After Married: 59

659 91 34
                                    

Pagi-pagi sekali Aera sudah berkutat di dapur memasak untuk sarapan mereka. Ini terakhir kalinya ia di rumah orang tuanya, terakhir bukan berarti ia tidak akan pulang atau pergi selamanya. Sore nanti ia dan Arga sudah harus pindah ke rumah mereka dan tinggal di sana. 

Ini hari kelima mereka menjadi pasangan suami istri, sudah lima hari juga Aera menjadi istri Arga. Perlahan, ia sudah mulai terbiasa dengan status barunya, ia sudah terbiasa dengan tugas dan tanggung jawabnya sebagai seorang istri. Seperti sekarang, ia sibuk memasak untuk suami dan juga keluarganya. Setelah menjadi seorang istri, ia sering ke dapur.

"Duh wangi banget ... bikin apa?" tanya Arga memasuki dapur. 

Di dapur Aera hanya sendirian dan sekarang Arga datang menemaninya. Airin angkat tangan dan menyerahkan urusan dapur kepada putrinya, sekalian ingin membiasakan Aera memasak. 

"Aku bikin nasi goreng, Mas ..." jawab Aera. 

Arga memeluk Aera dari belakang lalu dagunya bertumpu di pundak istirnya.

Aera gugup, ia menggigit bibir bawahnya. Ah ... Ia pernah membayangkan adegan ini sebelumnya! Apalagi ia pernah membuat cerita dan kadang berkhayal tentang hal-hal yang romantis saat menulis. Ia tidak menyangka sekarang merasakan adegan yang pernah ia bayangkan sebelumnya. 

"Jangan peluk-peluk ih!" Si Aera pura-pura tidak suka, padahal ia sangat menyukainya. 

"Aku lagi ngisi tenaga, Ay ..."

"Ntar ada yang liat. Nanti kalau sudah tinggal di rumah kamu, bebas mau ngapain aja."

"Beneran?!" Mata Arga berbinar seketika mendengar ucapan istirnya itu. "Bebas ngapain aja?"

"Iya, kan gak ada yang liat, kita tinggal cuma berdua," jawab Aera lalu mengulum bibirnya.

"Aku pegang ucapan kamu." Arga menyeringai lalu ia mengecup sudut bibir Aera.

"Duh mataku!" ucap Alea di belakang. 

Aera dan Arga langsung menoleh menatap Alea yang menutupi matanya.

"Bunda! Ale mau nikah!" Gadis itu berbalik dan pergi. 

Aera terkekeh sambil menggelengkan kepalanya. "Gara-gara kamu, Mas. Malah si Ale yang liat." Ia mencubit lengan suaminya yang masih memeluknya.

Arga menyengir lalu mencium Aera lagi. Ia tidak canggung menciumnya karena sudah mulai terbiasa.

"Oh ini pelakunya yang bikin adek baper?" ucap Airin.

Arga melepaskan pelukannya. "Ale kurang beruntung, Bun hahaha ..." ucapnya.

Airin terkekeh mendengarnya. "Bikinkan Arga minuman dulu sana. Biar bunda yang lanjutin."

"Kamu mau minum apa, Mas?" tanya Aera melepaskan spatula.

"Kopi aja. Pakai susu ya ..." pinta Arga, ia duduk di kursi meja makan.

"Iya." Aera langsung membikinkan kopi untuk suaminya itu.

Arga mengambil cekodok pisang didepannya pengganjal perut.

"Kakak bikinkan aku susu ya!" ucap Rayan menatap kakaknya.

"Iya, Dek ..."

"Abang sama Kakak pulang hari ini?"

"Iya ... Tapi sore," jawab Arga.

"Aku mau ikut! Mau tinggal sama Abang aja!" ucap pria itu.

"Sudah bosan tinggal bareng bunda? Iya?" ucap Airin.

"Eh ... Enggak-enggak. Aku cuma bercanda kok." Rayan menyengir.

"Selamat pagi ..." ucap Rania tiba-tiba datang.

I'm Not Crocodile GirlTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang