61. Selamat jalan, Sean

557 43 3
                                    

Lusanya Anala sudah bersiap untuk melakukan operasi, ia sedikit takut. Ia memandang sekeliling mencari keberadaan Sean tapi tak menemukannya.

"Keenan, Sean dmn?" Tanya Anala dengan wajah sedih.

"Sean.." Keenan baru saja akan mencari alasan tapi Sean datang tiba tiba.

"Aku disini" Sean datang sembari tersenyum lembut, tapi wajahnya terlihat pucat dan lemas.

"Kamu baik baik aja?" Tanya Anala khawatir, laki laki itu mengangguk.

"Aku baik baik aja, besok aku juga operasi jadi pastiin kamu buat sembuh ya" Sean menepuk kepala Anala lembut, gadis itu tersenyum sembari mengangguk.

Keenan sedikit sedih, tak tega melihat Sean dengan keadaan seperti itu apalagi laki laki itu terlihat sangat lemah.

"Kamu sekarang pergi keruang operasi, tapi maaf aku gabisa anter ya? Dokter panggil soalnya, jadi kamu sama Keenan dulu.. gapapa?" Tanya Sean.

"Gapapa, kamu juga harus sembuh yaa! Janji ke aku kalau kamu bakal sembuh"

Sean mengacungkan jempolnya kemudian mencium kening Anala sekilas.

"Tolong ya nan" Sean beralih menatap Keenan dengan senyum, Keenan mengangguk pelan kemudian Sean berlalu.

"Mami sama kakak dmn??" Tanya Anala pada Keenan.

"Oh, mereka dateng sebentar lagi ayo keruang operasi" Keenan mendorong kursi roda yang diduduki Anala.

Sean berbohong lagi, ia tidak pergi untuk menemui dokter tapi pergi ke belakang rumah sakit dan duduk disana seorang diri.

"Maaf nal aku bohong lagi, aku harus lakuin ini karna kalau aku masih ada dideket kamu yang ada aku bakal semakin ga mau ninggalin kamu, maaf.." lirih Sean dengan senyum getir.

"Besok hari terakhir, aku udah taruh surat terakhir aku di tas kamu.. maaf ya nal aku gabisa bilang secara langsung, aku memang pengecut"

Sean menunduk, kenapa tuhan sangat tidak adil? kenapa tuhan memberikan penyakit seperti ini padanya? Sean tentu ingin sehat seperti orang orang lain agar bisa menjaga Anala tapi tuhan berkata lain, tuhan lebih menyayangi Sean oleh karna itu tuhan mengambilnya.

Sekitar 5 jam telah berlalu tapi operasi masih berjalan, Keenan menunggu didepan ruang operasi bersama Anaya, Shaka, dan Tania. Mereka semua berdoa agar operasi tersebut lancar hingga beberapa menit kemudian lampu pada ruang operasi mati menandakan operasi sudah selesai, pintu terbuka bersamaan dengan dokter yang keluar.

"Dokter, bagaimana keadaan anak saya??" Tanya Tania khawatir.

"Syukur operasinya berjalan lancar dan sekarang pasien tengah tertidur karena obat bius tapi sebentar lagi pasti akan siuman" Dokter tersebut tersenyum, Keenan serta yang lain langsung tersenyum lega.

"Bisa kami masuk?" Tanya Tania.

"Hanya 1 orang yang bisa masuk, karna takut mengganggu pasien" jelas sang dokter.

"Kalau begitu.. Keenan, kamu masuk ya? temani Anala didalam" Tania menatap Nathan dengan lembut di barengi dengan senyum.

"Keenan?" Keenan menunjuk dirinya sendiri terkejut.

"Udah buru, gue tau lo pasti mau bgt liat keadaan Nala" sahut Shaka terkekeh, Keenan menyungging senyum.

"Udah sana, hush hush" timpal Anaya sembari menggerakkan kedua tangan nya seolah olah mengusir Keenan.

Keenan kemudian masuk, kemudian duduk ditepi ranjang Anala, ia juga kemudian meraih tangan Anala dan menggenggamnya dengan erat seakan akan tidak mau kehilangan Anala lagi.

Red Flag Boy's - Jenrina x Jaeminjeong [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang