BAB 30 : Luka Masa Lalu

5 1 0
                                    

Dante: Another World
Shijin Region Arc

Creator        : Sacracias
Writer          : Sacracias
Story  line   : Fllz
Genre           : Isekai, Fantasi, Petualangan

BAB 30 : Luka Masa Lalu

Hari telah berlalu sejak serangan teror Isabelle menerjang Desa Ryujin. Meskipun bekas luka serangan masih terlihat jelas di beberapa tempat, semangat warga desa untuk bangkit kembali seperti api yang membara. Aktivitas perlahan kembali normal. Suara tawa anak-anak yang bermain di jalanan dan hiruk pikuk para pedagang yang menata dagangan di pasar menjadi bukti nyata kebangkitan Desa Ryujin. Dante dan kawan-kawannya, yang telah berjuang dengan gagah berani untuk membantu menyelamatkan desa, dipersilahkan untuk tinggal sementara waktu di sana. Namun, Chou, salah satu samurai terkemuka di desa, tidak begitu saja memberikan mereka izin tinggal. Sebelumnya, Chou meminta Dante dan Yao untuk mendatanginya saat pagi hari di depan kuil.

Di depan kuil, Chou melangkah keluar dari dojo kemudian menghampiri Dante dan Yao yang sedang menunggu di depan bangunan tersebut. Tatapan pria tua itu begitu tajam dan penuh makna, seolah ingin menyampaikan sesuatu yang penting. Udara pagi yang sejuk terasa menegang, seakan mencerminkan suasana hati yang berat diantara ketiga lelaki itu.

"Kalian berdua," ucap Chou dengan suara tenang, berdiri di depan pintu masuk Dojo. Matanya begitu lekat menatap Dante dan Yao, seolah ingin membaca pikiran mereka. Panggilan Chou itu membuat Dante dan Yao segera mengalihkan perhatian mereka ke arah pria tua plontos itu. Mereka merasa sedikit gugup, karena tidak tahu apa yang ingin dikatakannya.

"Kemarilah," lanjut Chou, kemudian berbalik melangkah masuk ke dalam Dojo. Ia berjalan dengan langkah yang tenang dan penuh wibawa, seolah ia telah memutuskan sesuatu yang penting. Dante dan Yao merasa sedikit bingung dengan ajakan Chou, namun mereka tidak berani menolak atau mempertanyakan hal itu. Hingga akhirnya, mereka berdua pun segera beranjak mengikuti Chou masuk ke dalam Dojo.

Di dalam Dojo, Chou membimbing Dante dan Yao memasuki sebuah ruangan yang khas dengan gaya samurai Jepang. Ruangan itu terlihat lapang dan bersih, dengan lantai kayu berlapis tatami, sebuah bahan lantai khas Jepang yang terbuat dari jerami dan kulit. Dinding ruangan itu juga terbuat dari kayu berwarna cokelat tua, memberikan kesan yang hangat dan alami. Di ruangan itu juga terdapat beberapa benda antik seperti pedang dan baju besi yang terpajang di setiap sisi ruangan. Benda-benda itu seolah menceritakan sejarah panjang dan kejayaan para samurai.

Mata Dante dan Yao begitu lekat memperhatikan setiap sudut ruangan, seakan terpesona akan keindahan dekorasi ruangan itu. Mereka merasa sangat terkesan dengan suasana yang menenangkan dan elegan di ruangan itu. Mereka merasa bahwa mereka telah memasuki dunia yang berbeda, sebuah dunia yang penuh dengan tradisi dan kehormatan.

Chou kemudian duduk di atas bantal zabuton, sebuah bantal khas Jepang yang digunakan untuk duduk di lantai. Ia meminta Dante dan Yao untuk duduk juga di hadapannya. Dante dan Yao dengan cepat menuruti permintaan Chou dan duduk dengan sikap yang penuh hormat. Mereka merasa bahwa Chou memiliki sesuatu yang penting untuk dibicarakan dengan mereka, dan mereka siap untuk mendengarkan dengan seksama.

