Keesokan harinya Keenan bergegas kerumah Anaya, ia ingin memberitahu perihal kemarin dimana ia bertemu dengan seseorang yang benar benar mirip Anala, Keenan berangkat bersama Shaka yang bingung ada apa dengan Keenan yang tiba tiba ingin pergi kesana.
"Lo serius?.." tanya Anaya dengan mata sedikit membulat.
"Gue serius nay, gue yakin itu Anala! Gue yakin itu dia!" Jawab Keenan yakin, Anaya tiba tiba teringat kemarin dimana ia tak sengaja melihat seseorang mirip dengan adiknya.
"Keenan, Anala udah gaada.." ujar Shaka menatap Keenan.
"Berhenti bilang kalau Anala gaada! Gue yakin dia masih hidup" balas Keenan dengan nada tak suka mendengar perkataan Shaka.
"Keenan" panggil Anaya, Keenan dan Shaka menoleh.
"Sebenernya kemarin gue juga liat orang yang mirip sama Anala sekilas, tapi gue masih ragu itu emang dia atau bukan" Anaya menunduk, tapi ia juga terkejut bagaimana mungkin ada seseorang yang wajahnya benar benar mirip Anala, tak ada perbedaan sama sekali.
"Gue bakal selidiki soal ini, gue pergi" Keenan bangkit kemudian pergi.
"Kenapa kamu ngomong gitu? Dengan kamu ngomong kaya gitu bakal ngebuat Keenan semakin susah nerima fakta kalau Anala udah gaada, nay.." Shaka menghela nafas.
"Shaka, aku bicara fakta! Aku emang liat cewe yang mirip Anala, apa aku salah bicara begitu? gmn kalau itu beneran Anala? Aku juga jadi merasa kalau Anala emang masih hidup" Anaya mengerutkan keningnya menatap Shaka.
"Nay, ga gitu maksud nya.."
"Udah ya, lebih baik kamu bantu Keenan.. acara pertunangan kita sebentar lagi aku ga mau berantem" Anaya bangkit kemudian berlalu kedalam meninggalkan Shaka yang menghela nafas frustasi.
"Apa Anala emang masih hidup?.. gue harus suruh orang buat cari tau tentang cewe yang mirip Anala ini" ucap Shaka menunduk sembari menggaruk tengkuknya.
—
"tolong cari tau tentang perempuan yang mirip Anala ini" Keenan menyerahkan sebuah foto Alana yang ia ambil diam diam dan memberikannya pada seorang pria yang berpakaian serba hitam.
"Baik, mohon ditunggu besok akan saya kabari" pria yang ternyata seorang mata mata, dan pria itu menerima foto tersebut kemudian pergi.
"Semoga itu beneran kamu, nal.. tapi, kalau memang itu kamu kenapa kamu ngga pulang? apa kamu ngga kangen aku dan yang lain? Ini udah 3 tahun" ucap Keenan pelan kemudian ia pergi.
Keenan memacu motor nya ke suatu tempat, tempat favorit Anala. Motor Keenan berhenti dan ia segera turun, Keenan pergi pantai kemudian duduk ditepi memandang lautan yang indah di sore hari itu ingatannya kembali pada masa Anala yang mengajak nya pergi kesini.
Flashback..
"Kenapa kita ke pantai?" Tanya Keenan.
"Karna pantai itu tempat favorit aku" jawab Anala tersenyum teduh, rambutnya yang diurai tertiup angin sore. Mata Keenan terpesona.
"Kalau nanti kamu kangen aku, kamu kesini ya pasti kangen kamu terobati" ucap Anala yang kemudian duduk mendekat pada Keenan.
"Kamu ngomong kaya gitu kaya mau pergi jauh aja" Keenan mencubit pipi Anala.
"Aww.. ya siapa tau aku pergi" Anala mengusap pipinya yang terasa sakit.
"Jangan ngomong gitu, kita bakal sama sama terus. Selamanya" Jelas Keenan mengusap kepala Anala.
"Iya deh iya" Anala memanyunkan bibirnya kemudian menyandarkan kepalanya pada pundak Keenan.
"Selalu kaya gini ya, nal? Kita harus selalu kaya gini" Keenan merangkul pundak Anala dengan lembut.
KAMU SEDANG MEMBACA
Red Flag Boy's - Jenrina x Jaeminjeong [END]
Romantizm"mau lo apaan sih ?!" tanya Anaya dengan kesal. "Mau lo jadi milik gue." jawabnya. "lo ngapain sih ? ganggu tau ga ?!" Anala menatap tajam. "Berusaha dapetin hati lo." Jawabnya sembari tersenyum miring. Bagaimana jadinya jika 2 bersaudara Anaya dan...