Diajak Nikah: 33

925 110 22
                                    

Kalau ada typo kasih tau ya ...

.
.
.

Keringat membasahi wajah Aera, ia baru saja beres-beres rumah yang akan menjadi tempat tinggalnya. Tidak banyak barang-barang di rumah kontrakannya, barang-barang itu ia ambil dari villa, ada beberapa yang tidak terpakai. Ia tidak sendirian, ada beberapa asisten rumah tangga dan penjaga villa yang ikut membantunya beres-beres. Meskipun ada yang membantu, tetap saja ia merasa lelah karena ia juga ikut beres-beres. 

Satu Minggu lagi Aera akan tinggal di kontrakan, untuk sementara masih menetap di rumah neneknya.

Rumahnya tidak terlalu besar, hanya ada dua kamar dan kamar mandinya pun cuma satu, ada di dapur. Meskipun kecil, Aera cukup puas. Ia tidak membutuhkan tempat tinggal yang besar, apalagi ia tinggal sendirian. 

"Minum dulu, Non." Seorang wanita menyodorkan minuman.

"Makasih, Mbak ..." Aera mengambil minuman itu lalu duduk di lantai sambil menyenderkan tubuhnya di dinding. 

"Sudah selesai beres-beresnya? Maaf usu baru sempat ke sini, dari kafe."

"Sudah beres, Su. Tinggal nyapu terus ngepel lantai aja lagi," jawab Aera menatap sepupu bundanya. 

"Roy ambil nasi di mobil, mobil kuning ya. Ambil semua, buat kalian," ucap Erika.

"Siap, Bu!"

"Usu beliin nasi?"

"He'em, usu tau kalian belum makan, makanya sebelum pulang minta bungkuskan makanan dulu."

"Duh, baiknya Usu Erika! Sini Aera mau cium." Aera merentangkan tangannya.

"Ih, gak! Kamu keringetan. Gak usah cium-cium."

"Dih, dulu suka banget tuh minta cium Aera, maksa-maksa lagi!" cibir Aera.

"Itukan dulu waktu kamu lagi gemes-gemesnya," sahut Erika lalu terkekeh.

"Sekarang kan Aera masih gemas."

"Gemes apaan? Ngeselin iya!" Erika duduk di sofa. 

Aera tertawa mendengarnya. "Tapi Aera masih cantik."

"Kalau itu usu gak bisa bohong, anak kak Airin memang cantik. Saking cantiknya banyak yang suka! Ih, usu tau loh tentang kamu yang banyak disukai ustad."

Aera berdiri menghampiri tantenya. "Tau darimana? Siapa yang cerita?!" ucapnya duduk di samping Erika.

"Ahaha ... Kak Maira yang cerita."

"Ih, Usu sama Tante Mai ngomong Aera ya! Nah kan ketauan."

"Kak Mai cuma cerita aja kok. Banyak yang suka tapi belum ada yang berani nemuin Kakek."

"Aera tuh belum mau nikah, baru lulus. Nanti kalau umur sudah lebih dua puluh dua nah ... baru mikir nikah."

"Bagus, usu dukung. Fokus kuliah dulu, kalau sudah lulus baru mikir nikah." Erika menepuk-nepuk pundak keponakannya itu. "Bagi nasinya, Roy. Ini sudah waktu makan siang."

"Usu sudah makan?" tanya Aera beranjak dari sofa menuju dapur ingin mencuci tangannya.

"Sudah, sebelum pulang makan dulu. Lagi malas masak. Anak-anak juga usu beliin nasi aja."

Setelah mencuci tangan Aera duduk di lantai bersama mereka. 

"Aera makan dulu, isi tenaga."

"Ada minumannya gak nih?"

"Ada, tadi Aera sekalian beli cemilan sama minuman buat isi kulkas. Menu baru di kafe Usu?"

Erika mengangguk. "Iya dong, nyaman kah?"

I'm Not Crocodile GirlTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang