Seorang pria berjalan santai menuju ruang pribadi sang tuan. Di pertengahan jalan, ia dicegat oleh Nicki yang langsung menyeretnya ke salah satu kamar tamu. Seusai mengunci pintu, Nicki menghampiri saudaranya yang tampak menghela napas panjang.
"Nicko, bagaimana bisa nona Eisha tiba di sini? Bukankah, tuan sudah menyuruhmu untuk membawa nona Eisha ke mansion pinggir kota?!" ucap Nicki menggebu-gebu.
"Kau seperti tidak tahu nona Eisha saja. Dia berpura-pura ingin istirahat, padahal dia mengajak salah satu supir pergi ke restoran saat aku ketiduran. Sampainya di sana, dia menyuruh Nigel membeli makanan yang diinginkan. Setelah Nigel pergi, dia diam-diam kabur. Para pekerja baru itu mau saja dibohongi si rubah licik," jelas Nicko merasa tak habis pikir pada mereka yang dengan mudahnya percaya dengan nona muda Evander. Meski sebelumnya sudah diwanti-wanti untuk tidak menuruti keinginan gadis tersebut tanpa ada persetujuan darinya atau sang tuan.
Nicki berdecak pelan. Ia sangat hapal tabiat gadis keras kepala yang setiap kali memiliki keinginan, maka harus diwujudkan. "Nona menangkap basah tuan yang baru saja bermain dengan para tawanannya. Trauma nona kambuh setelah melihat pakaian tuan penuh noda darah dan nona Eisha pingsan."
"APA!!" pekik Nicko terkejut.
"Tenanglah. Nona sudah diperiksa oleh dokter. Kau harus menemui tuan lebih dulu," sela Nicki mencoba menenangkan saudaranya yang terlihat begitu mengkhawatirkan nona muda mereka. "Cepat temui tuan. Aku berdoa agar kau selamat."
Banyak para pekerja yang merasa iba pada Nicko. Pria yang selalu menanggung perbuatan nona muda Evander. Jika Eisha lepas dari pantauan, maka Ersyand tak segan menghukumnya. Dan kecerobohan Eisha kali ini, benar-benar membuat nyawa Nicko berada di ujung tanduk.
"Tuan," ucapnya berdiri di depan pintu. Tak berani masuk sebelum mendapat titah sang tuan.
"Masuklah," sahut Ersyand membuat Nicko menelan ludah susah payah.
Aroma alkohol menyeruak masuk ke dalam indra penciuman pria yang perlahan melangkah masuk ke dalam ruangan bernuansa gelap ini. Ruangan yang tak bisa dimasuki oleh sembarang orang. Termasuk Eisha.
"Kau tahu kesalahanmu, Nick?"
Nicko mengangguk kaku. Ia tak berani mengangkat wajahnya yang tertunduk. Tak berani menatap pria paruh baya yang memegang kendali terbesar di mansion ini. Di dalam hati, Nicko terus menyebut nama sang nona. Berharap nona muda Evander menyelamatkannya dari iblis haus belaian itu.
"Kau membuat jerih payahku sia-sia. Selama bertahun-tahun aku berhasil membuat Eca bergantung padaku dan karena kelalaianmu, trauma Eca kambuh karena melihat pakaianku berlumuran darah. Dia pasti tidak mau berdekatan denganku untuk sementara waktu ini!" tutur Ersyand yang tiba-tiba melempar sebilah pisau ke arah Nicko yang refleks menghindar.
"Jika bisa jangan sementara, selamanya saja!" cibir Nicko dalam hati.
"Kau harus menerima hukumanmu, Nick! Sekarang ikut aku!" tukas Ersyand seraya bangkit dari duduknya. Pria paruh baya itu hendak melangkah menuju pintu rahasia yang terhubung dengan ruang bawah tanah.
Namun, langkah keduanya terhenti saat seseorang mengetuk pintu. Nicko yang mendapat isyarat dari sang tuan segera membuka pintu tersebut. Ia mengangkat sebelah alis ke arah Nicki yang berdiri di hadapannya.
"Tuan, nona Eisha sudah sadar dan mencari keberadaan para nyonya dan tuan muda," ungkap Nicki membuat saudaranya tersenyum lebar.
Nicko beringsut mundur—memberikan jalan kepada tuannya yang melangkah tergesa-gesa. Sepasang saudara itu akhirnya dapat bernapas lega. Setidaknya kabar kesadaran sang nona telah menyelamatkan Nicko dari hukuman yang tak manusiawi itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
EISHAYANG
Teen FictionKasih sayang dan cinta tak lagi melimpah ruah. Eisha tidak lebih dari seorang anak bungsu yang tak seberuntung bungsu lainnya. Hanya ada sosok kakak laki-laki kelima yang selalu berada di sisi Eisha. Lelaki yang tiba-tiba muncul di sekolah SMA Pelit...