Seluruh keluarga berkumpul, duduk bersama disebuah tikar yang digelar memenuhi taman.
"ini agak gosong vin?" Tanya Galen menatap piring yang baru diletakkan Marvin.
"noh gara gara dua bocah berantem rebutan kipas, jadi ngga nyadar ini udah mateng" jawab Marvin menghela nafas.
"bukan gue, Keenan tuh dibilang gue masih bisa tapi kekeuh mau gantian" sahut Anala menatap Keenan sebal.
"loh? aku kan niatnya mau bantu karna kamu udah keringetan gitu, tapi kamunya malah gamau" balas Keenan.
"tapi kan aku udah bilang masih bisa, wajar kalau keringetan kan deket pemanggang"
"ya aku kan ga tega liat kamu keringetan"
Perdebatan kembali berlanjut, Marvin memejamkan matanya menghela nafas kemudian menoleh kearah mereka berdua dengan tatapan sinis.
"Bisa diem ngga? lagi pada makan jangan berisik" ucap Marvin dengan nada datar, Keenan dan Anala langsung diam.
"maaf" ucap mereka berdua.
"Keenan takut sama Marvin? Ahahaha" Galen tertawa lumayan kencang hingga mengundang antensi orang orang disana.
"stttt!" Bella menepuk pundak suaminya sembari menaruh jari telunjuknya dibibir menandakan ia untuk diam.
"maaf maaf" Galen cengengesan.
"Gue juga kaget Keenan takut sama Marvin, padahal dulu ngga tuh" sahut Shaka.
"sekarang beda lagi, apa karna udah nikah ya makanya dia jadi lebih serem?" Bisik Keenan pada Shaka.
"Bisik bisik apa lo?" Tanya Marvin menatap Keenan.
"hah? Ngga, cuma nanya sesuatu doang" jawab Keenan dengan senyum yang dipaksakan.
"Ahahaha lucu juga liat Keenan takut sama Marvin gini" Anaya tertawa kecil.
"Keenan Anala" panggil Tania menatap keduanya, sontak Keenan dan Anala menoleh.
"Kenapa mi?" Tanya Anala.
"Mami sama bunda nya Keenan udah nentuin kapan pernikahan kalian, menurut kita kayanya ngga usah ada acara pertunangan lagi karna melihat Anala yang pakai cincin dijari manis tangan kiri" jelas Tania tersenyum menatap jari Anala yang sudah tersemat cincin.
Keenan dan Anala saling pandang kemudian tersenyum.
"emangnya tanggal berapa Bun?" Tanya Keenan pada Yona.
"kalau itu.." Yona menghentikan ucapannya sembari menoleh pada Tania dengan senyum.
Keenan dan Anala sontak mengerutkan kening bingung.
—
Setelah membereskan taman bekas barbeque bersama, satu persatu orang pulang begitu pun dengan Keenan, Anaya, Shaka, dan yang lain kini Anala sedang berada dikamarnya ia sama sekali tak bisa tidur karna ucapan Yona ditaman.
"aduhh gabisa tidur.. terlalu cepet ngga sih?.." gumam Anala mengacak acak rambutnya.
Anala bangkit dari tempat tidur, ia berjalan kesana kemari untuk menenangkan pikiran karna tiba tiba di beri pemberitahuan yang mengejutkan seperti ini.
"apa gue siap?.." tanya Anala pada dirinya sendiri.
"akh! gatau deh pusing, kok bisa mami sama bunda nentuin nya secepat itu sih?!" Anala kembali menjatuhkan diri ke atas kasur.
ia berguling kesana kemari hingga kasur berantakan, Anala menggigit bibir bawahnya hingga tak sadar berdarah.
"berdarah? aduh ada ada aja deh, kebiasaan bgt" Anala meraih tissue didekat kasur kemudian menempelkannya pada bibir nya yang berdarah.
KAMU SEDANG MEMBACA
Red Flag Boy's - Jenrina x Jaeminjeong [END]
Storie d'amore"mau lo apaan sih ?!" tanya Anaya dengan kesal. "Mau lo jadi milik gue." jawabnya. "lo ngapain sih ? ganggu tau ga ?!" Anala menatap tajam. "Berusaha dapetin hati lo." Jawabnya sembari tersenyum miring. Bagaimana jadinya jika 2 bersaudara Anaya dan...