BAB 35: Pertemuan Empat Desa

3 1 0
                                    

Dante: Another World
Shijin Region Arc

Creator        : Sacracias
Writer          : Sacracias
Story  line   : Fllz
Genre           : Isekai, Fantasi, Petualangan

BAB 35: Pertemuan Empat Desa

Lima hari telah berlalu sejak Dante, Ellion, dan Yao memulai pelatihan intensif di bawah bimbingan Chou, seorang master seni bela diri yang berpengalaman. Ketiga pemuda ini menunjukkan kemajuan yang signifikan dalam penguasaan seni bela diri, masing-masing dengan tantangan dan keunikannya sendiri.

Selama lima hari itu, Chou secara bertahap mengajarkan tentang penggunaan empat teknik Chi, dasar-dasar yang membentuk pondasi kekuatan Shijin. Hwa, gerakan dasar yang berfokus pada kecepatan, mengajarkan mereka untuk bergerak dengan lincah dan cepat, menghindari serangan lawan. Gyong, gerakan dasar yang berfokus pada kekuatan, mengajarkan mereka untuk mengendalikan kekuatan Chi mereka untuk menghasilkan serangan yang dahsyat. Fang, gerakan dasar yang berfokus pada pertahanan, mengajarkan mereka untuk membangun pertahanan yang kuat, menangkis serangan lawan dengan efektif. Dan terakhir, Sen, gerakan dasar yang berfokus pada perasaan, mengajarkan mereka untuk memahami dan mengendalikan emosi mereka, menggunakannya sebagai sumber kekuatan dan ketahanan.

Dante, yang tidak memiliki Chi sama sekali pada awalnya, menghadapi kesulitan yang luar biasa. Namun, dengan tekad yang kuat dan kemampuan Alcaro Sword-nya yang bisa menyerap energi, ia perlahan mulai menguasai setiap teknik Chi. Ia belajar untuk mengendalikan energi yang diserapnya melalui pedangnya, mengarahkannya untuk menghasilkan serangan dan pertahanan yang efektif. Ketekunan dan kerja keras Dante menjadi bukti bahwa tekad yang kuat bisa mengatasi keterbatasan.

Di sisi lain, Ellion, putri kerajaan, memiliki bakat yang luar biasa. Terungkap bahwa Lunoir Sword miliknya memiliki kemampuan yang mirip dengan Alcaro Sword, mampu menyerap dan mengendalikan energi. Namun, alih-alih menggunakan energi Chi seperti petarung Shijin lain, Ellion mampu menguasai setiap teknik Chi menggunakan Energi Mana yang dimilikinya. Sebagai bangsa Sylphian, Ellion terlahir dengan Mana, dan tidak bisa menguasai energi Chi. Kemampuannya ini menjadi bukti bahwa bakat dan keunikan bisa melampaui batasan tradisi dan kebiasaan.

Yao, yang sudah pandai menggunakan Chi dan memiliki latar belakang yang kuat dari desa Kung-fu Baihu, menunjukkan kemajuan yang cepat. Ia dengan mudah memahami setiap teknik Chi, menggabungkan pengetahuan sebelumnya dengan pengajaran Chou untuk meningkatkan kemampuannya. Kecepatan dan ketajamannya dalam menguasai teknik Chi menjadi bukti bahwa bakat dan pengalaman bisa saling melengkapi.

Berbeda dengan ketiga temannya, Rubi, siswa terbaik desa Ryujin, lebih memilih berlatih sendiri. Chou, yang terlalu sibuk membimbing Dante, Ellion, dan Yao, tidak dapat memberikan perhatian yang sama kepada Rubi. Namun, Rubi, dengan tekad dan semangat yang tinggi, terus berlatih dengan gigih, meningkatkan kemampuannya sendiri. Ketekunan dan kemandiriannya menunjukkan bahwa kesuksesan bisa dicapai melalui usaha dan dedikasi.

