BAB 32 : Kekuatan Tersembunyi

7 2 0
                                    

Dante: Another World
Shijin Region Arc

Creator : Sacracias
Writer : Sacracias
Story line : Fllz
Genre : Isekai, Fantasi, Petualangan



BAB 32 : Kekuatan Tersembunyi

Suasana pagi yang masih tenang di desa Ryujin terasa segar dan menenangkan. Udara segar menyerbu paru-paru, membawa aroma tanah dan daun yang baru saja terkena embun pagi. Bau khas tanah basah bercampur dengan aroma dedaunan yang segar, menciptakan aroma khas pedesaan yang menenangkan. Cahaya mentari pagi yang lembut menembus dedaunan, menciptakan pola cahaya yang menari-nari di atas tanah, seolah-olah alam sedang menyambut hari baru dengan penuh suka cita.

Chou, pria renta yang menjadi pemimpin sekaligus guru bagi semua samurai di desa Ryujin, mengajak Dante, Yao, Ellion, dan Rubi ke sebuah lapangan yang terletak di hutan belakang desa. Lapangan tersebut terlihat seperti tempat latihan bela diri tradisional untuk kungfu atau kendo, dengan tanah yang rata dan luas, dikelilingi oleh pepohonan yang rimbun. Pohon-pohon pinus yang menjulang tinggi berdiri kokoh, seakan menjaga lapangan dari gangguan dunia luar. Di antara pepohonan, burung-burung berkicau dengan merdu, menciptakan alunan musik alam yang menenangkan.

Saat tiba di lapangan, Dante dan Yao terlihat kagum dengan pemandangan di sekitar mereka. Wajah mereka terlihat terpana melihat lapangan yang begitu luas dan terbuka di tengah hutan belantara. Mereka terlihat takjub dengan keindahan alam yang ada di sekitar lapangan, seolah menemukan sebuah surga tersembunyi di tengah hutan. Dante, dengan langkah yang sedikit ragu, mendekati tepi lapangan, matanya tertuju pada dedaunan yang rimbun dan hijau, seolah-olah ingin menyerap energi alam yang terpancar dari tempat itu. Yao, dengan senyum lebar, berlari kecil di lapangan yang luas, seolah-olah ingin merasakan kebebasan yang terpancar dari tempat itu.

Namun, Ellion tetap terlihat dingin dan tidak menunjukkan ekspresi yang jelas. Dia hanya diam dan memperhatikan sekitar dengan tatapan tajam, seolah mencari sesuatu yang tersembunyi di balik keindahan alam itu. Ellion, dengan tangan terlipat di dada, seolah-olah ingin melindungi dirinya dari energi alam yang terpancar dari tempat itu. Tatapannya yang tajam dan penuh penyelidikan seolah-olah ingin menembus kedalaman hutan, mencari makna tersembunyi di balik keindahan alam yang tampak sederhana. Sedangkan Rubi yang sudah begutu familiar dengan tempat latihan ini hanya berdiam didekat Chou.

Di tengah lapangan, Chou berdiri tegak, matanya menyapu keempat muridnya yang tengah bersiap untuk berlatih. Sorot matanya tajam, namun di baliknya tersembunyi rasa penasaran dan sedikit kecemasan.

"Aku ingin menguji sejauh mana kemampuan kalian," ucapnya, suaranya tegas, bercampur dengan sedikit getaran.
"Untuk permulaan, ada yang mau mulai bertanding terlebih dahulu?"

Keempat murid itu saling berpandangan, masing-masing dengan ekspresi yang berbeda. Ada yang terlihat antusias, namun ada juga yang tampak ragu. Saat itu juga, Ellion, gadis berambut hitam dengan aura misterius, mengangkat tangannya. Gerakannya cepat dan tepat, menunjukkan rasa percaya diri yang terpancar dari dirinya. "Izinkan aku," ucapnya dengan suara yang tenang namun penuh tekad.

Chou mengangguk, "Bagus, aku senang putri Ellion bersedia memulai latihan tanding ini. Baiklah, putri Ellion akan bertanding dengan..."

Belum sempat Chou menyelesaikan ucapannya, Ellion segera menginterupsi. "Aku ingin berlatih tanding dengannya," tegasnya, sembari menunjuk Yao yang berada di sampingnya. Keputusan Ellion yang tiba-tiba itu tentu membuat Yao terkejut.

Yao menghembuskan nafas panjang, "Huft, baiklah..." keluhnya, seolah menunjukkan sebuah rasa enggan dan sedikit kecemasan yang tersembunyi di balik kata-katanya. Yao menggaruk kepalanya yang tidak gatal, matanya melirik ke arah Chou, seolah meminta persetujuan.

Chou tersenyum tipis, "Baiklah, bagaimana dengamu, Yao? Apa kau mau berlatih tanding dengan putri Ellion?" Tanya Chou beralih melirik Yao. Yao mengangguk, sesaat matanya melirik Ellion dengan tatapan yang sulit diartikan. Yao menarik nafas dalam-dalam, mencoba untuk menenangkan diri.

Dante: Another WorldTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang