Bab: 30

1.1K 130 53
                                    

Kalau ada typo kasih tau ya ... Lumayan panjang nih, lagi malas revisi 😅😅😅
.
.
.

Aera menatap langit-langit kamarnya dengan tatapan kosong. Tanpa bisa dicegah, bulir airmata jatuh dari sudut matanya. Akhirnya tangisannya pecah setelah berusaha menahan untuk tidak menangis.

Pintu kamar tiba-tiba terbuka, Aera langsung mengubah posisinya menjadi miring lalu diam-diam menghapus air matanya dan mencoba menenangkan dirinya.

"Kamu gak ada niat pengen bunuh diri kan, Sayang?" tanya Airin dengan nada yang meledek.

"Enggak lah, Bun! Anaknya lagi galau malah diledek!" balas Aera menutupi wajahnya dengan bantal.

"Siapa tau ehehe ... bunda takut loh kamu berbuat yang enggak-enggak." Airin ikut berbaring di atas ranjang.

"Dada Aera sesak, Bun. Aera kaget banget dengernya. Aera gak nyangka hubungan mereka sudah tahap yang sedikit serius. Tau gini, Aera gak mau jatuh cinta, apalagi jatuh cinta dalam diam itu rasanya gak enak banget," ucap Aera lirih, tanpa segan ia mengungkapkan perasaannya pada sang bunda.

"Cinta itu gak pernah salah, Sayang. Kita juga tidak tahu cinta kita akan berlabuh pada siapa. Cinta kamu ke dia juga tidak salah." Airin mengusap lembut kepala Aera. "Patah hati boleh, bersedih boleh, tapi jangan berlarut larut. Ini bukan saatnya kamu mikirin tentang cinta hmm ... Bukan bunda melarang, tapi bagi bunda ini belum waktunya. Lagian kamu kan setelah ini kuliah, katanya mau fokus belajar. Nah, ya udah fokus belajar. Masalah jodoh gak usah dipikirin sekarang. Jika kamu masih berharap dia yang nantinya jadi suami kamu, cukup berdoa, minta sama Allah, berjuang lewat jalur langit tapi ... Jangan terlalu berharap juga. Sudah, cukup doakan, minta yang terbaik kalau dia memang takdirkan untuk kamu dia gak akan pergi kemana. Belum pasti dia dan Maudy berjodoh, eh bukannya bunda doain mereka yang gak baik ya. Orang-orang yang pacaran diluar sana belum tentu jodohnya pacarnya. Kita boleh berjuang untuk seseorang yang kita cintai, tapi jika dia memang tidak memiliki perasaan yang sama, jangan pernah memaksanya. Kamu juga harus ingat, jangan menyiksa diri kamu sendiri hanya karena seseorang. Kalau kamu benar-benar pengen menghilangkan perasaan kamu, bunda yakin, kamu pasti bisa melupakan dia. Kamu harus berusaha, pelan saja ... Ini soal waktu."

Aera hanya diam mendengarkan ucapan bundanya sambil menikmati usapan lembut di kepalanya.

"Jangan berlarut-larut dalam kesedihan, ya. Jangan sampai hidup kamu yang berharga kacau karena perasaan kamu. Ada takdir yang awalnya harus kita terima, ada sesuatu yang harus kita ikhlaskan meski rasanya berat. Namun dibalik itu semua, pasti ada hikmah dan kebahagiaan yang nantinya akan Aera rasakan, takdir Allah selalu yang terbaik. Dalam hidup ini, memang tidak selamanya bahagia bisa terus kita rangkul, kita rasakan, kita terima ... Namanya juga hidup, ada beberapa keadaan yang memaksa kita untuk bisa berdamai dengan takdir, menerima apa yang sudah Allah rencanakan. Dan ... Jika memang ditakdirkan untuk bersatu maka Allah pertemukan."

Aera tertegun mendengar setiap kata yang terucap dari mulut bundanya. "Iya, Bunda ... Terima kasih nasihatnya. Aera sayang ... Bunda!"

"Bunda juga sayang Aera. Anggap aja patah hati yang kamu rasakan ini proses pendewasaan hmm ... Sekarang anak bunda mulai fokus ke pendidikan dulu. Setelah lulus kuliah oke gapapa kalau Aera mau mikirin soal cinta, mau nikah juga gapapa."

Aera mengangguk-anggukkan kepalanya lalu mengusap pipinya.

"Aera!" Suara Nurul mengejutkan Aera dan Airin.

Aera melepaskan pelukannya dari sang bunda. "Dari mana?! Kok aku ditinggal!"

Nurul menyingir. "Beli batagor sama empek-empek. Tadi lo tidur sih, tidurnya pulas banget jadi gak tega banguninnya."

I'm Not Crocodile GirlTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang