnya), Nayla—Ibu Dante—terlihat sedang berbincang dengan seorang wanita di ruang tamu. Di sisi lain, Dante yang saat itu usianya baru menginjak delapan tahun memanggil sang ibu tak jauh dari mereka duduk.
"Kemarilah," sahut Nayla lembut, seraya mengulurkan tangan mengisyaratkan agar Dante menghampirinya.
Sesampainya di situ, Nayla merangkul pundak Dante dan mengenalkan wanita yang tengah duduk bersamanya. Lalu, ia menyuruh Dante untuk menyalami Eri, teman kantor—menurut penuturannya saat memperkenalkan wanita berambut pirang sebahu itu kepada Dante.
Dante kecil pun lantas mendekat ke arah Eri dan meraih tangannya. "Pintar, ya. Adek siapa namanya? " tanya Eri seraya mengulas senyum.
"Dani," jawab Dante, yang kemudian langsung mendaratkan bokongnya begitu saja di samping Nayla setelah menyalami Eri.
"Dan ...,” ucap Nayla, sambil mengarahkan atensi penuh pada anaknya yang kemudian ditatap balas pula. “minggu depan, Ibu diminta pindah kerja ke luar negeri. Jadi untuk sementara, Dani tinggal sama Tante Eri, ya?" lanjutnya sembari mengelus lembut kepala putranya.
"Nggak! Ibu nggak boleh pergi! Aku maunya sama Ibu!” sahut Dante, setengah berteriak. Matanya mulai berkaca-kaca.
Tentu saja Dante tidak bisa menerima hal itu. Kenapa ia harus tinggal bersama orang yang baru saja dikenalnya? Mengapa juga ia tidak serta tinggal di luar negeri bersama ibunya?
Dante terus merengek juga menangis sesenggukan saat Nayla memberi pengertian bakal kepergiannya tersebut. Nayla tahu hal ini akan terjadi, tetapi ia tidak punya pilihan lain selain harus meninggalkan Dante bersama Eri. Berat. Begitu berat bagi dirinya untuk pergi, apalagi melihat putranya menangis begini.
Dante terus menolak keputusan Nayla. Sosok Ayah sudah tidak ada lagi di sisinya. Apakah ibunya juga akan tega pergi meninggalkan putranya ini sendirian bersama orang asing?
Namun, setelah menghabiskan waktu yang cukup lama, Nayla dan Eri—ikut serta—memberi pengertian juga penjelasan kepada Dante dengan berbagai hal, akhirnya menyetujui keputusan Nayla untuk pergi.
*****
Kembali ke masa kini, setelah pertemuan mengejutkan antara Jasmine dan Dante di depan pintu ruang kerja, mereka akhirnya masuk bersama.
Kini, Jasmine bersama rombongan Riesscha sudah berada di dalam ruangan yang cukup luas dilengkapi beberapa perlengkapan kantor pada umumnya: rak dan lemari pajangan yang berisi dokumen, beberapa penghargaan dan lain sebagainya. Ruangan itu sendiri bernuansa monokrom–hitam-putih–dilihat dari cat dan beberapa furnitur yang berada di sana.
Setelah Riesscha dan rombongannya dipersilahkan duduk, Jasmine pun ikut serta mendaratkan bokongnya di sofa yang sewarna dengan susu itu. Dante sendiri duduk di sisi kiri Jasmine bersama Ellion juga Shelvyanne. Sedangkan Riesscha di sisi kanan.
“Aku tidak mengerti. Bagaimana kau tahu namaku? Sedangkan, kita baru saja bertemu kan?” Sederet pertanyaan Dante mengawali percakapan. Iris matanya silih berganti memperhatikan keduanya.
Untuk sesaat, Jasmine hanya tersenyum setelah mendengar rentetan pertanyaan Dante. Sebaliknya dengan Ellion, dan Shelvyanne, justru atensi mereka tertuju pada keduanya. Mereka bertiga menunggu jawaban yang sedari tadi cukup mengganggu.
“Dengar Dante,” sahut Jasmine kemudian.
Saat mendengar jawaban wanita berambut coklat sebahu itu, atensi mereka kini refleks tertuju pada Jasmine. Semua pandangan pun semakin dibuat penasaran akan kebenaran tentang Dante.
“Apa kau mengenal Raguel?” tanya Jasmine.
“Dia ayahku.”
Wanita bernama Jasmine itu mengulas senyum. "Raguel dan Nayla adalah sahabatku. Jadi, bagaimana mungkin aku tidak mengenali anaknya yang tampan ini,” goda Jasmine seraya terkekeh kecil.
"Jadi, kau mengenal orang tuaku? Bagaimana bisa?" Pemuda itu semakin tidak mengerti.
Jasmine yang masih mempertahankan senyum kini perlahan menegakkan tubuhnya, lalu membiarkan punggungnya bersandar ke sofa. "Baiklah. Mungkin sudah saatnya kau mengetahui fakta yang sebenarnya.”
