Shaka dan Anaya bermain bersama hingga sore hari, Fany pun datang sesuai janji nya untuk menjemput Shaka pulang tetapi wajahnya begitu terlihat sedih.
"Tan, makasi udah jaga Shaka ya" ucap Fany sembari tersenyum tipis, Tania peka jika Fany kala itu sedang memikirkan sesuatu.
"Iya sama sama, Fany kita udah berteman dari lama kalau ada masalah cerita sama aku" Tania menepuk pundak Fany pelan.
"Tan.. Donny ada pekerjaan yang harus diselesaikan di luar negeri jadi aku, leah dan Shaka juga harus ikut tapi kami gaakan jual rumah kami disini karna pasti akan balik lagi" jelas Fany, Tania mengangguk mengerti.
"Lalu kenapa kamu kelihatan sedih begitu? kamu kan bilang pasti akan balik kesini" ucap Tania.
"Sangat disayangkan Tan, Shaka akhirnya bisa deket sama perempuan karna Anaya coba kamu liat mereka kelihatan udah akrab aku jadi ga tega pisahinnya dan kalau Naya cariin Shaka gmn?" Fany menghela nafas sembari menunjuk kearah dalam dimana Shaka dan Anaya berada.
"Ga masalah, aku yang akan urus itu memang kamu berangkat kapan?" Tanya Tania.
"Besok" jelasnya.
"Mendadak juga ya, yauda sekarang kamu lebih baik pulang buat siap siap dari sekarang aku pasti bakal kangen sama kamu" Tania tersenyum lembut.
"Aku juga" Fany ikut tersenyum, "Shaka, ayoo pulang" lanjutnya sedikit berteriak kedalam rumah, tak lama Shaka keluar bersama Anaya.
"Dadahh chakaa! becok main lagii yaa" ucap Anaya tersenyum manis.
"Iya, dah Anaya" Shaka melambaikan tangannya sebelum ia masuk kedalam mobil, kemudian mobil milik Fany berlalu meninggalkan kediaman Tania.
"Mami? kenapa lihatin aku kaya gitu?" Tanya Anaya bingung.
"Ah gapapa sayang, ayo masuk sebentar lagi papi pulang" ucap Tania segera menarik Anaya masuk kedalam.
-
Malam hari tiba, Bayu dan Tania serta kedua putri mereka sudah berada dimeja makan.
"Papi, besok mami pergi kerumah Oma ya soalnya Anala ngerengek minta kesana" ucap Tania membuka suara.
"Iya pergi aja, Anaya ikut?" Tanya Bayu beralih menanyakan putrinya.
"tidaa ah, Naya mau dirumah belsama papi caja coalnya papi kan libul" ucap Anaya antusias.
"Tumben, karna apa nih?" Tanya Bayu tersenyum pada putrinya.
"hehehe becok bica tida kita kelumah Chaka?" Tanya Anaya penuh harap, Tania juga Bayu saling bertatapan karna tau jika keluarga Shaka akan pergi besok.
"Sayang, besok keluarga shaka mau pergi keluar negeri jadi kamu gabisa main sama Shaka dulu" jelas Tania lembut.
"Lama?" Tanya Anaya sendu.
"mami gatau pasti, jadi kemungkinan bisa lama bisa juga sebentar"
"humm" mata Anaya mulai berkaca kaca dan perlahan meneteskan air mata takut jika tidak bisa bertemu dengan Shaka lagi.
"anak papi kok nangis, nanti pasti ketemu Shaka lagi tenang aja" Bayu mengusap punggung Anaya lembut, berbeda dengan Anaya sedari tadi Anala hanya diam sibuk dengan makanannya sendiri.
"Tuh liat nala aja ga nangis" sahut Tania sembari menunjuk Anala.
"beda mamii, Nala ngga deket cama chaka" ucap Anaya.
"ala uga tidaa au ekat ekat"
(Nala juga tidak mau dekat dekat)
sahut Anala mulai bicara sembari memainkan sendoknya.Bayu dan Tania hanya geleng geleng, Anaya terus menangis tetapi lama lama terlelap karna lelah akhirnya Bayu menggendong putrinya kekamar sementara Anala masih diruang makan bersama Tania.
"ami, ala tidaa cuka ama aka aka itu"
(mami, nala tidak suka sama shaka shaka itu)
Anala memanyunkan bibirnya sementara Tania masih berusaha memahami apa yang putrinya katakan."aka aka?" Tania mengerutkan keningnya bingung.
"ahh maksud nala itu Shaka?" Tanya Tania dan diangguki Anala.
"kenapa ngga suka? tanyanya lagi.
