Aera sedang menikmati sarapan paginya dengan santai, padahal jam sudah menunjukkan pukul delapan lewat, hari ini ia sedikit telat ke pabrik. Hanya ia yang belum sarapan.
Gavin sudah pulang ke Banjarmasin setelah mengabiskan waktu lima hari di Surabaya.
"Sayang ... Ayo."
"Loh Ayah, aku kira Ayah sudah berangkat ke kampus," ucap Aera.
"Ayah gak ke kampus. Ayah mau jalan-jalan sama bunda kamu," sahut Arkan pamer. "Ayo jalan-jalan." Ia memeluk istrinya yang tengah sibuk mencuci piring.
"Aku mau keluar sama Nadine," jawab Airin.
"Eh, kok gitu? Kan mas sudah bilang malam tadi, mas pengen ngajak kamu jalan-jalan."
"Aku gak jadi jalan sama kamu."
"Gak bisa gitu! Kamu harus mau!" paksa Arkan.
"Ternyata aku sudah janji sama Nadine."
"Batalin aja!"
"Gak bisa, Mas ku sayang ..." Airin mencium pipi suaminya itu.
"Lagi! Tapi disini." Arkan memanyunkan bibirnya.
"Malah ketagihan!"
Aera menggeleng-gelengkan kepalanya melihatnya. Meskipun sudah lama bersama, hubungan orang tuanya masih tetap sama. Kadang mereka tidak merasa canggung menunjukkan kemesraan di depannya.
"Bun ... Aku pergi dulu ya ..." Aera mengusap bibirnya dengan tisu.
Airin menoleh ke belakang, ia baru ingat ada putrinya di dapur. "Loh kok makannya gak dihabiskan?"
"Sudah kenyang. Aku gak kuat lama-lama di dapur liat kalian seperti dunia milik berdua."
Airin terkekeh mendengarnya. "Ada-ada aja."
"Aku pergi ya. Assalamualaikum ..."
"Wa'alaikumussalam."
Setelah berpamitan, Aera langsung pergi meninggalkan dapur.
Sebelum pergi Aera memanaskan mesin motornya terlebih dahulu.
"Aera ..." panggil Arga dari halaman rumahnya. Pria itu menghampirinya lewat pintu samping.
"Kenapa?"
"Nih undangan buat kamu." Arga menyodorkan undangan berwarna putih.
Jantung Aera berdegup kencang melihatnya, dengan tangan yang sedikit gemetaran ia mengambilnya. Tidak disangka, ternyata pria itu akan segera menikah. Ia tidak tahu, bahkan Rania pun tidak memberitahunya. Ini tiba-tiba, perasaan Aera campur aduk.
"Kata Maudy kamu harus datang!" ucap Arga.
"Selamat ya ... Semoga semuanya lancar." Aera memaksakan senyumnya.
Arga mengerutkan keningnya. "Selamat apaan?"
"Ya selamat ... Bentar lagi kamu nikah," ucap Aera.
Tiba-tiba Arga tertawa. Aera bingung melihatnya.
"Coba deh kamu baca undangannya! Jangan cuma dipegang."
"Rama Aditya dan Maudy Olivia?" Aera terdiam sejenak, beberapa detik kemudian matanya melotot kaget. "Kok bukan nama kamu?!" tanyanya.
"Lah, kenapa namaku?"
"Kamu sama Maudy dah tunangan."
Arga terkekeh geli melihat ekspresi kaget Aera. "Hubungan kami sudah berakhir 2 tahun lalu."
Ucapan Arga berhasil membuat Aera kaget mendengarnya.
"Kenapa?!" Ia tidak bisa menyembunyikan keterkejutannya. Ia tidak menyangka, ternyata hubungan Arga dan Maudy sudah berakhir.
KAMU SEDANG MEMBACA
I'm Not Crocodile Girl
Teen Fiction📌Spin-off Airin Single Mom Aera Elysa Amerta namanya, sosok gadis yang ceria, hiperaktif dan ... suka berkata manis kepada pria-pria tampan. Ada banyak sekali korban Aera, tidak sedikit pula yang baper dan ingin menjadikannya sebagai kekasih mereka...