Suasana di dalam ruangan terasa tenang dan damai, membuat Dante dan Yao merasa nyaman dan rileks. Mereka merasa bahwa Chou telah menciptakan suasana yang kondusif untuk berbicara, sebuah suasana yang penuh dengan rasa hormat dan kepercayaan. Mereka menunggu dengan sabar, ingin mengetahui apa yang ingin dikatakan Chou.

"Kau, siapa namamu?" tanya Chou dengan suara yang tenang namun tegas, matanya menatap Yao dengan tatapan yang serius. Ia ingin mengetahui identitas Yao, karena ia merasa bahwa Yao bukanlah orang biasa. Ia merasakan aura yang kuat terpancar dari diri Yao, sebuah aura yang tidak biasa.

"A... Aku? Lin Yao.." jawab Yao dengan suara yang sedikit gemetar, merasa sedikit gugup dengan tatapan Chou yang begitu tajam. Ia merasa tertekan oleh tatapan Chou, namun ia berusaha untuk tetap tenang dan menjawab pertanyaan Chou dengan jujur.

"Kau?" lanjut Chou kemudian beralih menatap Dante dengan tatapan yang sama tajamnya. Ia ingin mengetahui identitas Dante, karena ia merasa bahwa Dante juga bukanlah orang biasa. Ia merasakan aura yang kuat terpancar dari diri Dante, sebuah aura yang penuh dengan keanggunan dan kekuatan.

"Dante, Dante Alcaro," jawab Dante dengan suara pelan, kepalanya seketika tertunduk seakan merasa takut dan segan. Ia merasa sedikit gugup dengan tatapan Chou, namun ia berusaha untuk tetap tenang dan menjawab pertanyaan Chou dengan jujur.

"Alcaro? Apakah kau putra mahkota kerajaan Altaria? Putra Raguel dan Nayla?" mendengar jawaban Dante, Chou terlihat begitu terkejut, namun Dante hanya menganggukan kepala menanggapi pertanyaan Chou. Ia tidak menyangka bahwa Dante adalah putra mahkota kerajaan Altaria, seorang tokoh penting dalam sejarah kerajaan Altaria.

"Rupanya aku sudah salah bertindak," gumam pelan Chou. Perlahan tatapan serius Chou berubah sedikit berseri. "Biar kutebak, kau pasti ingin melakukan pemberontakan terhadap kerajaan Altaria guna menyelamatkan ibumu kan?" Tanya Chou. Pertanyaan Chou itu seketika membuat Dante terkejut. Ia tidak menyangka bahwa Chou telah mengetahui tujuannya.

"Bagaimana anda bisa tahu?" Tanya Dante dengan sedikit kebingungan. Ia merasa heran, bagaimana Chou bisa mengetahui tujuannya.

"Tragedi penyerangan Altaria oleh bangsa Avarian telah menjadi sebuah sejarah paling tragis. Kematian Tuan Raguel dan diambil alihnya takhta Altaria oleh Raphael Vascrea telah memberikan dampak negatif yang besar," jelas Chou. Dante dan Yao begitu antusias mendengarkan cerita Chou itu. Mereka merasa bahwa Chou memiliki pengetahuan yang luas tentang sejarah kerajaan Altaria.

"Tuan Raguel telah banyak membantuku, mungkin ini saatnya aku membalas budi atas kebaikan beliau," lanjutnya. Chou menjelaskan bahwa ia memiliki hubungan yang erat dengan Tuan Raguel, dan bahwa ia ingin membantu Dante untuk menyelamatkan ibunya. Ia merasa bahwa ia memiliki tanggung jawab untuk membantu Dante, karena ia telah menerima banyak kebaikan dari Tuan Raguel.

Dante dan Yao merasa terharu dengan ucapan Chou. Mereka merasa bahwa Chou adalah orang yang baik dan bijaksana, dan bahwa mereka telah menemukan sekutu yang tepat dalam perjuangan mereka. Mereka merasa bahwa mereka telah menemukan tempat yang aman dan nyaman di desa Ryujin, sebuah tempat yang penuh dengan orang-orang yang baik hati dan penuh kasih sayang.

Dante: Another WorldTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang