Dante: Another World
Shijin Region ArcCreator : Sacracias
Writer : Sacracias
Story line : Fllz
Genre : Isekai, Fantasi, PetualanganBAB 26 : Desa Ryujin
Setelah meninggalkan hiruk pikuk kota Nidhafeli, Riesscha, Dante, Ellion, dan Shelvy melangkahkan kaki mereka menuju Hutan Falloum, sebuah surga tersembunyi yang terkenal akan keindahan alamnya yang mempesona. Hutan Falloum, yang membentang luas di perbatasan tiga wilayah, Altaria di utara, Zelenia di timur, dan Valtaris di barat daya, menawarkan pemandangan yang menakjubkan. Pohon-pohon menjulang tinggi menyapa langit, dedaunan berwarna-warni menari-nari ditiup angin sepoi-sepoi, dan sinar matahari yang lembut menerobos celah-celah dedaunan, menciptakan efek bayang-bayang yang indah di permukaan tanah. Suara gemericik air sungai kecil yang mengalir melalui hutan menambah kesan damai dan alami, seolah-olah alam tengah berbisik lembut kepada para pendatang. Burung-burung berkicau riang di atas cabang-cabang pohon, menciptakan melodi alam yang mengiringi petualangan mereka. Udara yang sejuk dan segar, serta panorama alam yang memukau, seolah-olah membawa mereka ke dunia yang terpisah dari keramaian kota, tempat di mana keindahan alam dapat dinikmati dengan sepenuh hati.
Riesscha, dengan langkah pasti, memimpin rombongan, matanya menjelajahi setiap sudut hutan dengan penuh antusias. Dante, yang selalu sigap, berjalan di belakangnya, tangannya terulur untuk meraih pegangan pedang yang terhunus di punggungnya. Ellion, dengan aura tenang yang khas, berjalan di sisi kanan Riesscha, matanya mengamati setiap keindahan alam di sekitarnya. Berbeda dengn Shelvy, yang tampak begitu bahagia berjalan dengan lompatan kecil di depan semua rekannya, tangannya terkadang menepuk dedaunan, rumput dan ranting yang dilaluinya, matanya berbinar-binar dengan rasa kagum akan keindahan hutan.
Suasana di Hutan Falloum terasa hening dan sunyi, hanya suara dedaunan yang bergesekan dan kicauan burung yang memecah kesunyian. Udara di sekitar seakan dipenuhi aroma tanah basah dan dedaunan yang baru saja terkena hujan. Sinar matahari yang menembus kanopi pohon menciptakan pola cahaya dan bayangan yang menari-nari di lantai hutan, memberikan nuansa magis dan misterius.
Pandangan mereka berempat tak henti menatap sekeliling, terpesona oleh keindahan hutan, meski begitu, mereka harus tetap waspada akan setiap kemungkinan yang mungkin saja terjadi di tempat ini. Hutan Falloum, meskipun tampak menawan, namun mungkin menyimpan misteri dan bahaya yang tersembunyi di balik pesonanya.Saat mereka berempat melangkah semakin dalam, seketika terdengar sebuah suara gemerisik di balik rerumputan, hingga membuat Riesscha bersiap siaga seketika. Dante dan Ellion dengan cepat menggenggam pegangan pedang mereka, siap menghadapi segala kemungkinan. Shelvy, yang sebelumnya riang seketika tampak ketakutan, kemudian bersembunyi di balik punggung Ellion, matanya mengintip dengan gugup ke arah rerumputan yang bergerak.
"Elli, apa itu?" bisik Shelvy dengan suara gemetar, ketakutan tergambar jelas di wajahnya. Mata dengan iris hijaunya membulat, dibarengi dengan tubuhnya yang sedikit gemetar. Ellion, dengan tenang, menoleh ke arah Shelvy, matanya tetap tertuju pada sumber suara. Ia menggelengkan kepalanya perlahan, memberi isyarat kepada Shelvy untuk tenang.
"Siapa di sana?!" seru Dante, suaranya bergema di antara pepohonan, pedangnya siap untuk menebas siapapun yang berani mengganggu perjalanan mereka. Suaranya terdengar tegas dan penuh otoritas, membuat siapapun yang mendengarnya akan merasa takut. Tangan kirinya menggenggam erat gagang pedang, jari-jarinya menegang, siap untuk menghunus bilamana diperlukan.Riesscha, dengan tatapan tajam, mengamati sekeliling, siap menghadapi segala kemungkinan. Ellion, dengan aura tenang yang khas, berdiri di belakang Dante, matanya mengamati setiap gerakan dengan saksama. Shelvy, yang masih sedikit gemetar, bersembunyi di balik punggung Ellion, matanya mengintip dengan gugup ke arah sumber suara.
Tiba-tiba, dari balik rerumputan muncul seorang laki-laki berpakaian khas Asia. Laki-laki dengan baju tradisional berwarna kuning kecoklatan itu tampak sibuk menepuk-nepuk badan dan celana panjang hitamnya, seolah-olah sedang berusaha mengusir sesuatu yang mengganggunya. Gerakannya sedikit kikuk, tangannya bergerak-gerak dengan cepat, matanya terpejam, seolah-olah sedang berbisik kepada dirinya sendiri. Tingkah laku laki-laki itu membuat Dante dan yang lainnya terheran-heran. Namun, ketika laki-laki dengan rambut hitam panjang diikat kuncir itu menyadari kehadiran mereka, wajahnya seketika berubah memerah, merasa malu karena tingkah laku yang mungkin terlihat aneh di depan orang asing.
Setelah beberapa saat, laki-laki itu mengambil nafas dalam-dalam, berusaha untuk tenang kembali. Ia kemudian mendekati Riesscha, Dante, Ellion, dan Shelvy dengan sikap yang ramah dan sopan, berusaha menunjukkan bahwa ia adalah orang baik dan tidak bermaksud berbuat jahat. Langkahnya pelan dan hati-hati, tangannya terulur ke depan, seolah-olah ingin menenangkan mereka.
"Ahh... maaf," ucap lelaki itu tersenyum kecil sambil menggaruk kepala belakangnya dengan tangan kanan, meskipun tidak gatal. Senyumnya terasa canggung, namun penuh dengan ketulusan.
"Siapa kamu?" tanya Dante dengan tatapan waspada, tangan kirinya masih menggenggam erat gagang pedang. Jari-jarinya menegang, siap untuk menghunus bilamana diperlukan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Dante: Another World
Fantasyseorang anak SMA yang terjebak di dunia misterius dan tidak bisa kembali ke dunia asalnya. terpaksa menjalani takdir yang berbeda dari kehidupan dia sebelumnya.