"kalna ia lebut aya ali ala"
(karna dia rebut naya dari nala)
jawab Anala sembari mengetuk ngetuk menggunakan sendok.Tania terkekeh tetapi tak membalas ucapan putrinya, ia mengerti jika Anala cemburu dengan kedekatan Shaka dan Anaya karna sejak masih 1 tahun pun Anala selalu ingin dekat dengan Anaya begitupun sebaliknya.
"udah udah, sekarang mami gendong kekamar terus bobo okay?" ucap Tania tersenyum dan diangguki Anala, kemudian ia menggendong Anala menuju ke kamar.
-
Pagi hari tiba, Anaya perlahan membuka mata kemudian bangkit sembari mengucek matanya yang masih terasa mengantuk.
"naya mau ke kamal nala dulu ah" ucap Anaya yang segera turun dari kasur dan segera berlari menuju kamar Anala.
"Nala nalaa" Anaya mengetuk pintu tetapi tak ada jawaban, kemudian ia memutuskan untuk kebawah.
"Papii, Nala cama Mami dimana?" Tanya Anaya sembari menuruni tangga.
"Udah berangkat kerumah oma sayang, kenapa? mau makan?" tanya Bayu tetapi Anaya menggeleng.
"Naya tidaa punya teman main dong?" Anaya memanyunkan bibirnya.
"Kan ada papi" Bayu menaruh koran yang tadi ia pegang kemudian tersenyum pada Anaya membuat senyum gadis itu merekah.
Tiba tiba ponsel Bayu berbunyi, ia tersenyum dan mengangkat panggilan video call dan segera mengarahkan nya pada wajah Anaya.
"Halo Naya!" Sapa Shaka tersenyum sembari melambai disebrang video call.
"Chakaaa!" Ucap Anaya antusias, senyumnya lebih merekah kali ini karna melihat Shaka.
Kedua bocah itu asyik mengobrol dibalik video call tersebut hingga 2 jam bahkan Bayu dan Donny yang memegangi ponsel tersebut merasa pegal.
"Sayang, udah dulu ya vidcallnya" bujuk Bayu.
"Tidaa mau papii, naya cedang acik bicala dengan chaka" Anaya menggeleng cepat.
"Shaka, udahan dulu ya?udah 2 jam ngobrol sama Naya nanti lagi oke?" Donny menatap putranya lembut, Shaka yang mengerti pun kemudian mengangguk.
"Naya, nanti lagi ya ngobrol nya udah lama soalnya" ucap Shaka pada Anaya, akhirnya gadis itu mengangguk tetapi sambil memanyunkan bibirnya.
"Jangan lupa janji kita yaa !" Ucap Anaya.
"Iyaa, ga akan lupa kok tunggu kita besar nanti kita tepati janji kita berdua" Shaka tersenyum tipis, Anaya sepertinya betulan ingin menjadi pasangannya.
"Iyaa ! Dadah Shakaa !" Anaya tersenyum sembari melambai dan dibalas oleh Shaka.
"Dahh Naya" balasnya tersenyum.
Pip.. sambungan vidcall pun mati.
"Kamu buat janji apa sama Shaka?" Tanya Bayu penasaran.
"Lahasiaa ! Papi tidaa boleh tau" kekeh jahil Anaya.
"Wah udah main rahasia rahasiaan nih sama papi??" Bayu tersenyum jahil pada putrinya.
"Nanti juga papi tau kalau Naya cudah besal" Anaya cekikikan melihat Bayu memanyunkan bibirnya.
"Naya mau tinggalin papi ya?" Tanya Bayu.
"Tidaa! Naya tidaa akan meninggalkan papii kalna naya cayang papii" gadis kecil itu berlari kepelukan Bayu sembari mengusap punggung papinya tersebut.
"Beneran ya? Jangan tinggalin papi dulu sampe Naya ketemu sama laki laki yang bisa jaga Naya kaya papi" Bayu mengecup pipi putrinya lembut.
Anaya sebenarnya tak mengerti tetapi ia tetap mengiyakan ucapan Bayu,
"Iyaa papii, siapp !"Anaya tak tahu jika tadi adalah obrolan terakhir dengan Shaka karna bocah laki laki itu akan sekolah tk diasrama dan sejak itu Anaya mulai tumbuh besar dan perlahan mulai melupakan tentang Shaka.
Flashback Masa Lalu Shaka & Anaya end.
To be continued.
Jangan lupa vote, terimakasih.
KAMU SEDANG MEMBACA
Red Flag Boy's - Jenrina x Jaeminjeong [END]
Romance"mau lo apaan sih ?!" tanya Anaya dengan kesal. "Mau lo jadi milik gue." jawabnya. "lo ngapain sih ? ganggu tau ga ?!" Anala menatap tajam. "Berusaha dapetin hati lo." Jawabnya sembari tersenyum miring. Bagaimana jadinya jika 2 bersaudara Anaya dan...