Tanpa revisi, kalau ada typo kasih tau ya...
.
.
.Selesai sarapan, Aera, Aiden dan ketiga adiknya berpetualang memasuki hutan yang ada di belakang villa. Ada satu pria dewasa yang menjaga mereka, pria itu juga sebagai kameramen. Rencananya hanya Aera dan Alea yang akan menjelajah, tapi Aiden ingin ikut dan menjaga dua gadis itu, si kembar tidak ingin tinggal, mereka merengek ingin ikut kakak-kakaknya.
"Di belakang villa ini pepohonan masih aman, hutannya masih terjaga karena banyak sekali pohon karet warga, salah satu sumber penghasilan mereka," jelas Aera. "Adik-adik hati-hati, jalannya lumayan licin habis hujan."
"Iya, Kak!" jawab si kembar.
"Kak, pohon salaknya berbuah!" ucap Alea menatap pohon salak dengan mata yang berbinar.
"Ayo kita lihat!" Dengan semangat Aera menghampiri pohon salak yang berbuah lebat. "Buahnya sudah tua alias matang! Ini salak masih punya keluargaku, lebih tepatnya punya kakek Fatih. Jadi, gapapa kalau mau ngambil. Boleh diambil kan, Bang?"
Aiden mengangguk. "Ambil secukupnya saja, jangan banyak," ucapnya.
"Oke, Bang!"
"Zyan mau!"
"Rayan juga mau!" ucap Rayan.
"Kalian tunggu di situ biar kakak yang ambilkan. Om Nik, arahkan kameranya ke Aera."
Pria berbadan besar bernama Nik itu langsung menurut merekam Aera yang sedang memetik salak.
"Sebelum ngambil lagi aku mau cobain apakah rasanya enak atau enggak." Aera membuka kulit salak, setelah terbuka ia langsung memakannya.
"Gimana, Dek?" tanya Aiden menatap kembarannya itu.
Aera mengacungkan jempolnya. "Manis!" Mendengar ucapan sang kakak, Alea dengan gerak cepat memetik salak.
"Ambil buat bunda sama ayah juga, Bang!" ucap Zayan.
"Salaknya manis! enak banget, Tea ... Buka mulutnya, Dek ..." Aera menyodorkan salak kemulut Alea, lalu menyuapi adik kembarnya.
"Ayo kita lanjut," ucap Aiden.
"Let's go!" ucap si kembar dengan semangat.
Mereka berlima memakai sepatu boots agar aman dan masing-masing membawa ransel membawa barang-barang mereka seperti bahan-bahan makanan, kompor, wajan kecil dan panci kecil. Mereka akan memasak di gubuk pinggir sungai.
"Salaknya enak," ucap Zyan. "Kalau tau enak gini mending ambil yang banyak atau kita jual biar dapat duit." Aera tertawa mendengar ucapan adiknya itu.
"Ngapain jualan salak? Kita gak kekurangan uang, uang kita banyak," sahut Alea.
Aiden terkekeh. "Memangnya mau jual dimana?"
"Nanti Zyan bawa ke pesantren, terus jual sama kakak-kakak cantik, siapa tau ada yang mau beli. Satu salak cuma lima ratus perak, kalau dua seribu."
Aera mengacak-acak rambut adiknya itu. "Ada-ada aja kamu ini."
Tidak membutuhkan waktu lama mereka sampai di gubuk yang ada di pinggir sungai. Gubuk itu milik om mereka, tempat untuk berteduh saat menjaga durian gugur.
Aiden membuka gembok gubuk, mereka sempat meminta kunci dan izin ke gubuk. "Rayan, keluarkan alat pancing kita."
"Siap, Bang!" Rayan langsung melepaskan ranselnya lalu mengeluarkan pancingan, mereka akan memancing ikan untuk makan siang nanti.
Nanti Airin dan Arkan akan menyusul mereka membawa nasi dan sedikit lauk. Mereka makan siang bersama di gubuk.
"Om Nik ikut Abang sama adik-adik gih, jangan lupa videoin mereka," ucap Aera sibuk dengan kameranya yang baru ia ambil dari tasnya.
![](https://img.wattpad.com/cover/352470515-288-k971603.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
I'm Not Crocodile Girl
Ficção Adolescente📌Spin-off Airin Single Mom Aera Elysa Amerta namanya, sosok gadis yang ceria, hiperaktif dan ... suka berkata manis kepada pria-pria tampan. Ada banyak sekali korban Aera, tidak sedikit pula yang baper dan ingin menjadikannya sebagai kekasih mereka...