Berkemah: 61

572 71 29
                                    

Suara burung dan jangkrik beradu memecahkan keheningan malam. Aera terdiam menatap api unggun yang menyala menghangatkan tubuhnya.

Arga datang dan duduk di sampingnya, ia menyodorkan kopi hangat untuk istrinya.

"Makasih, Sayang ..." ucap Aera mengambil kopi itu.

Arga tersenyum lebar mendengar kata sayang yang sangat manis dari istirnya. "Iya, Sayang ..." balasnya lembut.

Pipi Aera memerah malu, ia belum terbiasa dengan panggilan itu.

Saat ini, kedua pengantin baru itu sedang berada camp ground, mereka akan menginap di kemah malam ini. Sudah dari sore tadi mereka datang dan sekarang hari sudah malam.

Suasana nampak sunyi, tapi mereka tidak hanya berdua, ada beberapa orang yang juga menginap.

Aera menyesap kopinya, ia menoleh menatap suaminya yang dari tadi terus memandangnya. "Ngapain liatin aku gitu ih. Malu ..." Aera memalingkan wajahnya.

Arga terkekeh geli. "Kamu cantik ..."

"Aku kan memang cantik, kalau nggak cantik, gak mungkin aku bisa dapet suami secakep kamu."

"Ahaha .... Aku ganteng ya?" tanya Arga.

"Mau cermin? Gak sadar atau pura-pura gak tau? Kamu tuh ganteng ..." Tanpa sadar tangan Aera sudah berada di rambut Arga, merapikan rambut pria itu. "Eh?" Aera tersadar, ia menyentak tangannya. 

"Kok berhenti?"

"Gapapa ..." Aera meminum kopinya lagi. "Dingin ya, Mas ..."

"Hemm ... Keknya mau hujan deh, Ay." Arga menatap langit malam.

"Iya ..." balas Aera lalu menyenderkan kepalanya di bahu Arga.

Mereka terdiam menikmati suasana sepi dan dinginnya malam.

"Tangan kamu ada lemnya ya? Kok rasanya aku nggak pernah bosan genggam tangan kamu?" ucap Arga.

"Lemnya berfungsi cuma sama kamu aja, Mas." Aera mengangkat tangannya yang digenggam Arga. "Mas jangan pernah berubah ya, biar power rangers aja yang berubah kamu jangan."

Arga terkekeh. "Iya, Sayang ... Enggak akan dan semoga saja gak." Ia mengusap lembut pipi Aera. "Ay ..."

"Hmmm ..."

"Penghuni tenda yang di ujung depan sana dari tadi aku perhatikan natap ke sini terus deh."

Aera langsung menoleh ke arah yang Arga maksud. Ia menyipitkan matanya mencoba mengenali siapa orang itu. Terdengar suara tawa yang nampak familiar, beberapa detik kemudian Aera membulatkan matanya kaget, ia tahu siapa itu.

"Si Arina sama si Nunu!" ucapnya.

"Hah? Mereka?" tanya Arga kaget.

Aera mengangguk. "Iya, Mas! Ya ampun ngapain ke sini juga." Aera berdecak pelan. Ia berdiri lalu melambaikan tangannya menyuruh dua gadis itu menghampirinya.

"Kita ketahuan, Nu!" ucap Karina.

"Ternyata dia bisa ngenalin kita, Rin hahaha ..." Nurul tertawa. "Ayo kesana!"

"Gagal deh ahaha ..."

Karina dan Nurul langsung menghampiri Arga dan Aera yang tidak jauh dari tenda mereka.

"Kalian ngapain kesini?!" Aera berkacak pinggang menatap mereka.

"Ya ganggu lo lah hahaha ..."

"Kok lo bisa tau sih?" tanya Nurul.

"Kalian ketawa nyaring banget! Kata Arga tuh penghuni di ujung natap ke sini terus, ternyata kalian berdua ck ..." Aera menggeleng-gelengkan kepalanya.

"Mas Arga, Ay ..." Arga mengoreksi ucapan Aera.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: 3 days ago ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

I'm Not Crocodile GirlTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang