Ada banyak pasang mata tertuju pada seorang gadis yang bersekolah menggunakan sandal jepit. Mereka menatap iba ke arah kaki sang nona. Ingin sekali mereka membantu nona muda Evander berjalan, tetapi rasa takut lebih mendominasi. Mengingat Eisha menjadi incaran most wanted di sekolah ini.
"WOY!! NARENDRA!!" teriaknya saat melihat siluet tubuh seorang pemuda dari arah parkiran sekolah.
Si empu nama menoleh ke sumber suara. Ia terbelalak melihat Eisha yang menjinjing tinggi rok abu-abu hingga betis. Rambut yang tidak diikat beterbangan tertiup angin. Lengan kemeja yang dilipat hingga siku. Sungguh penampilan yang sangat urak-urakkan.
"Mengapa kau sekolah, Ca? Kakimu itu masih terluka," omel Narendra menahan kekesalan.
Eisha menggembungkan pipinya, lalu memutar bola matanya malas. "aku bosan. Berhari-hari aku dikurung di dalam kamar. Mas Nuel melarangku beraktivitas Narend! Bisa-bisa aku mati kebosanan. Ini saja aku kabur sejak subuh."
"APA!! KAU KABUR, CA?!!" pekik Narendra terkejut bukan main.
Pemuda itu mengusap wajahnya kasar. Ia berkacak pinggang membelakangi Eisha yang mengedikkan bahu tak acuh. Kemudian memutar tubuh dan menatap nona muda Evander yang menundukkan kepala. Berpura-pura merasa bersalah atas tindakan nekatnya.
"Ponsel. Apa kau membawa ponsel?" tanya Narendra dibalas gelengan kepala oleh Eisha. "astagfirullah! Kau benar-benar, Eca!"
"Sudahlah. Berhenti mengomel. Bantu aku ke kelas. Aku sudah tak kuat berjalan lagi," cetus Eisha mengerucutkan bibir. Menyesal karena tidak menggunakan ojek untuk tiba di sekolah. Demi menghemat uang. Untungnya, jarak antara rumah dan sekolah tak terlalu jauh jika melewati gang-gang perkampungan.
Narendra menghela napas panjang. Kesabaran yang dimilikinya seluas samudra jika berhadapan dengan Eisha. Tanpa memedulikan teguran yang didapat, Narendra berjongkok di depan sang nona muda Evander. Sudut bibir Eisha tertarik. Gadis itu segera melingkarkan kedua tangan di leher Narendra. Sepanjang perjalanan menuju kelas, senyumnya tak meluntur. Membuat banyak pasang mata terpesona.
"Narend, nanti istirahat jemput aku, ya! Hari ini aku akan mentraktirmu sekalian bayar hutang. Ajak Nando juga. Aku belum sempat meminta maaf," cecocos Eisha berubah murung saat mengingat kecelakaan hari itu.
"Ca," panggil Narendra dapat merasakan perubahan suasana hatinya. "Maafkan aku yang gagal menjagamu. Seharu-"
"Sudah, Narend! Itu bukan salahmu. Kau juga memiliki kehidupan sendiri. Jangan terlalu mengurusku. Aku akan baik-baik saja," sela Eisha yang tak mau membebani pemuda yang pernah berjanji pada sang kakak untuk menjaganya.
Narendra mendengkus. Ia menurunkan nona muda Evander saat tiba di bangku gadis itu, kemudian membantunya duduk. Menghiraukan tatapan tajam yang sejak tadi menyergapnya. Naufal meraih ponsel di bawah meja. Jemarinya mengetik kalimat singkat mengenai keberadaan Eisha. Bagaimanapun juga, ia memiliki tanggung jawab dalam memantau gadis tersebut saat di sekolah.
"Sini, aku rapihkan," ujar Narend sembari menurunkan lengan kemeja yang dilipat, lalu mengambil kerudung dari dalam tas ranselnya. Ia sudah terbiasa melakukan hal tersebut sejak sekolah dasar. Eisha sangat tidak betah memakai penutup kepala. Setiap istirahat, gadis itu akan melepas kerudung dan memakainya kembali ketika jam pelajaran dimulai.
Tempat mereka menimba ilmu memang membebaskan siswinya memakai kerudung atau tidak. Akan tetapi, Emmanuel selalu menanamkan nilai-nilai agama pada sang adik. Eisha yang pada dasarnya sangat suka membangkang, tak pernah mendengarkan.
"Ca, rambutnya dikepang atau dikucir?" tawar Narendra melirik gadis yang bergeming di tempat. Ia terkekeh melihat gerak-gerik Eisha yang menahan lapar. Satu tangan gadis itu memegang perut dan memasang raut wajah memelas. Berharap ada seseorang yang memberinya makanan. "kau lapar? Aku kepang saja, ya!"
KAMU SEDANG MEMBACA
EISHAYANG
Teen FictionKasih sayang dan cinta tak lagi melimpah ruah. Eisha tidak lebih dari seorang anak bungsu yang tak seberuntung bungsu lainnya. Hanya ada sosok kakak laki-laki kelima yang selalu berada di sisi Eisha. Lelaki yang tiba-tiba muncul di sekolah SMA Pelit...