Di luar suasana latihan, Riesscha, dengan sifatnya yang lembut dan penuh kasih sayang, kerap menghabiskan waktu dengan membantu warga desa. Ia memberikan bantuan dan perhatian kepada mereka yang membutuhkan, menunjukkan kepedulian dan empati yang tinggi. Sementara itu, Shelvy, yang lebih memilih untuk bermain bersama Rin di sekitar desa, menunjukkan kepolosan dan kekanakan yang menggemaskan. Meskipun masih muda dan polos, keduanya memiliki potensi yang besar untuk menjadi petarung hebat di masa depan.

Lima hari yang berat dipenuhi dengan latihan dan dedikasi telah membawa para pemuda, Dante, Ellion, Yao, dan Rubi, menuju sebuah titik penting: ujian Guardian Soul. Ujian ini merupakan tonggak sejarah bagi mereka, sebuah kesempatan untuk membuktikan kemampuan mereka dan melangkah lebih jauh dalam perjalanan mereka sebagai petarung.

Suasana di desa Ryujin terasa berbeda. Chou, bersama dengan beberapa samurai lain, berdiri tegak di depan kuil, mengenakan pakaian tradisional samurai yang megah. Mereka memancarkan aura wibawa dan kesiapan, mencerminkan pentingnya pertemuan yang akan segera dimulai. Jalan utama desa dipenuhi oleh warga yang ingin menyaksikan momen penting ini. Mereka menantikan kedatangan para kepala desa yang akan membahas ujian Guardian Soul.

Riesscha, dengan sifatnya yang lembut, menjaga Shelvy dan Rin agar tidak bermain-main seperti biasanya. Dante, Ellion, Yao, dan Rubi berdiri bersama dengan warga desa, mata mereka tertuju pada gerbang desa, menantikan kedatangan para pemimpin.

Waktu yang dinantikan telah tiba. Dari gerbang desa, muncul sosok Sasuke Hamura, seorang ninja bebakat yang memimpin desa ninja Kurenai. Ia mengenakan pakaian serba hitam dengan jubah putih yang melambangkan keanggunan dan misteri. Sebilah pedang pendek terhunus di punggungnya, simbol kekuatan dan ketajaman. Beberapa ninja dengan pakaian serupa mengawalnya, menunjukkan kesiapan dan kehebatan desa Kurenai.

Tepat di belakang Sasuke, melangkah Liu Zhang, ahli kungfu yang memimpin desa kungfu Baihu. Ia mengenakan baju khas kungfu Shaolin yang berwarna cokelat tua, dihiasi dengan motif naga emas yang melambangkan kekuatan dan keanggunan. Celana panjangnya berwarna hitam, dipadukan dengan sabuk merah yang menandakan tingkatannya sebagai master kungfu. Beberapa muridnya yang mengenakan pakaian serupa mengikutinya, menunjukkan kekompakan dan keharmonisan desa Baihu. Saat melangkah di jalan desa, sesaat perhatian Liu tertuju ke arah Yao, namun Yao hanya menundukan kepalanya. Bagaimanapun juga, Liu pernah menjadi guru bela diri bagi Yao, namun Yao akhirnya memilih untuk belajar bersama Chou di desa Ryujin.

Terakhir, muncul Liu Wan, seorang ahli Taichi yang memimpin desa Taichi Genbu. Ia mengenakan baju seperti yukata yang menjuntai panjang, berwarna biru tua dengan motif bunga sakura yang melambangkan keindahan dan ketenangan. Di kepalanya terpasang topi kerucut dari bambu, yang disebut "Eboshi", melambangkan kebijaksanaan dan keanggunan. Sebuah kain tipis yang disebut "Hanpu", menutupi wajahnya, menunjukkan kesederhanaan dan kerendahan hati. Beberapa pria yang hanya mengenakan celana panjang tanpa baju mengawalnya, menunjukkan kesederhanaan dan kekuatan desa Genbu.

Chou, dengan sikap hormat dan ramah, menyambut ketiga petinggi desa, Sasuke Hamura, Liu Zhang, dan Lei Wan. Ia kemudian mempersilahkan mereka semua masuk ke dalam kuil, tempat pertemuan penting yang akan menentukan masa depan para petarung di setiap desa.

Setiap pemimpin desa masuk satu persatu ke dalam kuil, didampingi satu orang pengawal. Sesaat sebelum Chou memasuki kuil, pria tua itu melirik ke belakang, tepat ke arah Riesscha. Chou menggerakan kepalanya, seakan mengisyaratkan Riesscha untuk ikut masuk ke dalam kuil untuk menemaninya. Riesscha yang awalnya bingung, akhirnya mengikuti Chou untuk ikut andil dalam pertemuan.

Suasana di dalam kuil terasa khusyuk dan tenang. Dinding kuil dihiasi dengan lukisan-lukisan indah yang menggambarkan pemandangan alam dan tokoh-tokoh legenda. Sinar matahari yang menembus celah-celah atap kuil menerangi ruangan, menciptakan suasana yang hangat dan damai. Di tengah ruangan, terdapat sebuah meja pendek yang terbuat dari kayu jati yang mengkilap. Meja ini, yang dikenal sebagai "Chabudai", merupakan meja tradisional yang biasa digunakan untuk minum teh dan bermeditasi.

Setiap pemimpin desa duduk di salah satu sisi meja, sementara pengawal mereka tetap berdiri di belakang. Riesscha, yang merasa sedikit gugup, berdiri tepat di belakang Chou. Ia memperhatikan dengan saksama setiap gerak-gerik para pemimpin desa, mencoba memahami makna dari pertemuan penting ini.

"Selamat datang saudara-saudaraku, tuan Hamura, tuan Zhang, dan nona Wan di desaku yang sederhana ini. Sungguh suatu kehormatan untuk pria tua sepertiku bisa berjumpa dengan orang-orang hebat seperti kalian, meski hanya setahun sekali," sambut Chou dengan ramah, senyum tipis menghiasi wajahnya yang keriput.

"Terimakasih, tuan Shiryu. Klan ninja sangat berterima kasih bisa kembali berkunjung ke desa samurai yang megah ini," ucap Sasuke sedikit menundukan kepalanya, tangannya terlipat di depan dada.

"Ya, meski aku lihat ada sosok yang tak asing bagiku disini. Namun aku senang Lin Yao bisa berbaur dan berlatih disini. Karena dia sangat sulit untuk belajar dibawah bimbinganku," keluh Liu duduk dengan menyangga dagunya, raut wajahnya menunjukkan sedikit kekecewaan.

"Ahaha, anda benar tuan Zhang, Yao merupakan anak yang bebakat, ia sering bercerita tentang cara mengajar anda yang penuh disiplin. Dan itu membuatku iri," ucap Chou, dilanjutkan dengan tawa kecil diantara kedua pemimpin itu. Senyum lebar terukir di wajah Chou, matanya berbinar-binar.

"Nona Wan, aku dengar tuan Wan sedang dalam kondisi yang kurang sehat, apakah itu benar?" Tanya Chou beralih melirik Lei, raut wajahnya menunjukkan rasa prihatin.

"Benar, ayahanda sedang menderita suatu penyakit Di usia tuanya. Namun tuan Shiryu tenang saja, saya telah belajar banyak dari ayahanda, saya akan memberikan kontribusi dan aspirasi saya sebagai pemimpin baru desa Genbu. Mohon bantuannya," ucap Lei dengan nada suara yang lembut sembari sedikit menundukan kepala, matanya menunjukkan tekad yang kuat.

Untuk sesaat, pertemuan mereka diawali dengan candaan, basa-basi, dan obrolan ringan. Suasana menjadi lebih hangat dengan kehadiran beberapa wanita yang memasuki kuil membawa teh hangat dan roti khas desa Ryujin, sebagai sajian hidangan bagi para tamu.

"Tuan Shiryu, ada baiknya kita segera memulai pembahasan kita untuk ujian Guardian Soul tahun ini," ucap Sasuke, matanya menatap Chou dengan penuh harap.

"Anda benar tuan Hamura, maafkan saya. Baiklah, kalau begitu mari kita mulai saja tujuan pertemuan kita kali ini tuan dan nona sekalian," ucap Chou, tangannya menepuk pelan meja kayu.

Bersambung...

Dante: Another WorldTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang