32. Bali ( part 3 )

852 97 2
                                    

pagi hari tiba, tetapi ke delapan remaja itu belum bangun sama sekali ntah karena kemarin malam mereka tidur hampir jam 2 malam karena terlalu asik mengobrol bersama ditaman.

"hoam.." Anaya menguap sembari duduk diatas kasur setelah tidur sambil melihat sekeliling.

"ngantuk bgt.." sambungnya sambil turun dari kasur, "mendingan bikin sarapan dulu deh, Retha jangan dibangunin dulu kesian kayanya cape bgt" Anaya tersenyum sambil menoleh kearah Aretha yang tengah tertidur pulas.

"Bikin apa ya ?.." ucap Anaya sambil mengikat rambutnya sambil berjalan kearah dapur dan setelah itu segera membuka kulkas.

"Ah gue tau harus bikin apa" Anaya segera mengeluarkan bahan bahan dari kulkas lalu segera memanaskan kompor.

Para laki laki pun kini masih tertidur dengan posisi yang tak beraturan dengan kepala Galen yang berada di kaki Keenan serta tangan Marvin yang tak sengaja memukul wajah Shaka dan hal itu membuat laki laki tersebut terbangun dari tidurnya.

"..Marvin sialan tangannya gabisa diem" gerutu Shaka kesal lalu matanya melirik kearah jam diatas laci yang menunjukkan pukul 10 pagi dan sudah hampir siang.

"Ya ampun udah mau siang.. ini kayanya belum pada bangun deh" ucap nya sambil mengusak wajah nya sendiri lalu tak sengaja mendengar suara dari dapur yang memang hampir dekat dengan kamarnya lalu memutuskan untuk mengecek.

Shaka cukup terkejut saat berjalan kedapur ia mendapati Anaya yang tengah memasak membelakanginya sambil menggunakan apron berwarna biru yang membalut tubuhnya, sungguh pemandangan yang indah di pagi hari untuk Shaka setelah itu ia berjalan mendekati gadis itu perlahan agar tak ketahuan lalu dengan perlahan memeluk tubuh gadis itu hingga terkejut.

"Shaka ?.. ya ampun kamu ngagetin aja deh" ucap Anaya sambil melirik kesamping dimana Shaka sedang menaruh dagunya pada pundak gadis itu.

"You are so pretty when you cook.." Shaka mencium pundak Anaya sedangkan gadis itu hanya terkekeh mendengar hal itu.

"Minggir dulu ih, susah ini aku masak nya" Anaya mendorong tubuh Shaka pelan tetapi tetap saja kekuatan laki laki itu lebih darinya.

"Aku masih mau peluk, sayang.. mau charger dulu" Shaka memejamkan matanya sedangkan Anaya hanya terkekeh.

"Tapi aku ini susah masak nya" Anaya menghela nafas sambil tersenyum.

"Kamu udah cocok bgt jadi istri aku nay, gini kali ya gambaran kalo aku nikah sama kamu" ucap Shaka yang mengabaikan ucapan Anaya membuat gadis itu berdehem malu.

"pagi.. lho ?!! apaan nih pagi pagi dilarang bucin !" Anala yang baru bangun dan ingin mengambil minum terkejut melihat pemandangan dimana Shaka memeluk kakaknya dari belakang lalu memisahkan mereka berdua, "minggir minggir" sambungnya setelah memisahkan keduanya.

"Bokem" ucap Shaka menatap kesal Anala yang tengah meminum air.

"Bokem itu apa ?" Tanya Anaya bingung mendengar ucapan Shaka.

"Bocil kematian" jawab Shaka santai sampai tak sadar Anala yang sudah bersiap memukulnya.

"Heh pacar gue bukan bocil kematian, cewe lo noh mbak mbak kematian" ucap Keenan yang tiba tiba muncul dibalik pintu dapur membuat ketiganya kaget.

"si anjing ngagetin ! enak aja cantik begini dibilang mbak mbak kematian" ucap Shaka tak terima.

"Shaka.. bahasanya" tegur Anaya sedangkan yang ditegur hanya menoleh lalu nyengir.

"ribut ribut ribut" bukannya memisahkan justru Anala malah menjadi kompor.

"Nala.. shut" ucap Anaya menaruh jari telunjuk pada bibirnya sendiri.

Red Flag Boy's - Jenrina x Jaeminjeong [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang