Kalau ada typo kasih tau ya ...
.
.
.Suara tangisan memecahkan keheningan di kamar Aera. Bukan Aera yang menangis, tapi Karina. Sudah sepuluh menit gadis itu menangis sambil memeluk Aera yang tengah bersandar di headboard. Dengan sabarnya Aera menunggu sahabatnya itu berhenti menangis sambil mengusap punggung Karina.
Karina berada di sana karena Nurul yang memintanya datang ke rumah sakit. Saat sampai di rumah sakit, ia sangat kaget melihat kondisi Aera. Ia sangat tidak menyangka, orang yang ia cari ternyata dirawat di rumah sakit dan dalam keadaan yang tidak baik-baik saja.
Nurul menyindirnya habis-habisan. Karena dimabuk asmara, sahabat dilupakan. Ucapan Nurul berhasil menyentil hati Karina dan menyadarkannya. Ia sadar ia salah, ia sadar bahwa ia mulai menjauh dari Aera.
"Maaf ... Maaf ..." Sudah kesekian kali Karina meminta maaf, Aera sudah bilang tidak apa-apa, namun gadis itu tidak bosan meminta maaf.
"Maafin gue, Ra ... Hiks ... Maaf."
Aera menghela napas jengah, lama-lama ia kesel mendengar Karina meminta maaf. "Besok jam berapa pulangnya, Nu?" tanyanya menatap Nurul.
"Bukan besok, besoknya lagi baru gue pulang," balas Nurul.
"Oh iya, aku kira besok."
"Nanti gue dijemput mama, sekalian mau jenguk lo katanya. Masa anak kesayangan sakit gak dijenguk."
Aera terkekeh mendengarnya. "Anak tiri gak boleh iri," ejeknya.
"Kok gue merasa seperti gak dianggap ya?" protes Karina melepaskan pelukannya sambil mengusap air matanya.
"Yee, gimana mau nganggap, lonya aja nangis. Disuruh berhenti gak mau," ucap Nurul memutar bola matanya. "Kenapa berhenti? Lanjutin nangisnya."
"Gue capek."
Aera tertawa mendengarnya. "Siapa suruh nangisnya lama. Minum dulu sana. Tuh suara kamu serak."
Karina mengambil Aqua gelas yang ada di atas meja lalu meminumnya. Setelah itu ia kembali mendekati Aera. "Geser," ucapnya.
Dengan pelan Aera bergeser sedikit, Karina langsung ikut berbaring di ranjang samping Aera.
"Ngapain ikut rebahan disitu?" tanya Nurul.
"Terserah gue lah, gue pengen dekat-dekat Aera."
"Kemarin-kemarin Aera dilupain."
"Gue gak ngelupain ya! Gue memang jarang aja bareng Aera."
"Heleh ... tai lo. Kalau gue diposisi Aera gue gak mau lagi temenan sama lo. Punya pacar, sahabat dilupain. Sahabat macam apa itu?"
"Sudah ... Sudah ..." ucap Aera. "Jangan dimasukin ke ginjal kata-kata Nunu tadi. Aku gak masalah, aku gapapa. Arina sibuk sama pacar aku gapapa, sekarang Arina sudah punya pacar, sering sama pacar itu wajar kok. Kalau punya pacar terus dianggurin, dicuekin itu kurang wajar," lanjutnya.
"Aera jangan ngomong gitu ..." rengek Karina. "Sumpah, gue gak ada niat lupain lo, apalagi mengabaikan lo. Gue juga gak tau kenapa gue bisa kek gini. Iya gue sadar gue sering bareng Yudha, malam juga gitu, kami sering ketemuan. Sama mantan-mantan gue dulu, gue gak gini."
"Karena sekarang lo sudah terkena virus bucin. Ngapain malam-malam sering ketemuan?! Gak puas apa siang sudah ketemu di sekolah?" ucap Nurul memicingkan mata. "Jangan nyicil duluan! Awas kalau tiba-tiba gue denger kabar lo hamidun, Nauzubillah. Pacaran jangan terlalu bebas, kalau lo jebol duluan lo yang rugi! Syukur-syukur kalau lo menikah sama dia, kalau gak? Ck ... CK ... Sudah sampai tahap mana kalian? Buka-bukaan? Pegang-pegang raba-raba gak? Cipokan?"
KAMU SEDANG MEMBACA
I'm Not Crocodile Girl
Novela Juvenil📌Spin-off Airin Single Mom Aera Elysa Amerta namanya, sosok gadis yang ceria, hiperaktif dan ... suka berkata manis kepada pria-pria tampan. Ada banyak sekali korban Aera, tidak sedikit pula yang baper dan ingin menjadikannya sebagai kekasih mereka...