47. Ingatan² kecil tentang Keenan dan Anala (2) end.

600 49 1
                                    

Anala mengerutkan keningnya mendengar ajakan Keenan.

"tida au" tolak Anala sembari menggeleng.

"kenapa?" tanya Keenan kecewa.

"kata mami halus menikah cama olang yan kita cintai" jawab Anala membuat Keenan memanyunkan bibirnya.

Keenan tak membalas ucapan Anala, ia hanya diam
sembari memanyunkan bibirnya tetapi tak membuatnya menyerah, seterusnya setiap mereka bermain bersama pasti Keenan selalu bicara hal yang sama hingga membuat Anala jengah dan hampir tak ingin pergi kerumah Keenan lagi.

"enan, eman aya cudah tidaa datang agi cepeltinya ala uga tida akan kecini agi kalna ala akan belmain belcama aya telus (Keenan, teman naya sudah tidak datang lagi sepertinya nala juga tidak akan kesini lagi karna nala akan bermain bersama naya terus)" Ucap Anala menatap Keenan, Keenan yang mendengar hal itu pun wajahnya terlihat kecewa.

"Jadi kita tidak akan main bersama lagi?" Tanya Keenan sedikit memanyunkan bibirnya kecewa.

"janan cedih, kalau ada waktu ala akan kecini untuk main dengan enan" Anala tersenyum sembari memejamkan matanya.

"janji? jika sudah besar kamu harus jadi pengantin enan ya" Anala memutar bola matanya mendengar ucapan Keenan.

"enan bicala itu telus, ala jadi pucing" ucap Anala sembari memegang kepalanya, "cudah ah, ala au pulang" sambung gadis kecil itu yang segera bangkit dari duduknya.

"janji dulu" Keenan menahan lengan Anala.

"ishh enan! ndaaa, enan nakal" teriak Anala tetapi sayang sekali Yona sedang berada di taman belakang.

"bunda ada ditaman belakang, tidak akan kedengaran" ucap Keenan, Anala pun memanyunkan bibirnya.

"humm yaudah iya iyaa, kalau cudah besal ala au nikah cama enan" Keenan tersenyum senang mendengar ucapan Anala.

"cudah, ala au pulang au main cama aya" setelah Keenan melepaskan genggamannya, Anala langsung berlari keluar meninggalkan Keenan.

"aku bakal nikah dengan Anala" seru Keenan senang.

Flashback end.

"Cuma itu yang aku inget" Keenan tersenyum menatap Anala yang sepertinya sedang mencoba mengingat ingat.

"aku gabisa inget" Anala memanyunkan bibirnya.

"gapapa, nanti pasti inget kok" Keenan mengusap kepala Anala.

"Tapi kalo dipikir pikir, kamu dulu maksa bgt buat aku nikah sama kamu" Anala mengerutkan keningnya.

"hmm mungkin karna kamu beda" ujar Keenan.

"beda? beda apanya?" tanya Anala.

"bunda dulu sering ajak aku kalo ketemu temen temennya dan pasti ada anak anak lain juga, kebanyakan anak cewe dan selalu nempel terus sama aku trus bikin aku risih, kalau kamu diajak temenan aja susah bgt harus disogok pake mainan dulu" Keenan terkekeh.

"ohh gitu, ya gimana ya aku jarang deket sama anak cowo gitu.. waktu kecil aja pas shaka dateng kerumah buat main sama Naya, aku kurang suka dan selalu ngejauh" Anala menghela nafas.

"tapi sekarang udah ngga kan?" Tanya Keenan memastikan.

"ngga, itu mah waktu kecil sekarang udah gede semua udah mau lulus juga bahkan sekarang aku seneng Naya ketemu lagi sama Shaka" Anala tersenyum.

"Kalau kamu? Seneng ga tau kalau kita pernah ketemu bahkan temen waktu kecil" Keenan tersenyum menatap gadisnya dengan lembut, Anala diam sejenak kemudian senyumnya kembali mengembang.

"Seneng, aku seneng.. dunia sempit bgt ternyata ya kita ga ketemu bertahun tahun tapi setelah itu kita malah ketemu lagi, kamu jadi pacar aku lagi" kekeh Anala sembari mencubit pelan hidung Keenan.

Keenan terpaku sesaat kemudian menarik Anala agar berbaring disampingnya. "Waktu kecil kamu tolak ajakan aku buat nikah, kalau aku lamar kamu saat kita lulus kamu bakal terima ngga?" Keenan menatap Anala penuh arti sembari mengelus pipi gadis itu.

