Hujan turun mengguyur kota. Aera mendongak keatas menatap langit yang terlihat gelap. Saat ini ia sedang berada di halte depan sekolah, menunggu papanya menjemput. Ia berencana menginap di rumah papanya, jadi ia meminta papanya yang menjemputnya.
Di halte itu ia tidak sendirian, ada beberapa siswa yang juga sedang menunggu jemputan.
Meow ...
Suara kucing mengalihkan perhatian Aera. Ia tersenyum lebar melihat kucing yang terlihat sangat bersih yang entah berasal dari mana. Bulunya sedikit basah kecipratan air hujan.
Aera menggendong kucing itu. "Tadi kamu ngumpet di mana, Cing? kok baru nongol." Tangannya mengusap-usap bulu lebat kucing.
Meow ...
Kucing mencari posisi yang nyaman, ia mendusel-dusel wajahnya dihijab Aera.
"Utututut ... mau manja-manja ya?"
"Gue juga mau dimanja, Ra," ucap seorang pria berdiri di samping Aera.
"Manja sama emak kamu sana," balas Aera. Mereka yang ada di sana terkekeh mendengarnya.
Meow ... Meow ...
"Kenapa, Cing? Mau apa heem? Mau roti? Ikan? Atau mau gorengan?"
Meow ...
Ditawari gorengan, si kucing menatap tajam Aera.
"Ada-ada aja lo, Ra. Masa kucing ditawarin gorengan sih," ucap gadis berambut panjang sambil terkekeh geli.
"Hehe ... Siapa tau dia mau."
"Lo suka kucing ya, Ra?"
Aera mengangguk. "Suka banget, di rumah punya dua kucing. Satu kucingku satu punya adik. Sudah dari kecil suka pelihara kucing."
"Keliatan sih, tuh kucing keknya enak banget dipelukkan lo."
"Bawa pulang aja, Ra ..."
"Gak ah, sepertinya kucing ini ada yang punya. Liat deh bulunya bersih banget," ucap Aera. "Rumah kamu dimana, Cing? Kok kamu kabur dari rumah sih? Gak enak ya tinggal di rumah aja?" tanyanya menatap kucing yang berkedip lucu menatapnya.
Meow ... Meow ... Meow
"Oh gitu." Aera mengangguk-anggukkan kepalanya seakan paham ucapan kucing.
"Lo ngerti bahasa kucing, Ra?!" tanya gadis duduk di sampingnya.
Aera menggelengkan kepalanya lalu menyengir. "Enggak."
"Dasar." Gadis itu menggeleng-gelengkan kepalanya.
Mobil merah berhenti di depan mereka. Aera tersenyum lebar melihatnya. Ia bangkit dari duduknya lalu berjongkok meletakkan kucing di bawah.
"Cing, sayang sekali kita harus berpisah. Pertemuan kita memang singkat, semoga kamu gak melupakan aku ya, Cing." Mereka tercengang mendengar ucapan Aera. "Kalau nanti kita gak sengaja ketemu jangan malu menyapaku. Panggil aja aku, aku tidak akan melupakan kamu," lanjutnya.
"Aera, masuk!" ucap Amelia menyembulkan kepalanya di jendela mobil. Ia sedikit malu melihat tingkah keponakan yang merangkap sebagai anak tirinya, makanya ia harus menghentikan kekonyolan gadis itu.
"Aku pergi dulu ya, Cing. Kini sudah waktunya kita berpisah ku ha-"
"Aera, cepat masuk! Ya ampun ..."
Aera mendengus kesal menatap mamanya. "Iya-iya." Ia bangkit dari posisinya. "Aku duluan ya teman-teman!"
"Iya, Ra."
KAMU SEDANG MEMBACA
I'm Not Crocodile Girl
Jugendliteratur📌Spin-off Airin Single Mom Aera Elysa Amerta namanya, sosok gadis yang ceria, hiperaktif dan ... suka berkata manis kepada pria-pria tampan. Ada banyak sekali korban Aera, tidak sedikit pula yang baper dan ingin menjadikannya sebagai kekasih mereka...