Keesokan harinya, Aera sudah siap dengan pakaian yang bundanya pilihkan untuknya. Hari ini bundanya akan memperkenalkan pada semua karyawan yang ada di pabrik sebagai CEO sementara sekaligus asisten Tiara, sahabat bundanya yang selama ini bertanggung jawab atas pabrik.
Aera cukup gugup, meskipun ia cukup mengenal karyawan-karyawan bundanya, karena sejak kecil ia sudah sering ikut ke pabrik, tetap saja ia merasa gugup. Kali ini ia berkunjung ke pabrik bukan sebagai anak pemilik pabrik, tapi sebagai atasan yang akan ikut bekerja di pabrik. ia tidak menyangka, bundanya memberikan amanah dan tanggung jawab yang besar untuknya ikut mengurus pabrik. Ia akan berusaha melakukan yang terbaik dan tidak mengecewakan bundanya.
Aera menatap dirinya di pantulan cermin. Ia memakai celana hitam tapi lebar sehingga tidak menampakkan lekuk tubuhnya. Baju yang bundanya pilihkan adalah kemeja abu-abu yang dilapisi blazer hitam dan hijabnya juga hitam.
"Dah cantik kok. Lama-lama ngaca ntar cerminya pecah gara-gara kecantikan lo," ucap Karina.
"Gue baru sadar lo tambah tinggi, Ra. Lo pakai itu cocok banget, cantik!" sahut Nurul.
Aera terkekeh mendengar pujian sahabatnya, ia berbalik menatap mereka yang duduk di kasurnya. "Aku gak aneh kan pakai blazer?"
Karina menggeleng. "Gak! Lo cocok banget! Gue akuin lo cantik." Karina mengacungkan jempolnya.
"Gue iri dan gue bilang. Lo cantik banget!" Nurul berdecak pelan.
"Nak ... Sudah siap?" tanya Airin membuka pintu kamar.
"Sudah, Bun!"
Airin tersenyum menatap penampilan baru putrinya. "Cantik banget! Anak siapa sih?"
"Anaknya bunda Airin!" balas Aera lalu terkekeh.
"Ahaha ... Kamu persis seperti bunda waktu muda dulu, mirip."
"Setuju, Bun! Aera mirip banget sama Bunda," sahut Karina.
"Kok bisa mirip ya?" tanya Nurul.
Karina memukul kepala Nurul dengan bantal. "Aera kan anaknya Bunda!"
"Sakit bangs-"
"Nunu ..." tegur Aera memotong ucapan Nurul.
"Nih si Arina, main mukul aja. Sakit ..." Nurul menatap Aera.
"Gitu aja sakit."
Nurul mengambil bantal guling lalu memukul Karina, membalasnya.
"Kok lo mukul gue sih?!" Karina menatap tajam Nurul.
"Lo yang duluan."
"Gue nyadarin lo dari kegoblokan!"
Airin dan Aera menghela napas melihat kedua gadis itu bertengkar
"Berangkat sekarang, Bun?"
Airin mengangguk. "Iya, ayo."
"Yuk!" Aera mengambil tasnya lalu masukkan ponselnya kedalam tas.
"Itu dibiarin aja?" tunjuk Airin ke arah Nurul dan Karina yang sedang perang bantal.
"Biarin aja, ntar kalau capek mereka berhenti kok." Aera menggandeng tangan bundanya melangkah keluar kamar meninggalkan kedua gadis yang sedang bertengkar. Mereka memang tidak berniat ikut ke pabrik.
"Maa syaa Allah cantiknya anak ayah," puji Arkan.
"Makasih Ayah!" Aera tersenyum lebar.
"Liat kamu persis liat Airin versi muda dulu," ucap Ainah.
"Mirip ya, Ni?" tanya Aera menatap neneknya.
Ainah mengangguk. "Mirip lah, mirip banget!" ucapnya. "Dah mau pergi nih?"
![](https://img.wattpad.com/cover/352470515-288-k971603.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
I'm Not Crocodile Girl
Novela Juvenil📌Spin-off Airin Single Mom Aera Elysa Amerta namanya, sosok gadis yang ceria, hiperaktif dan ... suka berkata manis kepada pria-pria tampan. Ada banyak sekali korban Aera, tidak sedikit pula yang baper dan ingin menjadikannya sebagai kekasih mereka...