"Kamu masih nanya? Ya udah pasti mau, pacaran sama kamu aja aku udah bersyukur nan apalagi bisa nikah sama kamu" Anala mendekatkan wajahnya kemudian mendaratkan satu ciuman pada pipi Keenan.

"Wait for me, wait until the time comes.." ucap Keenan dengan nada rendah sembari memejamkan matanya.

Anala hanya diam sembari tersenyum, Keenan mendekatkan diri dan menaruh kepalanya pada dada Anala kemudian memeluk gadis itu erat, Anala tak menolak justru ia ikut memeluk kepala Keenan sembari sesekali memainkan rambut laki laki itu.

"Aku takut Jeffrey bakal kembali nan.. dia bakal terus ganggu kita, aku harap hubungan kita akan baik baik aja selamanya" batin Anala, gadis itu kemudian mencium pucuk kepala Keenan dan ikut memejamkan matanya.

Kedua insan itu pun berakhir tidur bersama, tapi tentu tak terjadi apapun hanya tidur sembari berpelukan..

"Keenan sama Nala kok lama bgt ya?" Anaya sedari tadi tak berhenti menatap kearah tangga menunggu kedatangan Keenan dan adiknya.

"Sabar, tungguin aja nanti juga turun" ujar Shaka tersenyum.

"Aku samperin deh" baru saja Anaya bangkit, Tania langsung menghentikannya.

"Naya, biarin Keenan sama Anala berdua pasti banyak yang mau mereka bicarain tunggu aja sampai mereka turun jangan ganggu dulu" Tania menatap putri sulungnya sembari tersenyum lembut.

"Iya deh, mi" Anaya memanyunkan bibirnya kemudian kembali duduk disamping Shaka, laki laki itu terkekeh gemas melihat pacarnya memanyunkan bibirnya.

"Gausah gitu bibirnya, minta dicium?" goda Shaka yang langsung mendapat cubitan dari Anaya.

"Tolong liat situasi ya" Anaya berdehem sembari memejamkan matanya.

"Ekhem" Fany berdehem sembari menatap putranya begitu juga dengan Tania dan Yona, sontak Shaka tersenyum canggung sembari menggaruk tengkuknya yang tidak gatal

"Maaf maaf" ucap Shaka menyunggingkan senyumnya.

"Dasar" Anaya menghela nafas, ia sangat bosan duduk disana meski ada Shaka yang menemani.

"Bosen ya?" Tanya Shaka yang peka dan diangguki Anaya.

"AH AKU TAU!" Teriak Anaya, sontak semua yang berada disitu terkejut buru buru Anaya membungkam mulutnya.

"Naya.." Tania menatap putrinya datar.

"Iya mii maaf ya" ujar Anaya pada yang lain, Yona dan Fany hanya terkekeh sembari menggelengkan kepalanya sedangkan Shaka sedikit tertawa.

"Apaan ketawa?!" Anaya menatap tajam Shaka yang langsung menghentikan senyumnya.

"Ngga" Shaka pura pura berdehem.

"Ayo ikut aku kekamar" ajak Anaya.

"Ya ampun nay, kamu segitu ga sabarnya? Nanti, tunggu kita nikah dulu baru sah" canda Shaka membuat Anaya kesal kemudian menginjak kaki Shaka kuat.

"Aww, sakit nay.." ringis Shaka.

"Biarin! suruh siapa pikirannya kotor bgt, orang aku mau ajakin main game dikamar aku eh kamu malah mikir kesitu" Anaya mengerutkan dahinya kesal.

"Iya iya maaf sayang, aku cuma bercanda astaga" Shaka terus mengusap kakinya yang diinjak Anaya karna masih terasa sakit.

"Bodo amat" Anaya langsung bangkit menuju tangga meninggalkan Shaka yang masih kesakitan.

"Nay! Tungguin" buru buru Shaka berlari menyusul Anaya yang sudah menaiki tangga.

"Dasar anak muda" Fany menggeleng-gelengkan kepalanya menatap Anaya dan Shaka.

"Umur segitu emang biasanya lagi dimabuk cinta" Yona terkekeh.

"Kaya kita waktu masih muda" timpal Tania tertawa kecil dan diangguki kedua temannya yang lain.

"Bener" sahut Yona dan Fany serempak.

To be continued.

Jangan lupa vote terimakasih.

Red Flag Boy's - Jenrina x Jaeminjeong [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang