Keenan berinisiatif memanggil dokter untuk memeriksa keadaan Sean, setelah diperiksa Sean dipanggil ke ruangan dokter dan atas permintaan Sean pun Keenan ikut.
"Nal, aku pergi bentar ya sama Keenan" Sean mengelus kepala Anala sembari tersenyum.
"Okee, bentar lagi kak naya sampe kok" Anala mengangguk kemudian beralih menatap Keenan dan tersenyum.
Sean dan Keenan pergi kemudian setelah beberapa saat berjalan, mereka sampai dan langsung masuk kedalam.
"Silahkan duduk" ucap sang dokter.
"Apa yang dokter mau bicarakan?" Tanya Sean, ia menggigit bibir bawahnya takut.
"Tuan Sean.. maaf saya harus mengatakan ini" dokter menatap Sean. "Jantung anda semakin melemah, bahkan 2 bulan pun sepertinya tidak akan sampai.." sambung sang dokter, mata Sean dan Keenan membulat.
"Lalu.. berapa lama lagi saya akan hidup?" Tanya Sean, tangannya sedikit gemetar.
"Sekitar 3 harilagi.. atau bisa lebih jika tuan Sean bisa bertahan, saya sudah mencari cari donor jantung tapi sayang sekali saya tidak menemukan seseorang yang ingin mendonorkan jantungnya untuk tuan" Dokter tersebut menghela nafas.
"Sean.." Keenan menepuk pundak Sean, berusaha menyemangati.
"Keenan, tolong jaga Anala baik baik ya setelah gue gaada" Sean menoleh menatap Keenan sembari tersenyum kemudian bangkit dan berpamitan pada Dokter lalu disusul Keenan.
"Sean" panggil Keenan menghentikan langkah Sean.
"Kayanya takdir Anala emang sama lo, bukan gue.." ucap Sean tanpa berbalik. "Maaf Keenan.. maaf karna jatuh cinta sedalam ini sama Anala, gue kira Anala orang yang ditakdirkan buat gue tapi ternyata gue salah.. hal yang udah ditakdirkan buat gue bukan Anala tapi kematian" Sean tersenyum getir, Keenan kemudian memilih diam bingung harus membalas apa.
"Tolong rahasiain ini dari Anala ya, Anala harus tetap melanjutkan hidup bareng lo" Sean menoleh kebelakang kemudian tersenyum tipis pada Keenan, Keenan hanya bisa mengangguk.
—
"Mami bahagia bgt kamu masih hidup, sayang" Tania memeluk Anala erat, rasa rindu yang selama ini ia bendung akhirnya bisa ia tumpahkan setelah melihat putri bungsunya masih hidup.
Setelah Anaya dan Shaka pulang, Anaya segera memberitahukan perihal Anala pada Tania. Tania rasanya ingin menangis mendengar kabar bahwa putrinya masih hidup oleh karna itu ia ikut bersama Anaya hari ini untuk bertemu Anala.
"Aku juga bahagia" meski Anala kehilangan ingatan, tapi ikatan ibu dan anak itu kuat membuat Anala bahagia berada didekat Tania.
Shaka dan Anaya tersenyum melihat momen itu.
Pintu terbuka, menampakkan Keenan dan Sean yang baru kembali.
"Mami, itu Sean.. orang yang bantuin Anala selama Anala dirawat" ucap Anaya memperkenalkan, Tania kemudian menghampiri Sean.
"Terimakasih sudah menjaga anak saya, saya sangat berterimakasih.." Tania tersenyum menatap Sean.
"Ah ga masalah tante, saya justru senang jadi bisa mengenal Anala" Sean membungkuk.
"Mami, Sean itu pacar aku" sahut Anala, Tania sedikit membulatkan matanya terkejut mendengar penuturan putrinya.
"Pacar?"
"Iya, kemarin Sean juga lamar aku" senyum bahagia tersirat di wajah Anala, gadis itu menunjukkan jarinya yang tersemat sebuah cincin.
"Ah begitu.. mami ikut senang" Tania hanya bisa tersenyum saat itu, tak ingin membuat putrinya sedih kemudian matanya beralih pada Keenan yang sedari tadi diam.
![](https://img.wattpad.com/cover/337391848-288-k306757.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Red Flag Boy's - Jenrina x Jaeminjeong [END]
Romance"mau lo apaan sih ?!" tanya Anaya dengan kesal. "Mau lo jadi milik gue." jawabnya. "lo ngapain sih ? ganggu tau ga ?!" Anala menatap tajam. "Berusaha dapetin hati lo." Jawabnya sembari tersenyum miring. Bagaimana jadinya jika 2 bersaudara Anaya dan...