Jasmine pun mulai menceritakan kebenaran yang selama ini disembunyikan bertahun-tahun dari Dante. Lebih tepatnya, fakta tentang masa lalu Dante sendiri.
Pada kenyataannya, Nayla tidaklah bekerja di kantor biasa apalagi pergi ke luar negeri seperti yang selama ini Dante bayangkan, melainkan ibunya bekerja di sebuah agensi pemerintah bernama M.A.G.I.C yang merukapan akronim dari -Mentalist Agent of Global and Internal Cases- atau bisa juga diartikan sebagai -Agen Mentalist dari kasus Dunia dan dalam negeri-. Nayla ibunda Danre bekerja di sana sebagai mata-mata. Sedangkan ayah Dante–Raguel Alcaro–sendiri adalah seorang putra mahkota di Kerajaan Altaria dan yang berarti, Nayla adalah istri dari seorang pangeran. Meski faktanya Raguel lebih memilih tinggal di bumi karena cintanya kepada Nayla dan meninggalkan jabatannya sebagai putra mahkota.
Jasmine juga mengungkap fakta, bahwa kecelakaan yang dialami Raguel adalah sebuah manipulasi realitas belaka. Kematian Raguel sendiri pada dasarnya karena terbunuh oleh pemimpin bangsa Avarian ketika mempertahankan kerajaannya saat Terjadi Invasi Altaria. Setelah kematian Raguel, bangsa Avarian mengambil alih kerajaan dan memperbudak bangsa Ethernian.
Setahun setelah kematian Raguel, tepatnya ketika Nayla meninggalkan Dante yang masih berusia delapan tahun, ia tidaklah pergi ke luar negeri melainkan melakukan misi pengambilan alih takhta Kerajaan Altaria.
Saat itu, Nayla bersama Jasmine, dan juga Riesscha menyelinap ke Altaria guna menghabisi Raphael, sang Raja Avarian yang mengambil alih takhta kerajaan. Namun, misi mereka harus gagal. Jasmine dan Riesscha begitu beruntung berhasil diselamatkan okeh pasukan bala bantuan dari kerajaan Zelenia yang dipimpin Chryssean Revalleo dan kerajaan Zephyra yang dipimpin Raevan Alathea, tetapi tidak dengan Nayla yang justru tertangkap dan ditahan di Kerajaan suaminya sendiri.
Tertangkapnya Nayla sendiri terjadi karena Raevan–sang Panglima Kerajaan Zephyra–ternyata berkhianat dan berbalik membela Bangsa Avarian. Hal itu pula yang menyebabkan Riesscha dan Ellion sangat membenci Raevan ketika pertemuan mereka berdua di perbatasan beberapa hari lalu.
Di sela Jasmine bercerita, Dante terus mengepalkan tangan. Ia marah, begitu marah. Napasnya memburu. Ia sudah tidak tahan untuk meluapkan segalanya. Pemuda itu akhirnya bangkit dengan kesal.
“Kenapa kau tidak mengatakan hal itu dari dulu?! Kenapa semua orang menyembunyikan hal itu padaku?!”
“Dante–“ Riesscha menginterupsi.
“Cukup! Kalian semua sama sekali tidak mengerti perasaanku!” seru pemuda itu dengan sorot mata yang tajam. “Hidup dalam kebencian.” Suaranya melemah, pun dengan tatapannya kini terlihat kosong. Namun, masih ada kemarahan di raut wajahnya. “Selama ini aku membencinya. Aku kira, dia tega meninggalkanku hanya demi pekerjaan. Tetapi .... “ Dante mengambrukkan diri kembali ke sofa.
Tubuh Dante kini benar-benar merasa tak berdaya. Lantas, ia menunduk dan menyembunyikan wajah di dua telapak tangannya. Ellion yang berada tepat di sampingnya menempatkan sebelah tangannya di bahu pemuda itu untuk menenangkan.
Dante benar-benar merasa bersalah pada ibunya. Wanita itu harus berjuang sendiri selama ini tanpa dirinya ketahui dan diam-diam justru menerima kebencian dari sang putranya. Dan sekarang dirinya tidak tahu kabar wanita itu. Apakah dia baik-baik saja di sana? Di lain sisi, ia juga menyimpan rasa marah atas apa yang menimpa keluarganya, terutama pada Raguel, ayahnya.
“Ini semua demi kebaikanmu, Dante,” ucap Jasmine kemudian. “Lagi pula, jika kami memberi tahumu sejak awal, tak akan ada yang bisa kau lakukan.”
Dante menengadah kembali mendengar hal itu, lalu menatap Jasmine, datar.
KAMU SEDANG MEMBACA
Dante: Another World
Fantasyseorang anak SMA yang terjebak di dunia misterius dan tidak bisa kembali ke dunia asalnya. terpaksa menjalani takdir yang berbeda dari kehidupan dia sebelumnya.