Pulang sekolah akhirnya tiba, saat ini Anala sedang duduk di jok belakang motor Keenan yang sedang melaju dan ia tak tahu Keenan akan membawanya kemana tapi dari tatapan mata Keenan seperti ada rasa penyesalan yang sangat besar membuat Anala amat penasaran hingga mereka sampai disuatu tempat..
"Kita ngapain ke TPU ?.." tanya Anala dengan suara yang kedengaran takut.
"Ketemu seseorang" jawab Keenan sambil ngelus surai Anala sambil tersenyum dan gadis itu hanya mengangguk mengikuti Keenan didepannya.
"Masih jauh ?" Tanya Anala lagi yang kelihatan lelah.
"Udah sampe" Keenan menatap makam yang ada dihadapan nya.
"Nindy Shakira Putri.." ucap Anala pelan menyebutkan nama yang tertulis di batu nisan makam tersebut lalu menoleh kearah Keenan yang sudah berjongkok dan segera ikut berjongkok disamping Keenan.
"Hai, Nindy.. maaf aku baru kesini karna aku baru tau soal kejadian saat kamu bunuh diri.." lirih Keenan yang mata nya mulai berkaca kaca membuat Anala yang mendengar hal itu terkejut.
'bunuh diri ?..' itu lah yang dipikirkan Anala.
"Maafin sikap aku dulu kekamu, Nin.. Aku ga tau kalau sikap aku kekamu sampe buat kamu bunuh diri.." perlahan air mata Keenan turun membasahi pipi dan dengan segera Anala mengusap pipi Keenan yang basah.
"Keenan.." ucap Anala lirih melihat Keenan, baru pertama kali ia melihat laki laki disampingnya ini terlihat sangat rapuh.
"Anala.. aku mau ceritain suatu hal kekamu dan aku harap kamu ga benci sama aku" Keenan menatap kedua netra milik Anala lekat lekat dan Anala mengangguk pelan.
"Dulu pas aku kelas 10 aku punya pacar, dia orang nya.." Keenan menatap sekilas batu nisan Nindy dihadapannya lalu kembali menatap Anala, "Hubungan aku sama dia waktu itu baik baik aja sampai sifat aku berubah jadi posesif ke dia.. aku selalu banyak ngelarang ke Nindy bahkan sampai main tangan ke dia.." Keenan menunduk tak berani menatap Anala yang kini tengah terkejut.
"Sampai Nindy minta putus ke aku tapi aku nolak.. disitu Nindy tetep maksa buat putus dan aku.." Keenan menggantungkan kalimat terakhir membuat Anala semakin penasaran.
"Keenan.. kamu apa ?.. lanjutin ceritanya !" ucap Anala menggoyangkan bahu Keenan yang bergetar.
"Aku.. aku pukulin Nindy sampai dia masuk rumah sakit.." Keenan menatap wajah Anala sekilas sedangkan Anala terkejut bukan main, "dan mungkin karna itu Nindy bunuh diri, Anala.." Keenan mulai menangis kembali karna tak kuat menahannya lagi sedangkan Anala bingung harus bagaimana, Keenan adalah pacar nya tetapi disisi lain kesalahan Keenan pada Nindy benar benar fatal hingga mengakibatkan kematian pada seseorang.
"Aku mau pulang" ucap Anala tiba tiba membuat Keenan langsung menoleh kearah gadis itu.
"Yaudah.. ayo" mau tak mau Keenan menuruti keinginan Anala untuk pulang karna ekspresi gadis itu terlihat tak nyaman sedangkan Anala langsung berjalan duluan meninggalkan Keenan.
"Aku bakal mampir lagi kesini nanti.." ucap Keenan lirih lalu bangkit dan berjalan menyusul Anala.
"gatau kenapa gue ngerasa Keenan salah karna udah ngebuat seseorang bunuh diri.. gue ngerasa marah sama Keenan meski gue ga kenal sama Nindy.." batin Anala seraya berjalan kearah motor Keenan berada sedangkan Keenan kini berada dekat dibelakang Anala.
"Nala ?.." panggil Keenan seraya menepuk pundak Anala membuat gadis itu terkejut dan reflek menjauhkan diri dari Keenan.
"e-eh ?.. maaf aku kaget.." ucap Anala membuang wajahnya seraya mendekat kembali pada Keenan sedangkan laki laki itu hanya tersenyum tipis karna tau ada apa dengan gadis nya itu.
"Ayo naik.." Keenan menaiki motor nya lalu menatap Anala yang berdiam diri.
"Iya" Anala segera naik tapi ia tak berpegangan pada pinggang Keenan melainkan pundak laki laki itu membuat Keenan sedikit merasa sakit melihat perlakuan Anala pada dirinya dan dengan segera Keenan memacu motornya meninggalkan tempat tersebut.
Diperjalanan mereka berdua benar benar tidak berbicara satu sama lain, Keenan tau kalau Anala masih terkejut perihal cerita masa lalunya dengan Nindy sedangkan Anala memang sedang tidak ingin berbicara dengan Keenan hingga 30 menit berlalu mereka akhirnya segera tiba di kediaman Anala dan disana ada Anaya dan Shaka yang berdiri didepan pintu.
"Nala, aku pula—" belum Keenan selesai berbicara Anala sudah masuk kedalam gerbang rumahnya, lagi lagi Keenan merasa sakit.
"Udah baikan ? Darimana ?" Tanya Anala pada adiknya itu tetapi Anala tak menjawab dan langsung melewati Anaya dan Shaka begitu saja, "Anala ! Tunggu !" Anaya langsung menyusul Anala kedalam sedangkan Keenan masih terdiam di motornya dan segera Shaka menghampiri sahabat nya itu.
"Harus nya gue ga ceritain perihal Nindy ke Anala.." ucap Keenan pada Shaka yang kini berada disampingnya.
"Nan, lo sekarang pacar Anala dan udah sewajarnya Anala tau tentang masa lalu lo jadi biarin Anala sendiri dulu buat berfikir" Shaka menepuk pundak Keenan pelan, "dan gue harap kejadian Nindy ga terulang ke Anala" sambung Shaka dan diangguki Keenan.
"Gue pulang dulu, lo kan lagi pacaran sama Anaya" Keenan terkekeh kecil pada Shaka dan dibalas senyum tipis oleh Shaka.
"Iya, hati hati" ucap Shaka menatap Keenan dihadapannya dan diangguki oleh Keenan, dengan segera Keenan pergi meninggalkan kediaman Anala.
***
"Anala ! Kenapa lagi sih ?!" Tanya Anaya kesal.
"Jangan ganggu gue dulu, Naya ! Gue lagi pengen sendiri" Anala segera masuk kekamar nya dan mengunci pintunya.
"Nala ! Buka dulu ! Cerita sama gue kenapa ?!" Anaya menggedor-gedor pintu kamar Anala berulang kali tetapi Anala sama sekali tak membukakan pintunya.
"Naya.. udah biarin Anala sendiri dulu, mungkin dia butuh waktu sendiri nanti mami kamu kebangun" ucap Shaka yang tiba tiba datang.
"Tapi Anala.." Anaya menatap wajah Shaka dihadapannya sambil mengerutkan dahinya.
"Gapapa, biarin aja dulu" ucap Shaka tersenyum pada Anaya lalu mengacak acak rambut gadisnya itu.
"Huft.. okey" Anaya menghela nafas panjang lalu lengannya ditarik Shaka untuk turun kebawah.
"Shaka.. aku cape bgt" ucap Anaya setelah sampai dibawah lalu lengan nya ditarik lagi oleh Shaka kedalam dekapannya, "Shaka ?.." Anaya terkejut.
"Anaya, aku janji sama kamu kalau aku gaakan nyakitin perasaan kamu dan aku harap kita selalu sama sama kaya gini selamanya.. i love you babe" ucap Shaka sambil mengelus surai rambut milik Anaya dalam dekapannya dan Anaya terharu mendengar ucapan Shaka lalu mengangguk.
"Thank you, Shaka.. i love you more, ayo sama sama terus kaya gini" Anaya tersenyum sambil bersandar dipunggung Shaka.
"Iya, aku janji kita akan terus kaya gini Anala" Shaka tersenyum seraya melepaskan pelukan tersebut lalu menatap lekat netra indah milik Anaya lalu mendekatkan wajah mereka.
Chuu
Bibir Shaka mendarat di bibir kecil milik Anaya, Anaya sama sekali tak menolak dan mengalungkan lengannya di leher Shaka dan sore itu adalah hari yang buruk bagi Keenan dan Anala dan juga hari yang indah untuk Shaka dan Anaya..
—
Jangan lupa vote nyaa, maaff baru upload lagi soal nya lagi liburan hehe semoga suka bab kali inii ! Terimakasih untuk yang sudah memberi vote.
KAMU SEDANG MEMBACA
Red Flag Boy's - Jenrina x Jaeminjeong [END]
Romance"mau lo apaan sih ?!" tanya Anaya dengan kesal. "Mau lo jadi milik gue." jawabnya. "lo ngapain sih ? ganggu tau ga ?!" Anala menatap tajam. "Berusaha dapetin hati lo." Jawabnya sembari tersenyum miring. Bagaimana jadinya jika 2 bersaudara Anaya dan...