Dante: Another World
Creator : Sacracias
Story line : Sacracias
Writer : Sasabill Jei
Genre : Isekai, Fantasi, PetualanganBAB 13 : Keputusan
Meski suasana taman kota begitu ramai di sore hari ini, namun berbeda dengan suasana disebuah bangku taman tempat Dante dan Litha berbincang. Untuk beberapa saat keheningan tercipta di antara mereka. Litha dan Dante hanya saling bertatapan dengan sorot mata yang serius.
"Tapi aku ingin kau merahasiakan ini dari nona Jasmine," ucap Litha memecah keheningan. Dante hanya merespons dengan sedikit anggukan.
Litha menghela napas sejenak sebelum mulai berbicara, "Sebenarnya, aku telah menciptakan sebuah serum yang kusebut Bio-Magi." Wajahnya tampak serius, "Meski Serum ini dilarang oleh nona Jasmine, tetapi serum ini mampu memberikan kekuatan layaknya seorang Mentalist."
Dante tampak terkejut, namun belum memahami betul maksud ucapan Litha.
"Bio-Magi?" Dante mengerutkan dahinya. Litha hanya membalas pertanyaan Dante dengan anggukan dan senyuman."Aku ingin menggunakan serum itu untuk menyerang kerajaan Altaria dan merebutnya kembali dari Avarian?" Ucap Litha dengan nada serius, tatapannya masih tertuju ke mata Dante.
Dante tampak ragu, alisnya berkerut, "Tapi, apakah hanya dengan kekuatan Mentalist mampu mengalahkan Raphael Vascrea?"
Litha tersenyum yakin,
"Saat invasi Altaria, ada dua orang Mentalist, teman nona Jasmine. Mereka mampu memojokkan Raphael, meski pada akhirnya Raphael tetap bisa mengalahkan mereka berdua." Litha mengangkat tangannya, menekankan poinnya."Jadi, jika manusia bisa menggunakan kekuatan Mentalist untuk memojokkan Raphael, bagaimana jika seorang Ethernian yang menggunakannya? Ethernian seperti kita memiliki metabolisme yang melebihi manusia pada umumnya kan? Mungkin kita memiliki potensi yang lebih dalam penggunaan kekuatan Mentalist. Terlebih jika yang menggunakannya adalah makhluk campuran seperti kamu, Dante," Tutur litha masih dengan ekspresi seriusnya.
"Hmm.. Aku... Aku perlu memikirkannya." Dante tampak ragu, seraya mengalihkan atensinya dari Litha. Litha mengangguk tersenyum dengan pengertian menanggapi perkataan Dante, kemudian
menepuk bahu Dante ringan.Dari kejauhan, tampak seorang pria mengenakan kaos dan celana hitam tengah berdiri di balik sebuah tiang, memperhatikan Dante dan Litha. Pria itu Altima, yang hanya berdiri bersilang lengan.
*****
Waktu berlalu begitu saja setelah percakapan Dante dan Litha di tengah taman kota. Langit sudah mulai menghitam, menandakan bahwa malam telah tiba. Litha kini berada di lab-nya yang sudah sepi. Ia tampak sibuk membereskan benda-benda di meja kerjanya. Hingga ketika ia selesai dan hendak keluar lab, tiba-tiba Altima sudah berdiri di mulut pintu.
"Sedang apa kau di sini?" ketus Litha seraya melangkah hendak keluar ruangan, meski langkahnya terhalang oleh Altima yang berdiri di depannya.
"Apa yang kau katakan pada anak itu di taman kota?" Meski matanya terhalang kacamata hitam, namun ekspresi Altima terlihat seolah menatap Litha yang berdiri tepat di depannya.
"Itu bukan urusanmu," sahut Litha, memaksakan langkahnya hingga menyenggol lengan Altima.
"Oh, ya? Kau fikir aku tidak tahu tentang serum itu?" Seketika, Litha yang hendak meninggalkan Altima menghentikan langkahnya ketika mendengar perkataan Altima. Litha menoleh ke belakang dengan ekspresi marah.
"Kau akan mendapat masalah jika Nona Jasmine mengetahui semuanya.""Maka pastikan Nona Jasmine tidak mengetahuinya," ujar Litha, melangkah mendekati Altima, menatap tajam ke arah mata Altima seraya menekan dada Altima dengan telunjuknya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Dante: Another World
Fantasyseorang anak SMA yang terjebak di dunia misterius dan tidak bisa kembali ke dunia asalnya. terpaksa menjalani takdir yang berbeda dari kehidupan dia sebelumnya.